11 Hal yang Harus Kamu Lakukan Agar Skripsi Cepat Selesai

Menjadi mahasiswa memang menyenangkan. Tapi, bukan berarti kamu boleh betah berlama -lama menjadi mahasiswa dengan menunda skripsi kamu ya. Begitu memasuki semester tujuh, kamu sudah harus mulai bersiap untuk menyusun skripsi kamu. Eits, tak hanya menyusun, kamu juga harus segera menyelesaikannya loh.

Tak ada yang perlu ditakutkan dari skripsi karena toh para pembimbing dan penguji skripsi juga manusia biasa. Memang memprihatinkan bila melihat banyak mahasiswa yang senang sekali berlama -lama kuliah karena alasan skripsi belum selesai. Ada yang butuh waktu sampai 5 tahun, 6 tahun, bahkan 9 tahun.

Wow! Entah karena terlalu menikmatinya, atau justru karena takut dan merasa tidak mampu. Untungnya, waktu untuk menyelesaikan studi Strata 1 kini semakin dibatasi. Kalau jaman dulu kuliah bisa diselesaikan dalam jangka waktu tak terbatas, kini kuliah harus segera diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari 6 tahun. Artinya, penyelesaian skripsi kamu juga harus lebih cepat.

Hmm, kata “skripsi” memang sering jadi momok tersendiri bagi para mahasiswa. Padahal, jika kamu sudah menyelesaikannya, kamu tentu setuju kalau skripsi itu sebenarnya tidak begitu menyeramkan. Kamu hanya perlu menikmati proses penyusunan skripsi ini agar kamu bisa menyelesaikannya dengan kesenangan dan kepuasan.

Jadi, jangan menjadikan skripsi sebagai beban karena justru akan menyulitkanmu berjalan. Jangan khawatir, ada tips menyelesaikan skripsi yang bisa kamu coba. Berikut ini adalah langkah -langkah yang harus kamu lakukan agar skripsi cepat selesai. Tapi sebelumnya, ingat untuk tidak menjadikan skripsi sebagai beban. Berikutnya, simak tips menyelesaikan skripsi ini ya.

1. Cari Ide atau Tema yang Benar -Benar Kamu Suka dan Kuasai

Agar skripsi cepat selesai, wajib bagi kamu untuk memilih tema atau ide skripsi yang tepat. Tema yang tepat adalah tema yang benar -benar kamu sukai dan juga kamu kuasai. Jika kamu menulis skripsi tentang tema yang kamu suka, maka tentunya akan lebih mudah bagi kamu untuk menguasainya. Tak hanya itu, kamu juga akan lebih mudah menikmati proses meneliti dan menulis skripsi tersebut.

Tapi, tentunya kamu juga harus menyesuaikan tema yang kamu sukai tersebut dengan jurusan kamu loh ya. Jangan sampai kamu mengajukan judul skripsi yang melenceng dari jurusan kamu. Sudah pasti dosen akan menolaknya.

Karenanya, kamu harus pintar -pintar mengaitkan tentang tema yang kamu suka dengan jurusan kuliah kamu. Salah seorang teman saya pun pernah melakukan hal ini. Awalnya, ia pun sempat bergonta -ganti judul dan setiap judulnya mudah sekali dipatahkan oleh dosennya.

Ia pun kesulitan mempertahankan, kenapa judul tersebut penting untuk diteliti di hadapan dosen pembimbing. Setelah lelah dengan berbagai judul yang memang tak begitu dikuasainya, ia pun memilih untuk mengganti tema skripsinya dengan sesuatu yang sangat ia gemari.

Kebetulan sekali ia adalah seorang penggemar berat Korea Selatan. Apapun tentang Korea, apakah itu K-Pop, drama, artis, objek wisatanya, ia sangat menyukainya. Ia pun punya ide untuk menjadikan Korea sebagai tema skripsinya.

Karena ia adalah mahasiswa jurusan Hubungan Internasional, maka ia harus membuat tema yang nyambung dengan jurusan tersebut. Sebuah skripsi dengan tema “Strategi Diplomasi Korea Selatan melalui K-Pop.” pun dibuat. Hasilnya, skripsinya lancar dan ia bisa menikmati setiap proses pengerjaannya sampai akhir.

