Penulisan “DI” pada Kata Depan dan Awalan

Penulisan “DI” pada Kata Depan dan Awalan

Kita sudah belajar menulis sejak kecil. Sudah selayaknya jika kegiatan menulis bukanlah hal yang sulit, bukan? Namun sayangnya, fakta menunjukkan hal lain. Bahkan, masih banyak orang yang bingung ketika harus menuliskan kata depan dan awalan, meski telah belajar menulis selama puluhan tahun.

Apakah Kamu juga masih bingung apa beda kata depan dan awalan? Penulisan kata “DI”, terkadang harus ditulis digabung, terkadang harus ditulis terpisah. Ini tergantung fungsi kata “DI” tersebut, apakah sebagai kata depan atau sebagai awalan.

Pernahkah Kamu melihat tulisan “RUMAH INI DI JUAL”.

Benarkah tata cara penulisannya?

Mari kita ulas, bagaimana cara penulisan DI, kapan harus digabung dan kapan harus dipisah.

PENULISAN DI DIGABUNG JIKA:

Ada syarat kapan penulisan DI harus digabung, yakni ketika digunakan sebagai IMBUHAN atau AWALAN.

Lalu, bagiamana cara mengetahui kapan DI menjadi imbuhan/ awalan?

Apabila kata DI- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif, berarti kata itu adalah awalan atau imbuhan. Berarti penulisannya harus dirangkai.

Contoh : DIRANGKAI

Pembentuk kata kerja pasif cirinya adalah ketika KATA yang diberi imbuhan tersebut bisa diubah menjadi kata kerja aktif (diganti dengan imbuhan ME-).

Pada contoh kata DIRANGKAI, kita bisa mengubahnya menjadi kata kerja aktif yakni MERANGKAI. Artinya, pada kata DIRANGKAI, DI bertindak sebagai awalan/ imbuhan.

Contoh lain :

DIMAKAN, kita bisa mengubahnya menjadi MEMAKAN.

DIPIKUL, menjadi MEMIKUL

DIPERIKSA, menjadi MEMERIKSA

DITULIS, menjadi MENULIS

PENULISAN DI DIPISAH JIKA:

Penulisan DI harus DIPISAH ketika ia berkedudukan sebagai KATA DEPAN. Ketika ia sebagai kata depan, berarti harus ditulis berpisah dengan kata belakangnya.

Nah, lalu bagaimana cirinya untuk mengetahui apakah kata itu adalah kata depan, sehingga harus dipisah dengan kata belakangnya? Tinggal kebalikan dari awalan tadi ya. Jika DI diikuti dengan kata lain selain pembentuk kata kerja pasif, berarti kata berikutnya adalah kata belakang, sehingga harus ditulis terpisah.

Kata yang bukan pembentuk kata kerja pasif ini bisa berupa nama tempat, nama orang, penunjuk lokasi, nama orang, dan lainnya. Ciri khususnya adalah kata itu tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif. Berarti harus ditulis TERPISAH.

CONTOH: DI RUMAH

Pada kata DI RUMAH, DI- bertindak sebagai kata depan. Kita pun tidak bisa mengubahnya menjadi kata kerja aktif, “MERUMAH”. Karenanya, penulisannya harus dipisah.

Contoh lain:

DI SINI, tidak bisa menjadi MENYINI

DI HATIMU, tidak bisa menjadi MEHATIMU

DI SIANG HARI, tidak bisa menjadi MENYIANG HARI

DI PINTU, tidak bisa menjadi MEMINTU

Kita juga harus memperhatikan konteksnya, untuk melihat apakah kata DI benar berkedudukan sebagai kata depan atau imbuhan/ awalan. Sebab, satu kata yang sama bisa saja diberi kata depan DI sekaligus imbuhan DI, tergantung pada konteks kalimatnya.

Contoh :

DIBALIK: menunjukkan kata DI- sebagai imbuhan, sehingga bisa diubah menjadi MEMBALIK, sehingga ini menjadi bentuk kata kerja pasif dan penulisannya pun DIGABUNG. Contoh: “Ikan itu dibalik agar tidak gosong.”

DI BALIK: menunjukkan kata DI- sebagai kata depan, sehingga tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif, ketika menunjukkan tempat. Contoh : “Adik meletakkannya di balik pintu.”

Semoga cukup jelas ya, kapan penulisan DI harus digabung atau dipisah.

*Penulis: Hasna Wijayati