Kisah Inspirasi Teh Botol Sosro - Modal vs Keberuntungan

Apa yang menurut Anda bisa membuat suatu perusahaan bertumbuh dengan besar dan cepat? Ya, kebanyakan dari Anda mungkin akan memilih karena faktor modal. Modal yang besar yang ditanamkan pada suatu perusahaan, cenderung lebih memungkinkan peruasahaan tersebut tumbuh dengan lebih cepat, lebih luas dan lebih besar.

Hal ini wajar saja mengingat untuk mendirikan suatu perusahaan, modal memang menjadi salah satu faktor utama. Kita perlu menyewa tempat usaha, membeli bahan baku, membayar karyawan, melakukan promosi, dan berbagai hal lain yang menguras biaya.

Tapi, percayakah Anda kalau perusahaan dengan modal besar, tidak selalu menang melawan perusahaan dengan modal kecil? Apalagi, bila ada faktor keberuntungan yang menyertainya. Mungkin, faktor keberuntungan ini pula yang menyertai kesuksesan dari Pak Sosrodjojo, sang perintis Teh Botol Sosro yang kini menjadi teh botol terlaris serta pertama di Indonesia.

Kisah penemuan dari teh botol ini ternyata begitu menarik dan inspiratif. Ada kisah yang begitu inspiratif dalam kemunculan teh botol buatah Pak Sosrodjojo yang menggambarkan bahwa kesuksesannya ini adalah hasil perpaduan dari kerja keras, dan keberuntungan.

Keberuntungannya ini pun datang dari rasa percaya diri akan usaha dan kemampuannya. Lalu, seperti apa ya kisah inspiratif penemuan teh botol Sosro yang menarik untuk disimak ini?

Dari Niatan untuk Membesarkan Kedai Teh

Di Slawi, Jawa Tengah, ada sebuah kedai teh yang cukup terkenal. Kedai ini adalah milik Pak Sosrodjojo. Kedai teh miliknya begitu terkenal karena memiliki racikan yang khas dan sedap. Racikan teh Pak Sosrojojo inilah yang dianggap istimewa di kampungnya, dan Pak Sosrodjojo menyadari akan hal tersebut.

Ia sadar bahwa teh racikannya memang sedap dan yakin bahwa akan ada lebih banyak orang yang menyukai teh buatannya. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk mengembangkan pasar dengan menantang ibu kota Jakarta.

Pak Sosrodjojo merasa cukup percaya diri bahwa teh buatannya ini akan disukai oleh masyarakat Jakarta. Karenanya, ia pun mulai membuat produk Teh Tubruk Cab Botol. Teh Tubruk Cab Botol ini ia produksi untuk masyarakat Jakarta. Teh Tubruk Cab Botol ini dikemas di dalam kotak -kotak.

Menantang Masyarakat Jakarta

Karena masyarakat Jakarta belum ada yang mengenal dan mendengar sedapnya teh racikannya, ia pun berencana untuk melakukan promosi. Pak Sosrosjojo menugaskan para karyawannya untuk mendatangi keramaian orang. Ia hendak mengupulkan sebanyak mungkin orang dengan berbagai cara.

Sebelum membeli teh tubruk buatannya, Pak Sosro ingin para calon pelanggannya ini agar dapat mencicpi rasa teh buatannya. Jadi, para pegawainya akan membuatkan teh yang langsung diseduh di tempat untuk dicicipi.

Tapi sauangnya, penyeduhan teh ini memakan waktu cukup lama. Para calon pembeli justru kelelahan dalam menunggu dan kebanyakan malah pergi meninggalkan tempat jualan. Artinya, promosi yang dilakukan Pak Sosrodjojo masih kurang berhasil karena hanya sedikit orang yang akhirnya mencicipi teh sedap buatannya.

Masih Belum Menyerah

Masih belum menyerah karena kegagalannya yang pertama, Pak Sosrodjojo pun mencoba lagi untuk melakukan promosi. Ia yakni bahwa teh racikannya akan disukai. Karenanya, ia pun mencoba untuk menyeduh teh sebaik mungkin, lalu menempatkan teh tersebut dalam panci -panci besar.

Dengan begitu, para pelanggan tidak akan lama menunggu proses penyeduhan teh. Sayangnya, teh -teh yang diletakkan di dalam panci ini justru banyak yang tumpah saat diangkut dengan menggunakan mobil menuju ke tempat jualan.

Jalan raya yang saat itu masih belum banyak yang halus membuat teh -teh buatannya tumpah karena guncangan mobil. Alhasil, teh buatannya juga masih belum berhasil dicicipi oleh para calon pelanggannya.

Baca juga: Yakin Buku Motivasi Bisa Merubah Hidupmu?

Mencoba Berinovasi

Pak Sosrodjojo rupanya bukanlah orang yang mudah menyerah. Ia masih berusaha untuk mencoba melakukan inovasi agar banyak orang bisa menikmati teh buatannya. Kali ini, inovasi yang dilakukannya adalah dengan menyeduh teh, lalu memasukkannya dalam botol -botol bekas limun yagn telah dicuci hingga bersih.

Dengan demikian, teh tersebut bisa segera diminum, tapi tidak tumpah saat dibawa ke tempat jualan. Rupanya, inovasi ini menjadi cara yang plaing efektif dan diminati oleh para calon pembeli. Selain bisa mencicipi rasa teh yang sedap, para calon pembeli ini ternyata juga menyukai konsep teh yang dimasukkan dalam botol karena dinilai lebih praktis.

Alhasil, rencana Pak Sosrodjojo yang awalnya menyediakan teh dalam botol hanya sebagai sarana icip -icip justru menjadi ladang usaha utama dari Pak Sosrodjojo. Para pelanggan rupanya lebih meminati teh yang dikemas dalam botol. Akhirnya, pak Sosrodjojo pun membuatnya dan produknya mulai dikenal sebagai Teh Botol Sosro.

Peluang Keberuntungan

Teh yang dikemas dalam botol ini sangat diminati di Jakarta. Banyak orang yang cukup sibuk dan dikejar waktu sehingga tidak sempat bila harus menunggu proses penyeduhan teh. Ahasil, teh botol menjadi pilihan paling efisien.

Kebanyakan para pelanggannya adalah sopir -sopir dan para karyawan swasta yang memang sangat sibuk. Kemudian, peminat dari teh botol Sosro ini pun semakin banyak. Para masyarakat semakin meminati teh yang praktis dan sedap ini.

Apalagi, ketika Pak Sosro meletakkan teh tersebut dalam kotak yang direndam bersama dengan balok -balok es. Teh botol yang dingin ini terasa semakin menyegarkan dan semakin banyak dicari. Meski pada awalnya Pak Sosro tidak tertarik untuk menjual teh menjual dalam botol.

Kisah yang terjadi di tahun 1970 -an ini sebetulnya sangat menarik. Apalagi, di balik kisah ini ada kisah lain yang menyertainya dan membuat kesuksesan dari Teh Botol Sosro semakin menarik.

Di tahun yang sama, ada sebuah perusahaan dengan modal yang besar yang memikirkan ide untuk menjual minuman teh yang dikemas di dalam botol. Perusahaan ini berasal dari luar negeri dan menyasar pasar Indonesia.

Karena memiliki modal yang besar, perusahaan tersebut menggelontorkan dana awal sebagai dana riset. Ia meminta para konsultan bisnis terkenal di berbagai kota besar di Indonesia untuk melakukan riset pasar.

Ia ingin mengetahui bagaimana prospek pasar di Indonesia mengenai penjualan teh botol ini. Rupanya, para konsultan ini menunjukkan hasil yang negatif. Mereka menyimpulkan bahwa para masyarakat Indonesia lebih menyukai meminum teh yang langsung diseduh dari dapurnya sendiri.

Mengetahui hasil riset ini, perusahaan besar ini pun mengurungkan niatnya untuk memproduksi teh botol dan menjualnya di Indonesia. Padahal kenyataannya, Pak Sosrodjojo justru tanpa sengaja memproduksi teh botol yang rupanya diminati oleh banyak masyarakat Indonesia.

Kini, kita bisa melihat sendiri bagaimana kebesaran dari perusahaan yang dirintis oleh Pak Sosrdjojo sejak tahun 1970-an ini. Sungguh inspiratif bukan kisah penemuan teh botol Sosro ini?

Sumber:Purna, Asep. 2011. 101 Kisah Inspiratif. Jakarta: GagasMedia.

*Penulis: Hasna Wijayati