Pengamalan Asmaul Husna dalam Keseharian Manusia

Pengamalan Asmaul Husna dalam Keseharian Manusia

Apa itu Asmaul Husna??

Allah swt mempunyai berbagai macam sebutan yang mana semuanya juga mengandung sifat-sifat-Nya. Sebutan-sebutan bagi Allah swt., juga sering disebut dengan Asmaul Husna, yang mana semuanya berjumlah sangat banyak.

Asmaul Husna ini berjumlah sebanyak 99 nama. Semua nama tersebut wajib kita imani dan percayai, selain sebagai sarana untuk berdzikir, Asmaul Husna ini juga sebagai sarana ‘pengantar’ dalam memanjatkan doa kepada Allah swt.

Bahkan ada sebuah hadits yang menganjurkan seseorang untuk menghafalkannya, karena menghafal Asmaul Husna yang berjumlah 99 ini juga mempunyai keutamaan sendiri. Seperti disebutkan dalam sebuah hadits berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الجَنَّةَ»

Artinya:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu berkata, sesungguhnya Rasulullah saw., bersabda : “Sesungguhnya memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kecuali satu, siapapun yang bisa menghafal (menghitung-pen) nama-nama tersebut, maka ia akan masuk surga (HR. Bukhari)

Apa Saja Asmaul Husna Tersebut??

Setelah mengetahui apa itu Asmaul Husna, tentunya ada yang penasaran dengan apa saja yang disebut dengan Asmaul Husna??. Dari penjelasan hadits di atas, jumlah Asmaul Husna sangatlah banyak, yakni 99 nama.

Ketika seseorang sedang membaca bacaan basmalah (Bismillaahirrahmaanirraahiim), disitu sudah ada dua asma Allah swt., yakni ar-Rahmaan dan ar-Rahiim. Ketika  menjumpai akhir ayat yang berbunyi Samii’un Bashiir itu pun juga termasuk Asmaul Husna yang mempunyai arti Maha Mendengar dan Maha Melihat.

Untuk mengetahui secara pastinya, bisa kita lihat dalam sampul bagian dalam al-Qur’an, yang mana biasanya disitu juga dicetak dan disebutkan apa saja 99 nama Asmaul Husna tersebut, selain empat nama di atas. Jadi selain belajar memahami Asmaul Husna, juga sekalian buat membaca al-Quran...

Simak juga: Macam-Macam Hukum Bacaan Mad dalam Kitab Suci al-Qur’an

Pengamalan dan Penerapan Asmaul Husna dalam Kehidupan Riil

Asmaul Husna yang berjumlah 99 macam tersebut, juga disertai dengan ayat-ayat atau dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits. Sehingga umat Islampun juga harus mengetahuinya. Karena dibalik Asmaul Husna tersebut terdapat keutamaan tersendiri yang terkadang susah dijangkau oleh akal manusia.

Sebagai hamba-Nya, sudah menjadi keharusan menerapkan Asmaul Husna tersebut dengan baik, bijak, dan arif dalam kehidupan sehari-hari. Diantara bentuk implementasi dari Asmaul Husna yang berjumlah 99 tersebut adalah:

  1. Sadar diri bahwa sebagai seorang hamba, mempunyai banyak kekurangan dan kelemahan. Tidak ada manusia yang sempurna. Adapun kekuatan dan kehormatan serta kemuliaan yang melekat dalam diri manusia tersebut adalah sebuah anugrah dari Allah swt., Dzat yang Maha Esa
  2. Suka berbagi atau bersedekah kepada orang-orang yang tidak mampu, dan  memang pantas menerima sedekah tersebut. Suka membagi atau memberikan sesuatu yang memang pantas untuk orang lain ini juga merupakan salah satu bentuk dari sabda nabi Muhammad saw., yang artinya : “ Tangan di atas lebih baik dari tangan yang dibawah”. Maksud tangan di atas adalah orang yang suka menolong, atau memberi kepada orang lain, sedangkan untuk tangan di bawah mempunyai arti orang yang ditolong atau orang yang diberi.
  3. Berusaha untuk membantu satu sama lain dalam hal kebaikan. Bantuan ini akan sangat bermanfaat, karena bisa meringankan saudara kita yang sedang menjalankan masa-masa sulitnya. Tatapi perlu diingat, bahwa ketika memberikan bantuan, kita berikan semampunya dan secukupnya saja, dan tidak berlebihan.
  4. Mempunyai kepribadian yang tangguh dan punya mental tanggung jawab terhadap apa saja yang kita lakukan. Serta berusaha untuk mandiri tanpa bergantung pada siapapun kecuali Allah swt.
  5. Senantiasa memberikan peringatan atau nasihat kepada orang yang belum mengetahui baik buruknya sesuatu, atau ketika orang tersebut sedang dalam keadaan lupa. Sikap seperti ini juga dijelaskan dalam surat al-‘Ashr, wa tawaa shau bil haqqi wa tawaa shau bis shabr... (berwasiatlah kalian semua untuk perkara yang haq dan berwasiatlah pula untuk senantiasa berbuat sabar-pen)
  6. Berbuat untuk adil dalam menyelasikan suatu perkara atau keputusan. Hal ini juga merupakan sikap yang sangat penting, karena maraknya sikap ketidak adilan yang merajalela.
  7. Memutuskan suatu kepentingan dengan bijaksana. Contoh kecil,  ketika waktu adzan tiba, tetapi orangtua kita memanggil kita untuk membantunya melaksanakan sesuatu yang ingin dikerjakannya atau di ambilnya. Dalam kondisi seperti ini, alangkah baiknya untuk mendahulukan kepentingan orangtua terlebih dahulu dan setelah selesai, bergegas untuk mengerjakan sholat berjamaah.
  8. Teliti dalam mengerjakan sesuatu, supaya apa yang sedang kita kerjakan menjadi buah karya yang memuaskan, karena tidak ada suatu kesalahan dalam membuat atau menata sebuah sistem, jikalau ada kesalahan tersebut tidak sampai berakibat fatal atau minim.
  9. Memaafkan kesalahan orang lain. Menjadi orang yang pemaaf bisa dibilang sulit. Karena ketika orang lain berbuat salah pada kita, tidak semua orang bisa menerima begitu saja. Bahkan orang tersebut ingin membalas kesalahan yang sudah diperbuat pada dirininya. Oleh karena itulah berusahalah untuk senantiasa membuka pintu hati untuk memaafkan, atau lekaslah minta maaf pada orang lain jika kita berbuat salah.
  10. Melakukan tindakan-tindakan yang terpuji, dan menjauhkan diri dari perbuatan yang buruk dan tercela. Serta berusaha untuk membiasakan diri untuk senantiasa melakukan perbuatan yang terpuji, sehingga meminimalkan diri dari perbuatan yang buruk atau tercela.

Belajar dari Asma Allah swt., yang bermacam-macam, tentu akan membuat kita tahu diri bahwa memang hanya Dia-lah yang pantas disembah, karena tidak ada daya dan kekuatan pula yang ada pada tiap-tiap makhluk tanpa seizin-Nya. Wallaahu a’lam

Sumber:

  1. Supardjo dan Ngadiyanto, Mutiara Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII, (Solo: PT. Wangsa Jatra Lestari, 2011)
  2. Software Kamus Besar Bahasa Indonesia v.1.1
  3. Software al-Maktabah al-Syamilah v. 3.48
  4. id.wikipedia.org
*Penulis: Abdul Wahid

Materi lain: