Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin

Apa itu Nun Sukun/Mati  ( نْ ) atau Harakat Tanwin

Dalam ilmu tajwid, penempatan nun sukun (mati) ( نْ )  atau tanwin utamanya sebelum satu huruf hijaiyah atau satu kalimat dalam al-Qur’an  , menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan dengan kedudukan nun sukun atau mati atau harakat tanwin ini sangatlah berperan dalam menentukan hukum dan bunyi bacaan al-Qur’an.

Adapun yang dimaksud harakat tanwin adalah: “pelafalan atau penyuaraan huruf nun sukun (mati) dalam sebuah akhir kalimat isim, tetapi hal ini tidak diberlakukan dalam sebuah penulisan kalimat”

Ketika nun sukun atau mati atau harakat tanwin ini bertemu dengan salah satu dari 29 huruf hijaiyah, maka sudah pasti terbentuk lima hukum bacaan yang mungkin bagi kita sudah ada yang mengenalnya, yaitu idzhar, ikhfa’, idgham, dan iqlab. Lalu apa saja pengertian lima hukum bacaaan tersebut?

Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin

Pertama, Idzhar

Menurut bahasa idzhar ini berarti jelas atau tampak. Menurut istilah idzhar mempunyai arti melafalkan huruf idzhar dari tempat keluarnya huruf , tanpa disertai dengan bunyi dengung (ghunnah)

Jumlah dari huruf idzhar ini ada enam: ع (‘ain), ه (ha), خ (kho),  غ (ghoin), ء (hamzah) dan,  ح (h}a’). Enam huruf tersebut disebut huruf halqi, karena tempat keluar dari huruf tersebut terletak pada tenggorokan.

Contoh:

Dasar Bacaan idzhar

Ketika huruf nun sukun (mati) atau harakat tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf idzhar di atas, maka suara tersebut (baik satu atau lain kalimat) harus dibaca dengan jelas.

Selain itu, ada juga tambahan yang menyebutkan ketika ada mim sukun (mati) bertemu dengan huruf hijaiyah, selain huruf م (mim) dan ب (ba’), maka ketika membacanya juga harus dengan suara yang jelas.

Artikel terkait: Arti Waqaf, Tanda -Tanda Waqaf, Macam-Macam Waqaf serta Hukum Waqaf dalam Kitab Suci al-Qur’an

Kedua, Idghom

Arti idghom menurut bahasa adalah memasukkan seseuatu kepada sesuatu yang lain, atau bisa juga diartikan dengan melebur dengan yang lainnya. Menurut istilah, idghom adalah bertemunya huruf nun sukun (mati) atau tanwin dengan huruf yang hidup, sehingga huruf tersebut mirip dengan huruf yang bertasydid.

Idghom sendiri terbagi menjadi dua yaitu; idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah.

1# Idgham bighunnah

Idgam bighunnah ini artinya idgham yang memakai dengung (ghunnah). Huruf idgham bighunnah ini ada empat: ي  (ya’), ن (nun), م (mim) dan, و (wawu), atau sering disingkat dalam satu kalimat يَنْمُوْ  (yanmuw).

Contoh:

Tetapi, ada beberapa pengecualian kalimat yang harus tetap dibaca dengan idzhar atau jelas yakni ketika ada nun sukun (mati) atau tanwin dan bertemu huruf idgham, و (wawu) atau ي (ya’) dalam satu kalimat. Hal ini ditakutkan karena jika huruf tersebut dimasukkan (di-idgham-kan), bisa menjadi dua huruf yang sama.

Contoh:

2# Idgham bilaghunnah

Idgham bilaghunnah ini dibaca ketika huruf nun suskun (mati) atau harakat tanwin bertemu dengan huruf  ل (lam) dan ر (ra’), serta proses membacanya tidak disertai dengan dengung (ghunnah).

Contoh:

Ketiga, Iqlab

Iqlab ini mempunyai arti menukar atau membalik. Menurut istilah menukar makhraj suatu huruf ke huruf yang lain, dan diiringi dengan suara dengung. Dasar dari bacaan iqlab ini adalah ketika ada nun sukun (mati) bertemu atau jatuh sebelum huruf ب (ba’).

Adapun cara membacanya adalah dengan mengganti huruf nun sukun (mati) atau tanwin dengan huruf suara huruf  م (mim), karena bertemu dengan huruf  ب (ba’).

Contoh:

Keempat, Ikhfa’

Ikhfa’ ini adalah menyembunyikan atau menyamarkan bacaan huruf nun sukun(mati) atau tanwin, dikarenakan bertemu dengan salah satu huruf ikhfa’. Baik dalam satu kalimat ataupun dua kalimat. Bacaan ikhfa’ ini jika dilafalkan dalam bahasa Indonesia, umumnya akan berbunyi “NG”

Huruf ikhfa’ terdiri dari 15 huruf,

ت (ta’), ط (tho’), د (dal), ف (fa’), ق (qof), ك (kaf), ص (shod), ض (dh{od), ذ (dzal), ث (tsa), ج (jim), ش (syin), س (sin), ز (za), ظ (dzo).

Dikarenakan huruf ikhfa’ yang begitu banyak dan tempat keluar hurufnya juga berbeda-beda. Menjadikan bacaan ikhfa’ ini terbagi menjadi tiga macam: ikhfa aqrab, ikhfa’ awsath, dan ikhfa’ ab’ad.

A# Ikhfa’ Aqrab adalah bacaan samar (dengung), yang mana samarnya bacaan tersebut lebih mendekati kepada bacaan idzhar. Huruf dari ikhfa’ aqrab ini ada tiga, yaitu: د (dal), ت (ta), dan ط (tho).

Contoh:

 Ikhfa’ awsath adalah bacaan samar, dimana samarnya terletak antara ikhfa’ aqrab dan ikhfa’ ab’ad, dan hurufnya terdapat satu, yakni huruf ف (fa’), contoh:

C# Ikhfa’ ab’ad adalah bacaan yang sangat nampak sekali samar atau dengungnya, sehingga sangat berbeda dengan bacaan idzhar. Ikhfa’ ab’ad ini menjadikan suara nun sukun (mati) atau tanwin hilang atau tidak terdengar sama sekali. (dan biasanya terdengar menjadi ‘ng’).

Huruf dari ikhfa’ ab’ad ini adalah huruf ق (qof) dan huruf ك (kaf). Contoh:

Adapun huruf-huruf ikhfa yang lainnya, diperbolehkan untuk dibaca dengan dua cara, boleh seperti ikhfa’ aqrab ataupun ikhfa’ awsath. Contoh:  يَنْظُرُوْنَ ,  اِنْ جَاءَ كُمْ

Demikian penjelasan mengenai hukum bacaan nun sukun (mati) atau harakat tanwin ketika bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah yang jumlahnya kurang lebih sekitar 28-30.

Semoga dengan sedikit penjelasan hukum bacaan di atas bisa menambah wawasan kita semuanya dan bisa kita praktekkan dalam membaca ataupun belajar al-Qur’an dalam keseharian kita bersama.

Wallaahu a’lam bis shawwab

Sumber:

  1. A. Syakir Ridwan, dkk, Panduan Ilmu Tajwid Versi Madrasatul Qur’an, (Jombang: Unit Tahfidh Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang), 2004
  2. Dede Nurzaman, Belajar Mudah Baca Tulis Al-Qur’an jil. 2, (Bandung: Geger Sunten), cet.8, 2007
  3. Macromedia Flash Player Tajwid.exe , 2003
  4. Wikipedia.org
*Penulis: Abdul Wahid

Materi lain: