Mengubah Otak dan Pikiran menjadi Limited Edition

Pilih Limited Edition atau Biasa-Biasa Saja

Ketika ada suatu keluaran produk baru dari suatu perusahaan ternama yang diiklankan oleh media, pastinya otak kita akan berpikir untuk ingin melihat wujud aslinya dan begitu pula dengan pikiran teman-teman kita lainnya yang juga punya pikiran yang sama.

Jika produk tersebut memang menarik bagi kita, dan ada kemungkinan untuk membelinya kapan saja, pasti kita tidak bergegas sesegera mungkin untuk memiliki produk tersebut. karena bisa dibilang produk tersebut diproduksi secara besar-besaran alias unlimited.

Hal ini pastinya jadi berbeda, ketika produk dari perusahaan tersebut diproduksi secara terbatas atau limited edition, pasti kita akan berpikir untuk sesegera mungkin untuk melihat, syukur kalau ada dana simpanan, kita langsung bisa membeli dan memakainya, karena kita takut kehabisan stok produk tersebut.

Belajar dari Kegagalan..

Kejadian seperti di atas, tentu sudah menjadi kebiasaan wajar bagi orang-orang yang sering menganggap remeh segala sesuatunya. Semoga kita tidak masuk kategori tipe orang-orang seperti itu.

Beda halnya bagi mereka sudah pernah mengalami kegagalan ketika kehabisan stock yang limited edition tersebut, pasti otak dan pikirannya sudah ada planing lebih dulu. Misalnya saja dengan menabung uang dalam jumlah banyak, dan tidak mengambil uang tersebut kecuali dalam kondisi terpaksa.

Sehingga ketika ada produk-produk atau apapun jenisnya yang bersifat limited edition, mereka sudah ada dana terlebih dahulu untuk memilikinya, karena mereka juga sudah tahu. Produk-produk yang limited edition ini punya kelebihan atau keunggulan tersendiri dari produk yang un-limited (diproduksi dalam jumlah banyak dan besar).

Seseorang yang pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya, pasti akan mencoba untuk mengubah dirinya, termasuk otak dan pola pikirnya. Jika biasanya santai-santai saja atau sedikit malas mengerjakan suatu, pasti akan segera ber-aksi. Dengan aksi inilah seseorang bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Terus,.. Apa Kaitannya dengan Otak dan Pikiran Kita??

Jangan di judge dulu, ngomong-ngomong pernah nggak kita melihat orang-orang atau mungkin teman-teman kita yang body-nya bikin semua pingin meihatnya terus-terusan, hanya gara-gara ototnya yang besar, mantap dan terbentuk, mirip bodyguard.

Kalau pernah, pasti kepikiran bagaimana bisa bikin body seperti itu yaa??. Tentu saja jawabannya dengan olahraga dan latihan-latihan otot yang butuh suatu beban, contoh kecil misalnya dengan push-up , sit-up, angkat besi dan lain-lainnya.

Begitu pula dengan otak dan pikiran kita, semakin sering latihan pastinya kemampuan otak dan pikiran ini juga semakin meningkat. Tapi latihannya tidak seperti ketika kita ingin membentuk otot, terus latihan angkat beban. Memang butuh beban, tapi untuk otak bebannya sudah beda.

Meski sama-sama beban, tapi beban otak dan pikiran adalah adanya suatu masalah, atau mungkin dengan ‘beban pikiran’ yang ada. Melatih otot tentu membutuhkan makanan dan minuman plus suplemen khusus yang mengandung banyak gizi. Nah, giliran melatih kemampuan otak kita membutuhkan ‘asupan’ masalah.

Ada Masalah..., Tetap Syukuri

Ketika kita sedang ada masalah, usahakan untuk bersyukur dan jangan mudah putus asa. Ini sangat penting, karena dengan masalah inilah kemampuan otak dan pikiran kita bisa kita latih. Tapi tetap ingat, jangan melebihi batas.., Jika kita memang sudah tidak bisa, usahakan untuk share pada yang sudah berpengalaman. (Ini tentunya guna menghindari hal-hal yang tidak baik.)

Ketika kita sedang dalam kondisi tidak ada masalah, maka jangan cari masalah, usahakan untuk beralih ke menerima sebuah tantangan. Dengan tantangan inilah otak dan pikiran kita mulai bekerja, berlatih. Bersiaplah mengubah mind-set yang lama, guna menerima mind-set yang baru, dari sinilah kita bisa memberikan otak ‘suplemen’.

Semakin sering otak dan pikiran kita gunakan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan atau training, semakin besar pula suplemen yang ada dalam otak dan pikiran kita. Belum lagi ditambah dengan membaca buku-buku atau artikel-artikel yang sudah jadi, dan memang baru bagi diri kita.

Jangan lupa untuk tetap konsisten, namanya sebuah latihan tentu memerlukan usaha yang memang secara terus menerus harus dilakukan secara konsisten alias istiqamah. Lalu, bagaimana caranya agar bisa konsisten???

Untuk menjaga diri agar konsisten, usahakan untuk mendekat pada mereka yang memang sudah mempunyai otak dan pola pikir yang sudah terbentuk alias orang sukses. Karena dengan pendekatan seperti ini siapa tahu kita bisa mendapatkan ide brilian dari mereka face to face. Sehingga menjadikan kita tetap bersemangat dalam belajar, berlatih dan bekerja.
Baca juga: Cara Bijak Menghadapi Penghinaan Ala KH Agus Salim

Cuma Contoh..

Ketika ada orang yang ingin membentuk otot-otot tangan dan lengannya, tentu seseorang membutuhkan latihan seperti push-up atau angkat beban yang beratnya 8 Kg, tetapi jika belum mampu melakukannya, caranya pun dengan latihan lain atau mengganti beban yang beratnya cuma 3 atau 4 Kg.

Ketika latihan dilakukan secara konsisten, misalnya selama dua minggu, orang tersebut meluangkan waktunya selama satu jam untuk latihan berturut-turut. Tentu mengangkat beban yang beratnya 3 atau 4 Kg tersebut terasa lebih mudah.

Langkah selanjutnya, adalah mengganti beban latihan tersebut menjadi 5 atau 6 Kg, latihan angkat beban seperti tentu dengan pola yang sama, meluangkan waktu satu jam selama dua minggu berturut-turut. Tentu setelah konsisten menjalankan latihan tersebut pastinya ada perubahan dari sebelumnya.

Hal seperti ini tentu dilakukan secara pelan-pelan dan memang membutuhkan waktu, tidak langsung jadi. Hingga pada akhirnya tangan dan lengan kita mampu mengangkat beban seberat 8 Kg.

Namanya juga sebuah proses tentu membutuhkan waktu tertentu, tidak instant. Ketika kita memaksakan otot tangan dan lengan kita mengangkat yang memang sebenarnya belum mampu mengangkatnya. Pasti tangan dan lengan kita merasa kesakitan.

Sama pula dengan melatih otak dan pikiran kita, kemampuan otak kita bisa ditingkatkan sedikit demi sedikit, sehingga diri kita tetap bersemangat untuk menyelesaikan suatu masalah atau tantangan yang kita hadapi.

Bagaimanapun, Tetap Harus Syukuri

Sebagai catatan jangan sampai kita memaksakan kehendak kita, alih-alih ingin melatih otak agar bisa memecahkan suatu masalah, yang terjadi malah sebaliknya. Kita sendiri yang terkena batunya, sehingga membuat otak dan pikiran kita menjadi ‘rusak’, stress berat, dan hilang semangat.

Ukurlah kemampuan otak dan pikiran kita sesuai kemampuan kita sendiri, kita boleh jadi orang lain tapi ingat kita tetaplah diri kita sendiri. Meniru tetap dibolehkan selama itu sesuai dengan aturan dan kadar yang pas dan sesuai. Bagaimanapun Tuhan memberikan manusia kemampuan dan batasan-batasan yang berbeda-beda.

Ketika otak mempunyai pola pikir yang bagus dan bisa melahirkan ide-ide brilian. Pasti hal seperti ini bisa menjadi berbeda dengan yang lainnya dan tipe-tipe seperti inilah masuk kategori limited edition. Sehingga banyak orang yang mencarinya tidak sekadar berguru namun bertukar pengalaman, terlebih lagi bisa menyumbangkan ide-ide kreatif bagi mereka semuanya.

Semoga dengan berbagai latihan yang terus kita ikuti, jalani dan pelajari, kita semua bisa masuk menjadi manusia yang limited edition di bidang masing-masing dan bisa menularkan ide-ide brilian kepada banyak orang dan bermanfaat.

Referensi:

Jaya Setiabudi, The Power of Kepepet: Cara Tercepat, Terampuh, Jadi Enterpreneur. Dijamiin...!!! (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)

*Penulis: Hasna Wijayati