2. Pastikan Ada Banyak Data Tersedia untuk Menyelesaikan Skripsimu

Dalam penyusunan skripsi, data adalah hal mutlak untuk disajikan. Penelitianmu tidak akan valid dan terlihat meyakinkan bila data yang kamu sajikan begitu minim dan tidak kuat. Untuk itu, kamu juga harus memastikan bahwa tersedia cukup banyak data yang bisa kamu gunakan untuk menyelesaikan skripsimu.

Ada banyak tempat di mana kamu bisa mendapatkan data. Bisa menggunakan buku, jurnal, penelitian, surat kabar, majalah, e-book, website, bahkan juga melalui wawancara langsung. Dari mana pun asalnya, kamu perlu memastikan bahwa data yang kamu butuhkan tersedia dan juga valid.

Proses pengumupulan data juga akan lebih menguntungkan bila tema yang kamu pilih memang merupakan tema yang kamu sukai. Tentunya kamu akan lebih mudah mendapatkan akses dan informasi mengenai hal -hal yang kamu butuhkan untuk penelitian.

Pencarian data ini harus sudah kamu mulai ketika kamu menentukan judul dan menyusun proposal skripsi. Jangan menunggu proposal skripsimu disetujui dan kamu baru mulai mencari data ketika sudah mulai menyusun bab isi pada skripsi.

Jika dosen terlanjur menyutujui proposalmu, dan kamu pun sudah mulai menulis skripsi, namun ternyata data yang tersedia minim, kamu akan kesulitan. Data yang minim bisa sangat menghambat proses penyusunan skripsimu. Jadi, ketika kamu mendapati bahwa data mengenai tema yang kamu ambil minim, lebih baik kamu segera beralih ke tema yang menyediakan lebih banyak data.

3. Pelajari Semua Syarat Skripsi

Syarat skripsi seringkali diabaikan oleh para mahasiswa. Banyak yang memilih untuk memikirkan syarat -syarat skripsi belakangan. Padahal, syarat skripsi juga perlu disiapkan di awal. Jadi, ketika skripsimu sudah siap, segala syarat yang dibutuhkan pun juga sudah siap.

Syarat -syarat tersebut misalnya, berapa kali minimal jumlah konsultasi dengan dosen, loog book, ijazah sekolah menengah, tanda tangan dosen, jumlah minimal halaman skripsi, dan lainnya. Bahkan, kamu juga perlu mengecek apakah ada batasan tertentu dari tema penelitian yang boleh dibuat.

Syarat -syarat ini bisa berbeda antara satu kampus dengan lainnya. Jadi, tanyakan pada dosen atau bagian tata usaha mengenai apa saja yang perlu kamu siapkan.

4. Jangan Lupa Awali dengan Hiposkripsi ‘Kuat’

Jika kamu sudah menentukan tema dan memastikan ada cukup banyak data, kamu perlu membuat hiposkripsi yang kuat. Hiposkripsi adalah asumsi awal dari jawaban perumusan masalah yang ada. Sederhananya, hiposkripsi adalah jawaban dari perumusan masalah yang akan dibuktikan dalam proses penyusunan skripsimu. Terkadang, ada juga yang menyebutnya sebagai argumen utama.

Beberapa dosen atau kampus biasanya mengharuskan adanya hiposkripsi dalam proposal skripsinya. Namun, beberapa yang lain ada juga yang tiak meminta siswanya menyertakan hiposkripsi. Namun, baik diminta atau tidak, kamu perlu untuk mengetahui gambaran awal atau perkiraan dari kesimpulan skripsimu.

Kamu perlu memastikan bahwa rumusan masalah yang kamu buat betul -betul dapat kamu jawab dengan baik, dan dengan berbagai argumen yang kuat. Rumusan masalah dan hiposkripsi adalah langkah awal suksesnya penelitian skripsi kamu.

Jika kamu sudah bisa mendapatkan hiposkripsi yang kuat dari rumusan masalahmu, maka kamu akan lebih mudah untuk menyusun dan menyelesaikan skripsimu. Namun, jika sekiranya rumusan masalah yang kamu buat tidak bisa mendapat hiposkripsi, argumen pendukung dan data yang kuat, maka lebih baik kamu ganti perumusan masalah dengan pertanyaan yang lebih mudah dijawab.

Simak juga: Ingin Lanjut S2? Ini Dia Hal yang Wajib Kamu Tahu dan Siapkan

5. Kerangka Pikir yang Jelas

Langkah berikutnya, kamu perlu menyusun kerangka pikir yang jelas. Kerangka pikir ini berisi gambaran utama yang mengaitkan tiap -tiap bab dari penelitianmu. Diawali dengan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, dasar teori, dan dilanjut dengan tema bab selanjutnya.

Kerangka pikir ini sebetulnya mirip dengan sistematika penulisan. Hanya saja, kerangka pikir bisa kamu buat dalam bentuk tabel atau bagan sehingga lebih mudah dibaca. Kerangka pikir yang dibuat juga tidak harus disertakan dalam proposal skripsi kamu, kecuali bila memang disyaratkan oleh dosen.

Tujuan membuat kerangka pikir adalah untuk memudahkan kamu dalam menyusun skripsi secara utuh. Kerangka pikir bisa kamu jadikan sebagai panduan ketika kamu macet dalam berpikir. Kerangka pikir ini pula yang akan membatasi pembahasan skripsi kamu agar tidak melenceng kemana -mana.

6. Dapatkan Dosen Pembimbing yang Tepat, Kenalilah!

Dosen pembimbing pun juga jadi salah satu hal yang sangat menentukan cepat lambatnya skripsimu bisa selesai. Kamu perlu mendapatkan dosen yang cocok dengan kamu. Kemudian, kamu pun harus mengenalinya dengan seksama. Sebab, jika kamu tidak bisa mendapatkan dosen yang tepat, maka skripsi akan terasa lebih sulit dan bisa jadi akan memakan waktu lebih lama. Bayangkan saja, setiap akan berkonsultasi, kamu merasa lemas, malas, gugup dan lainnya.

Akhirnya, kamu pun menunda konsultasi skripsi. Lama -kelamaan, skripsi pun sulit dibereskan. Lain halnya bila dosen kamu tepat alias cocok denganmu. Kamu akan merasa senang, santai dan bisa menikmati setiap prosesnya.

Sebetulnya, ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk bisa mendapatkan dosen sesuai keinginan. Misalnya saja, dengan memilih tema yang sesuai dengan keahlian dosen tersebut. Meski tidak selalu, tapi umumnya pembimbing skripsi ditentukan berdasarkan keahlian dosen dan disesuaikan dengan tema yang diambil mahasiswa.

Akan tetapi, kamu tetap tidak disarankan untuk mengabaikan tema yang kamu suka. Jadi, hindari tema -tema yang jadi keahlian para dosen yang kamu anggap killer. Sebab, kalau sampai kamu berbuat kesalahan dan membuat dosen marah, skripsmu bisa berantakan.

Ya! Sekali dosen marah dan tidak suka dengan sikapmu, maka skripsimu akan begitu panjang. Saya sudah banyak menyaksikan kawan -kawan, yang skripsinya harus lama tertunda hanya gara -gara tidak cocok dengan dosen pembimbingnya. Kalau memang benar -benar tidak cocok, pilihan yang mungkin adalah mengganti dosen pembimbing.

Salah seorang kawan saya juga pernah mengalaminya. Ia gagal dalam tahap proposal sampai tiga kali, dengan dosen yang sama. Begitu ia mengajukan pergantian dosen pembimbing, ia langsung lolos dan tahap selanjutnya pun lancar.

7. Pandai - Pandai Berkompromi Dengan Dosen

Diakui atau tidak, dosen seringkali memberikan penilaian subjektif, selain penilaian objektif. Karenanya, mengenali dosen yang membimbing kamu adalah hal yang penting. Kamu pun harus lihai berkompromi dengan dosen.

Kamu perlu benar -benar mengenali karakter dari dosen pembimbingmu. Sikap mahasiswa seperti apa yang disukainya, tema seperti apa yang membuatnya tertarik, tulisan seperti apa yang ia suka, dan lainnya. Kemudian, kamu lah yang perlu menyesuaikan diri dengan dosen,

Jangan berharap dosen yang akan menyesuaikan diri dengan karakter kamu kecuali kamu ingin berlama -lama dengan skripsimu. Ada dosen yang senang diajak berdiskusi dan rela dibantah, tapi tak sedikit dosen yang enggan bila pendapatnya dibantah. Jika memang karakter dosen tersebut tidak suka dibantah pendapatnya, maka kamu yang harus menyesuikannya.

Jika dosen lebih suka mahasiswa yang aktif bertanya, maka kamu juga harus menyesuaikan diri. Jangan berharap dosen dengan karakter tersebut akan menuntun kamu dengan rinci dan perlahan, jika kamu tidak memancingnya.

Selain itu, jangan pernah sekali -sekali membantah dosen kamu, apalagi menjatuhkan harga dirinya. Bukan hal yang aneh bila dosenmu mungkin tidak memahami tema dan materimu. Jadi, jangan bertindak seolah -olah kamu lebih pintar, jika hal itu memang terjadi. Jangan juga memaksakan kehendakmu terhadap dosen.

8. Atur Jadwal Menulis dengan Ketat

Jika proposal sudah disetujui, dosen sudah cocok, maka tugas berikutnya adalah mengendalikan dirimu sendiri. Kamu harus bisa mengatur jadwal menulis skripsi dengan ketat alias disiplin. Walau harus tetap santai, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya dalam mengerjakannya.

Jangan menyepelekan waktu, dosen dan kampus kamu. Buat target yang tepat untuk segera lulus. Targetkan skripsimu bisa selesai dalam satu semester saja. kemudian, jadwalkan untuk menulis skripsi secara rutin. Setidaknya, luangkan dua jam per hari untuk mengerjakan skripsi. Jika bisa lebih, itu lebih bagus.

Dengan mematuhi jadwal yang kamu buat sendiri, skripsimu dijamin lebih cepat. Selain itu, apabila kamu meninggalkan skripsimu terlalu lama, kamu mungkin akan lupa dengan hal -hal yang kamu bahas, sehingga menuntut kamu untuk selalu membaca ulang setiap kali mau mengerjakan skripsi. Ini justru membuat proses penulisan skripsimu semakin lama.

9. Diskusi dengan Teman, Jika Perlu Bentuk Focus Group Discussion

Kamu pun perlu lebih menguasai skripsimu. Selain itu, penting pula untuk mengetahui celah -celah yang mungkin masih ada pada hasil penelitianmu. Untuk itu, jangan ragu untuk berdiskusi dan meminta pendapat dari kawan -kawanmu satu jurusan.

Jika perlu dan kebetulan ada yang mengambil tema mirip, kamu bisa membentuk focus group discussion. Dengan grup kecil yang membahas tema terfokus, pikiran kamu akan lebih terasah. Kamu pun akan bisa melihat aneka celah yang mungkin ada pada skripsimu,

10. Perhatikan Tata Cara Penulisan Skripsi

Tata cara penulisan skripsi tidak boleh sembarangan. Beberapa hal umum yang harus kamu perhatikan dalam penulisan skripsi misalnya :

  • Tulis dengan bahasa formal dan baku sesuai ejaan yang disempurnakan.
  • Hindari sebisa mungkin kesalahan ketik.
  • Susun dengan kalimat -kalimat rasional dan ilmiah. Hindari menggunakan bahasa bermakna kias yang bisa menimbulkan makna ambigu.
  • Buat kalimat sederhana yang mudah dipahami dan runtut.
  • Perhatikan aturan mengenai format jenis tulisan, margin, penulisan bab, pemerian dan minimal halaman.

11. Berlatih Mempertahankan Skripsi

Terakhir, bila semua hal sudah beres, kamu harus berlatih untuk bisa mempertahankan skripsi. Tentunya, bila kamu sudah memilih tema yang disukai, data tersedia cukup banyak, rumusan dan hiposkripsi jelas, kemudian kamu juga menuliskan skripsi sendiri secara rutin, penguasaan kamu terhadap apa yang kamu tulis pasti lebih mendalam.

Karenanya, kamu tak perlu ragu untuk mempertahankan skripsi kamu di hadapan para pembimbing dan penguji di seidang skripsi nantinya. Pastikan kamu percaya diri dengan apa yang sudah kamu susun.

Agar kamu bisa lebih yakin, cobalah untuk melakukan simulasi sidang skripsi. Berlatihlan mempresentasikan skripsi di hadapan kawan -kawanmu. Berikutnya, minta mereka mengajukan pertanyaan. Dengan begitu, kamu akan lebih terbiasa dan lebih siap dalam menghadapi sidang yang nyata berikutnya.

Bagaimana? Cukup mudah bukan? Jika ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk berdiskusi ya. Semoga skripsimu lancar dengan hasil yang memuaskan. Amin!

*Penulis: Hasna Wijayati