Profil Negara Rusia

Profil negara Rusia sangatlah menarik untuk ditelusuri. Negara ini sangat unik karena wilayah geografisnya. Banyak muncul kebingungan terkait apakah Rusia termasuk benua Asia atau Eropa. Pada artikel ini, kita akan membahas gambaran umum negara Rusia dalam berbagai aspek.

Rusia, yang dikenal sebagai negara terluas di dunia ini adalah negara bekas Uni Soviet. Kita akan membahas mulai dari sejarah negara Rusia, letak geografis dan astronomis negara Rusia, Sistem Politik dan pemerintahan Rusia, Sosial dan Budaya Rusia, Kondisi Ekonomi Rusia, Penduduk dan berbagai dinamika lain yang menarik dibahas terkait Rusia.

Profil Umum Negara Rusia

Luas wilayah:  17.098.242 km²
Koordinat: 60 00 N, 100 00 E
Nama resmi negara: Rossiyskaya Federatsiya (Russian Federation)
Presiden: Vladimir Putin
Benua: 77% di Asia, 23 % di Eropa
Bentuk negara: Republik Parlementer

Peta Negara Rusia



Bendera Negara Rusia


Letak Astronomis dan Letak Geografis Negara Rusia

Letak koordinat geografis Rusia adalah 60 00 N, 100 00 E. Secara geografis, Rusia adalah negara terbesar di dunia atau yang luas wilayahnya paling luas di dunia. Adapun luas negara Rusia adalah 17.098.242 km2.

Luas ini hampir dua kali lipat dari Luas Kanada yang merupakan negara terluas kedua di dunia. Luasnya mencapai sepersepuluh dari luas seluruh dataran dunia. Wilayah geografis Rusia terletak di benua Eropa dan Asia. 77% nya berada di wilayah Asia dan sisanya ada di wilayah Asia.

Dari seluruh wilayahnya, 4,21% nya adalah wilayah perairan dan 16.377.742,00 km2 lain adalah wilayah daratan. Saking luasnya negara Rusia, wilayah ini memiliki delapan zona waktu.

Sumber daya alam yang ada di Rusia cukup banyak. Bahkan, Rusia disebut sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam paling besar di dunia. Rusia adalah negara produsen gas bumi terbesar dunia dan produsen minyak bumi terbesar ke 8.

Rusia terletak di wilayah Timur benua Eropa dan wilayah Utara benua Asia. Rusia berbatasan langsung dengan setidaknya 17 negara berdaulat. Garis perbatasan Rusia totalnya mencapai 22.408,00 km.

Adapun perbatasan Rusia bersinggungan dengan beberapa wilayah meliputi : Belarus (1.312 km), China (tenggara, 4.133 km), China (selatan, 46 km), Azerbaijan (338 km), Finlandia 1,309 km), Georgia (894 km), Estonia (324 km), Korea Utara (18 km), Latvia (332 km), Lithuania (Kaliningrad Oblast, 261 km), Kazakhstan (7.644 km), Mongolia (3.452 km), Polandia (Oblast Kaliningrad, 210 km), Norwegia (191 km), serta Ukraina (1.944 km).

Ketinggian rata-rata Rusia berada di kisaran 600 m dpl. Daerah paling rendah terletak di wilayah Laut Kaspia, yakni di ketinggian 28 m di bawah permukaan laut, sedangkan titik tertinggi Rusia berada di Gora El'Brus, yang juga merupakan titik tertinggi di Eropa, dengan tinggi 5.633 m.

Iklim Negara Rusia adalah iklim sedang dengan dua musim hujan. Wilayah Rusia terdiri dari perbukitan rendah, hutan lebat, tundra, dataran tinggi, dan juga pegunungan.

Dimana Rusia? Eropa atau Asia?

Hal yang cukup membingungkan dari Rusia adalah, apakah wilayah Rusia termasuk benua Eropa atau Benua Asia. Pertanyaan ini sering muncul karena dari segi geografis, Rusia terletak di dalam dua benua. Telah disebutkan bahwa 77% wilayah Rusia berada di wilayah benua Asia, sementara sisanya ada di Eropa. Dari segi geografis, bisa dikatakan bahwa mayoritas Rusia adalah benua Asia.

Meski demikian, jika dilihat dari penduduknya, mayoritas penduduk Rusia bertempat tinggal di sisi wilayah yang masuk di benua Eropa. Kepadatan penduduk di Rusia yang ada di Benua Eropa mencapai 27 orang per kilometer persegi, sementara wilayah yang berada di sisi Benua Asia hanya 2,5 orang per kilometer persegi.

Di abad ke 18 dan 19, pertanyaan tentang masuk di benua manakah Rusia, jauh lebih membingungkan. Ini lantaran Rusia tidak hanya terletak di Benua Eropa dan Asia, melainkan juga memiliki wilayah yang ada di Amerika Utara. Jadi, sangat membingungkan untuk bisa menjelaskan letak geografis Rusia, karena wilayahnya yang berada di tiga benua. 

Namun, di tahun 1867, hal ini menjadi lebih jelas karena kepemilikan lahan Rusia yang ada di wilayah Amerika Utara telah dilepaskan. Rusia menjual wilayahnya kepada Amerika dengan harga $7.2 million.

Jadi, selanjutnya yang cukup membingungkan adalah apakah Rusia termasuk Eropa atau Asia? Banyak pendapat menyebut bahwa Pegunungan Ural telah membagi wilayah Rusia menjadi dua sisi, satu sisi di Asia, satu sisi di Eropa. Sementara pendapat lain menyebut bahwa pemisah dari kedua wilayah di dua benua ini adalah Sungai Volga.

Meski demikian, pendapat yang lebih kuat menyebut bahwa jika berdasarkan budaya dan politik, Rusia lebih pas masuk sebagai bagian Benua Eropa, sementara secara geografis, Rusia adalah bagian dari Asia. Jadi, termasuk benua apakah Rusia? Eropa dan Asia.

Sejarah Negara Rusia

Sejarah Negara Rusia dimulai dari Uni Soviet. Uni Soviet adalah salah satu negara dari dua negara besar pasca perang dunia kedua, selain Amerika Serikat. Sejarah mencatat Rusia memiliki perubahan sistem ketatanegaraan yang terbilang unik.

Diawali dari era sebelum tahun 1917, Rusia adalah negara dengan bentuk kekaisaran yang dimpimpin oleh seorang Tsar. Rezim Soviet ini menguasai Rusia dan Eropa Timur. Lalu, dengan adanya revolusi yang dipimpin oleh Vladimir  Lenin, berubahlah wilayah ini menjadi Uni Soviet Sosialis Rusia (USSR). USSR memiliki haluan sosialis komunisme.

Lenin menjadi pemimpin pertama Uni Soviet yang menganut sistem sosialis. Bentuk negara sosialis bentukan Lenin ingin menghapuskan kepemilikan pribadi dan semua kegiatan ekonomi di masyarakat harus diatur serta diawasi pemerintah pusat.

Sayangnya, konfederasi USSR ini tidak mampu bertahan dan runtuh. Keruntuhan Uni Soviet terjadi akibat adanya penggulingan kekuasaan Mikhail Gorbachev yang dilakukan Gennady Yanayev dan juga karena kekalahannya dalam perang dingin.

Negara baru bekas Uni Soviet pecah jadi beberapa, salah satu yang terbesar adalah Federasi Rusia. Rusia berdiri di tahun 1991. Presiden pertama Rusia di tahun 1991 adalah Presiden Boris Yeltsin. Di masa inilah, Rusia baru mulai terbentuk. Negara federasi Rusia baru dibentuk melalui Konstitusi di
tahun 1993, yang menjelaskan adanya perubahan bentuk negara Rusia menjadi negara Federasi.

Boris Yeltsin mengingingkan Rusia menjadi negara yang lebih berhaluan demokrasi sehingga membentuk negara dengan sistem Republik Presidensiil. Tanggal 12 Desember 1993, hasil suara perubahan dianggap sah dan dinyatakan dalam Keputusan Presiden Rusia tertanggal 15 Oktober 1993, No 1633. Konstitusi ini membuat Rusia pasca tahun 1993 mengalami perubahan sistem ketatanegaraan
yang baru.

Perubahan berlangsung cukup radikal karena Rusia berubah dari negara berhaluan komunisme menjadi negara berhaluan demokrasi. Ini membuat partai Komunis tidak lagi mendominasi dalam penentuan kebijakan-kebijakan negara. Partai lain muncul dan berkesempatan untuk membangun ketatanegaraan Rusia yang baru.

Negara federasi Rusia juga mewarisi konfederasi Soviet. Lalu, ada beberapa negara lain yang dulu bergabung dalam federasi Uni Soviet, lepas menjadi negara-negara yang berdaulat sendiri. Setelah Boris Yeltsin, Presiden Rusia digantikan oleh Vladimir Putin yang terpilih sebagai Presiden Rusia mulai tahun 2000 hingga 2004.

Sistem Pemerintahan Rusia

Kekuasaan tertinggi di Rusia dipegang oleh badan eksekutif, yakni Presiden dan Perdana Menteri. Presiden bertindak sebagai kepala negara, sedangkan Perdana Menteri bertindak sebagai kepala pemerintahan. Namun, di Rusia sendiri kekuatan dominan dimiliki oleh Presiden, ketimbang Perdana
Menteri.

Adapun badan legislatif di Rusia dipegang oleh Majelis Federal Rusia. Majelis Federal Usia masih terbagi dua yakni : State Duma (Negara Duma) sebagai majelis rendah dan Dewan Federasi sebagai majelis tinggi.

Rusia memiliki Undang Undang pemilihan umum untuk pemilu presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Undang-Undang tersebut mensyaratkan bahwa pemenang pemilu harus mengantongi suara lebih dari 50%. Apabila para calon tidak ada yang berhasil mendapat lebih dari 50% suara, dua kandidat dengan suara paling banyak harus melanjutkan pertarungan di pemilu kedua.

Sebelum tahun 2008, masa jabatan presiden sebagai kepala Negara berlaku selama empat tahun. Namun, setelah amandemen 2008, masa kepemimpinan Presiden menjadi enam tahun, dengan batasan
paling banyak menjabat selama dua periode.

Dengan bentuk negara Rupublik Parlementer, Rusia memiliki Perdana Menteri yang bertugas sebagai kepala pemerintahan. Perdana Menteri dipilih oleh Presiden atas persetujuan Parlemen. Uniknya, meski Presiden hanya kepala negara dan telah memiliki kepala pemerintahan sendiri, tapi di Rusia presidennya tetap berkuasa penuh seperti pada negara dengan sistem presidensial.

Jadi, Presiden bersama dengan Perdana Menteri bertugas memimpin negara sebagai badan eksekutif. Saat ini, wilayah Rusia memiliki 21 republik etnis, bersama dengan 9 krai (wilayah), 46 oblast (daerah), tiga kota tingkat federal (Moskow, Saint Peterburg, dan Sevastopol), satu oblast otonom (Oblast Otonom Yahudi), dan empat okrug (distrik) otonom.

Presiden Russia Saat ini

Siapakah Presiden Rusia saat ini? Presiden Rusia saat ini adalah figur yang sangat menarik, yakni Vladimir Putin. Kenapa? Karena ia adalah presiden terlama yang pernah dimiliki oleh Rusia.

Vladimir Putin adalah presiden kedua Rusia yang pertama kali terpilih di tahun 2000. Ia menjabat hingga tahun 2004. Lalu, Presiden Vladimir Putin kembali terpilih di periode kepemimpan berikutnya, di tahun 2004. Namun, di tahun 2008, Putin mundur dan digantikan suksesornya yakni Dmitry Medvedev.

Di tahun 2012, rupanya Vladimir Putin kembali menjabat sebagai Presiden Rusia setelah kembali terpilih. Tahun 2018, Putin kembali memenangkan pemilu hingga saat ini (tahun 2019), Rusia masih dipimpin oleh Vladimir Putin.

Vladimir Putin menjadi figur politik paling dominan di Rusia. Sejak kemenangannya sebagai presiden tahun 2000, ia selalu memimpin pemerintahan di Rusia. Bahkan, di tahun 2008 hingga 2012 saat ia tak menjadi presiden, Putin tetap memimpin Rusia sebagai Perdana Menteri.

Karakter Putin sebagai Presiden sangat dominan. Ia membuat Rusia menjadi negara dengan aturan yang cukup rigid dengan mengontrol media. Putin juga mengadopsi sikap nasionalis yang kuat dengan upaya memunculkan kembali kenangan kekuatan era Soviet guna meraih dukungan domestik.

Kemampuannya dalam mengelola Rusia berhasil mengantarkan Rusia keluar dari krisis ekonomi, sosial dan politik tahun 1990-an. Ia berjuang demi membela kepentingan nasional Rusia, terutama terhadap dugaan permusuhan Barat.

Media di Rusia

TV Rusia didominasi oleh saluran yang dijalankan secara langsung oleh negara atau dimiliki oleh perusahaan yang memiliki hubungan dekat dengan Kremlin. Pemerintah mengendalikan Saluran Satu dan Rusia Satu, yang merupakan dua dari tiga saluran federal utama. Sedangkan raksasa energi yang dikendalikan oleh negara, Gazprom, juga memiliki media televisi berupa NTV.

Bagi sebagian besar masyarakat Rusia, TV adalah sumber berita utama. Karenanya, media TV menjadi hal penting bagi stabilitas Rusia. Rusia memiliki pasar TV-berbayar yang tumbuh dengan cepat, dipimpin oleh penyiar satelit Tricolour.

Pertelevisian Rusia terus bertumbuh dengan cepat, termasuk TV digital. Saat ini, pemerintah Rusia sedang melakukan proyek untuk membawa TV digital ke setiap rumah di Rusia.

Etnis / Penduduk Rusia

Penduduk Rusia didominasi oleh etnis Rusia. Etnis ini meliputi empat per-lima dari total peduduk yang ada Negara Rusia. Meski etnis dominan adalah Rusia, tapi Rusia tetap memiliki beragam etnis lain.

Selain etnis Rusia, ada kelompok-kelompok etnis lain yang berskala kecil. Masing-masing etnis bahkan tidak mencapai jumlah satu juta penduduk. Adapun etnis kecil tersebut meliputi : Tatar, Avar, Mordvin, Ukraina, Chuvash, Bashkir, Chechen, dan Armenia.

Keragaman etnis masyarakat ini dapat dilihat dari keberadaan 21 republik minoritas, 10 kabupaten otonom, dan daerah otonom yang ada di  dalam Federasi Rusia. Mayoritas warga negara yang ada di Rusia tinggal di dekat Laut Baltik atau Laut Kaspia, yakni di wilayah Benua Eropa.

Sosial Budaya Negara Rusia

Perkembangan sosial budaya di Rusia sangatlah menarik. Masyarakatnya disebut sebagai orang-orang yang hidup di “persimpangan jalan”. kenapa? Karena peradaban yang mereka lalui memuat nilai-nilai budaya dari dua benua sekaligus, yakni Eropa dan Asia.

Seorang sejarahwan Rusia, Lev Gumilev, menyatakan bahwa Rusia adalah bangsa yang paling berwibawa dengan kekhasannya yang berhasil menyatukan unsur-unsur Barat dan Timur. Rusia sendiri sering disebut negara Eurasia, yakni campuran Barat-Timur.

Mayoritas masyarakat Rusia tinggal di wilayah Eropa sehingga secara sosial buaya, mereka dekat dengan Eropa. Meski begitu, sejarah juga mencatat bahwa Rusia seringkali memiliki masalah sosial budaya dengan negara-negara Eropa.

Sering muncul perdebatan sengit hingga para pemikir nasionalis Rusia beranggapan bahwa orang-orang Eropa tidak pernah menghargai Rusia. Mereka bahkan beranggapan bahwa : “Kami bukan Eropa karena Eropa tidak akan pernah menghargai kami.”

Sistem Ekonomi Negara Rusia

Sistem ekonomi yang dianut di negara Rusia adalah campuran dari berbagai sistem ekonomi yang ada. Sebagian dilakukan dengan Ekonomi Terencana atau Centralized Planning. Hal ini berdasarkan aktivitas ekonomi Rusia yang tidak memberikan kebebasan dan inisiatif pada warga negaranya.

Aktivitas ekonomi utama yang berlangsung di Rusia dikuasai oleh negara dengan memanfaatkan perusahaan-perusahaan milik negara. Bahkan, pemerintah juga menasionalisasi sektor-sektor privat yang bergerak di berbagai sektor penting, seperti sumber daya alam dan sektor energi. Kebijakan privatisasi dan kontrol ekonomi ini menjadi cerminan dari sejarah totalitarian yang diwarisi Rusia dari USSR dan Kekaisaran Rusia masa lampau.

Dikatakan campuran, karena Rusia juga menerapkan sebagian Ekonomi Pasar. Sistem ini adalah warisan dari pemerintahan Yeltsin. Meski demikian, Rusia tidak pernah mengarahkan perekonomiannya pada bentuk State Capitalism, seperti yang diungkapkan oleh Medvedev bahwa pada 2016 pemerintah Rusia akan mulai melepaskan perusahaan-perusahaan negaranya untuk mengarahkan perekonomian menuju kapitalisme liberal.

Pemerintah masih melakukan kontrol atas Sumber Daya Alam dan penjualannya. Hal ini adalah strategi yang dilakukan guna mengamankan kepentingan ekonomi dan politik Rusia dalam hubungan internasional. Sebab, bagi Rusia, ketika kontrol negara atas hal tersebut berkurang, politik luar negeri Rusia secara signifikan dipastikan akan berpengaruh.

Dari segi kehidupan ekonomi rakyatnya, Rusia penuh dengan paradoks. Ketimpangan ekonomi di Rusia cukup tinggi. Hal ini tampak dari keberadaan masyarakat Rusia yang sangat kaya, sementara di sisi lain juga sangat miskin.

Ketimpangan ekonomi di Rusia sangat populer hingga pernah seorang penyanyi asal Inggris Robbie Williams merilis klip video berjudul “Party Like a Russian”. Klip tersebut menjadi penggambaran dari gaya hidup orang kaya Rusia dan bagaimana mereka menghabiskan uang dengan luar biasa hedon.

Namun, di saat yang bersamaan, muncul laporan dari The Guardian bahwa di Rusia, terjadi peningkatan jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Politik Luar Negeri Negara Rusia

Rusia pernah menjalankan hubungan luar negeri yang cenderung pro terhadap Barat. Ini terjadi di tahun 1991 hingga 1999 di bawah kepemimpinan Boris Yeltsin. Tujuan utama politik luar negeri yang dijalankan oleh Boris Yeltsin masa itu adalah untuk membangun politik dan ekonomi di dalam negeri
Rusia.

Masa kepemimpinan Boris Yeltsin berlangsung ketika usia Rusia memang masih sangat muda. Rusia sedang dalam proses mencari jati diri pasca runtuhnya Uni Soviet. Sebagai pewaris dari Uni Soviet, Rusia harus mengganti ideologi komunis dan ini membuat Rusia belum memiliki identitas polugri yang jelas.

Karenanya, Barat menjadi sekutu politik Rusia sebagai penyokong tahap pembangunan ekonomi dan politik. Saat itu, Barat menjadi sumber potensial yang mampu meminjamkan dana bagi Rusia untuk reformasinya. Boris Yeltsin berupaya agar bisa menjaga kekuatan sebagai negara besar seperti yang diwariskan Uni Soviet, salah satunya dilakukan dengan tetap berada di kursi tetap Dewan Keamanan PBB.

Selanjutnya, di masa kepemimpinan Vladimir Putin dan Dmitry Medvedev, Rusia memprioritaskan kebijakan dan politik luar negerinya untuk integrasi Rusia dalam komunitas internasional. Rusia ingin
menyamakan kedudukan yang dimiliki dengan Uni Eropa, NATO, dan juga Hegemoni Barat demi
mencapai kepentingan nasional Rusia.

Baik Dmitry Medvedev maupun Vladimir Putin, sama-sama ingin memperkuat ekonomi dalam negeri
Rusia, salah satunya dengan keterlibatan dalam kegiatan ekonomi internasional. Mereka beranggapan bahwa dunia ini tidak bisa berada dalam sistem unipolar yang hanya berpusat pada satu negara.

Rusia beranggapan bahwa tidak ada satu negara besar pun yang bisa membuat peraturan untuk harus dituruti semua negara lain. Dunia ini harus berada dalam sistem multipolar, yang membagi kekuatan negara-negara besar di beberapa negara. Karenanya, Rusia berkeinginan untuk muncul sebagai salah satu kekuatan besar dunia, dan menandingi kekuatan Amerika Serikat.

Dalam hal ini, Medvedev telah mengambil kebijakan luar negeri yang dituangkan dalam dokumen kebijakan luar negeri pemerintah Rusia pada Juli 2008. dokumen tersebut memuat strategi keamanan Rusia, dan kebijakan untuk membangun keamanan Rusia agar menjadi lebih kuat hingga tahun 2020.

Rusia ingin membangun kerjasama internasional dan mengambil peran sentral dalam tatanan dunia dengan mengikuti hukum internasional dan dewan keamanan. Jadi, tujuan utama politik luar negeri
Rusia adalah mencapai sistem multipolar
.

Rusia berupaya mewujudkannya, salah satunya dengan membina hubungan baik dan kerjasama dengan Timur Tengah. Rusia juga melakukan kerja sama ekonomi dengan Belanda, China, dan Jerman. Adapun ekspor utama Rusia berupa berbagai sumber daya alam, seperti produk minyak bumi, gas alam, logam, serta kayu.

Dalam hal impor, Rusia memiliki mitra impor utama Rusia yakni China, Jerman, dan Amerika Serikat. Impor utama Rusia meliputi mesin, kendaraan, produk farmasi, plastik, dan produk logam setengah jadi.

Dalam hal politik luar negeri “border interactions” juga menjadi perhatian khusus bagi Rusia. Rusia
berusaha membina hubungan dengan negara non-USSR yaitu China, Mongolia, dan negara-negara Scandinavia untuk meredakan konflik yang terjadi di perbatasan.

Rusia dan negara-negara tersebut, ditambah Jepang dan Kanada terlibat dalam konflik geopolitik terkait penguasaan kawasan Kutub Utara. Negara-negara ini mengincat Laut Arktik yang merupakan kawasan kaya akan potensi SDA migas.

Berdasarkan kondisi geografis, Rusia memiliki legal claim yang paling besar atas pengelolaan wilayah tersebut. Meski demikian, negara-negara lain tetap mengingini pengelolaan atas wilayah tersebut. Karenanya, masih tersisa konflik antara negara-negara dalam perebutan hak pengelolaan wilayah tersebut.

Tanggal Penting dalam Sejarah Rusia

Berikut adalah daftar tanggal penting dalam sejarah Rusia :

1547 - Pangeran Besar Ivan IV dari Moskow (Ivan the Terrible) menjadi penguasa pertama yang diproklamirkan sebagai Tsar dari Rusia.

1689 - 1725 - Peter the Great memperkenalkan reformasi dengan jangkauan yang luas.

1798 - 1815 - Rusia mengambil bagian dalam koalisi Eropa melawan Revolusioner dan Napoleon Prancis, berhasil mengalahkan invasi Napoleon pada tahun 1812 dan berkontribusi pada penggulingannya.

1853 - 1857 - Rusia mengalami kemunduran dalam upaya untuk merebut wilayah dari penurunan Kekaisaran Ottoman melalui kekalahannya dalam Perang Krimea.

1904 - 1905 - Ekspansi Rusia di Manchuria mengarah ke perang dengan Jepang - dan terjadi revolusi 1905, yang memaksa Tsar Nicholas II untuk memberikan konstitusi dan membentuk parlemen, Duma.

1914 - Persaingan Rusia-Austria di Balkan yang mengakibatkan pecahnya Perang Dunia Pertama, di mana Rusia bertempur bersama Inggris dan Prancis.

1917 - Nicholas II turun tahta. Kaum revolusioner Bolshevik yang dipimpin oleh Lenin menggulingkan pemerintahan sementara dan mengambil alih kekuasaan.

1918 - 22 - Perang saudara antara Tentara Merah dan Rusia Putih anti-komunis.

1922 - Bolshevik mengatur kembali sisa-sisa Kekaisaran Rusia sebagai Uni Republik Sosialis Soviet.

1945 - Kemenangan Sekutu atas Nazi Jerman diikuti oleh pembentukan hegemoni Soviet di Eropa Tengah dan Timur, dan Balkan. Akhir dari perang tampak dari dimulainya beberapa dekade persaingan Perang Dingin dengan Barat.

1953 - Kematian diktator Joseph Stalin mengantarkan pada pemerintahan yang kurang represif, meskipun dominasi politik Partai Komunis ditegakkan dengan kuat.

1991 - Rusia merdeka ketika Uni Soviet runtuh dan, bersama dengan Ukraina dan Belarus, membentuk Persemakmuran Negara-Negara Merdeka, yang akhirnya bergabung dengan sebagian besar bekas republik Soviet.

2000 - Perdana Menteri Vladimir Putin mengambil alih pemerintahan sebagai presiden setelah pengunduran diri Boris Yeltsin. Lalu, memulai kembali orientasi Rusia dari demokrasi dan kerjasama dengan Barat menuju politik yang lebih nasionalis dan otoriter.

2014 - Rusia merebut wilayah Ukraina Crimea, hingga memicu pertikaian Timur-Barat terbesar sejak Perang Dingin.

2015 September - Rusia memulai intervensi bersenjata di Suriah untuk mendukung sekutu Presiden Bashar al-Assad.

2018 - Vladimir Putin terpilih untuk jabatan keempat sebagai presiden dalam kontes dengan kandidat kecil.

Referensi:

  • Arto, A. Mukti. 2001. Konsepsi Ideal Mahkamah Agung, Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
  • Bbc. 2019. Russia Country Profile, diakses dari https://www.bbc.com/news/world-europe-17839672
  • Bobo Lo. 2002. Russian Foreign Policy in The Post Soviet Era, Palgrage Macmillan, New York, 2002, hlm.13.
  • Britanica. 2017. “Russia”, di akses dari https://www.britannica.com/place/Russia, pada  tanggal 11 Januari 2017 pada pukul 14.30
  • By Flysh Geost. 2017. Negara Rusia : Peta, Jumlah Penduduk, dan Sistem Pemerintahan diakses dari https://www.geologinesia.com/2017/08/negara-rusia-peta-jumlah-penduduk-dan-sistem-pemerintahan.html
  • Daniel. 2018. True Facts which Can Help You to Understand Russia and Russians, diakses dari http://www.russiaprofile.org/true-facts-which-can-help-you-to-understand-russia-and-russians/
  • Galuh Ajinugraha. 2014. Penguasaan Rusia Atas Sumber Daya Alam Sebagai Sumber National Power Utama. Universitas Gadjah Mada. Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
  • Moldavsky.B. 2013. Russian Foreign Policy in the Middle East: No change in the offing, Strategic Assessment, Volume 15, No. 4, January 2013, hlm.121
  • Nn. 2016. Russia in the Middle East: Moscow’s Objectives, Priorities, and Policy Drivers, di akses dari http://carnegie.ru/2016/04/05/russia-in-middle-east-moscow-s-objectives-priorities-and-policy-driverspub-63244, pada 25 Januari 2017 pukul 23.35 19
  • Nn. Tt. Basic Fact About Russia : Political System, diakses dari http://russiapedia.rt.com/basic-facts-aboutrussia/political-system/,
  • Oleg Yegórov. 2018. Rusia, Negara Eropa atau Asia?, Discover Russia, diakses dari https://id.rbth.com/discover-russia/79715-rusia-negara-eropa-atau-asia-qyx
  • Victor, Rotich. 2018. Is Russia in Europe or Asia?. WorldAtlas, May. 7, 2018, worldatlas.com/articles/is-russia-in-europe-or-asia.html.
*Penulis: Hasna Wijayati