Florence Chadwick - Aku Gagal Bukan Karena Aku Tak Mampu

Aku mampu, hebat, handal dan berkompeten dalam bidangku. Karenanya, aku pasti bisa mencapai sukses dalam bidang yang kugeluti ini.

Hmm, yakinkah? Kenyataannya, tidak setiap orang yang hebat bisa meraih kesuksesan dengan mudah.

Setiap kesuksesan yang diraih selalu memerlukan kerja keras, perjuangan, langkah yang tepat, serta kemampuan untuk melihat tujuan. Ya, tujuan atau target adalah salah satu hal yang sebetulnya sangat menentukan bagaimana seseorang bisa meraih kesuksesannya.

Orang yang sukses selalu mempunyai patokan, tujuan alias target untuk dicapai. Jika tidak, bagaimana kita bisa menyebut diri kita telah mencapai kesuksesan bila kita sendiri tidak bisa melihat titik di mana kita bisa dikatakan sukses.

Salah satu hal yang sering salah kaprah dalam sebuah penentuan tujuan hidup adalah ilmu air. Banyak orang berkata ‘jalani saja seperti air yang mengalir. Terserah arus yang membawa kita’.

Banyak orang mengartikan bahwa ilmu air ini berarti kita hanya perlu pasrah dan mengalir saja. Menjalani kehidupan yang mengalir artinya kita tidak perlu membuat target, menentuan tujuan dan apalagi merancang langkah -langkah untuk mencapai tujuan yang kita tetapkan.

Tapi, betulkan seperti itu? Bukankah air yang mengalirpun sebetulnya juga mempunyai tujuan? Bukankah untuk mencapai tujuan itu, air juga melewati langkah -langkah yang terencana dengan pasti? Jika tidak, mana mungkin air mempunyai siklus yang ajeg dan harmonis dalam melewati tanah, sungai, lautan, awan dan kembali lagi ke bumi?

Air memang mengalir dengan sangat fleksibel sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dilaluinya. Ia selalu berubah bentuk. Tapi, air tetap konsisten untuk terus mengalir menuju ke tempat yang lebih rendah, dan ketika air itu telah berkumpul di sungai, mereka juga konsisten untuk mencari jalan menuju ke lautan.

Hmm, ilmu air memang cukup rumit. Okay, artikel kali ini memang tak akan menempatkan ilmu air ini sebagai bahasan utamanya. Akan tetapi tentang arti penting sebuah tujuan. Tujuan dalam hidup menjadi suatu hal penting bagi siapa pun yang ingin mencapai kesuksesan. Karena tanpa tujuan, orang yang handal sekali pun sulit untuk mencapai sukses.

Baca juga: Buya Hamka dan Sifat Pemaafnya yang Patut Dicontoh

Tantangan Florence Chadwick Menyeberangi Lautan

Agar lebih jelas mengenai arti dari “aku gagal bukan karena aku tak mampu”, kita bisa melihat kisah inspiratif dari Florence Chadwick. Tahukah kamu siapa Florence Chadwick?

Ya, Florence adalah seorang perenang ulung kelas dunia yang paling brilian di kelasnya. Florence Chadwick merupakan wanita pertama yang berhasil menyeberangi selat Inggris bolak – balik. Kemampuan yang luar biasa. Setuju?

Chadwick juga telah meraih begitu banyak penghargaan dan pengakuan akan kemampuannya yang handal dalam bidang berenang. Dengan sederet prestasinya ini, siapa yang meragukan kemampuannya berenang?

Walau begitu, Chadwick masih belum puas. Ia terus saja mencari tantangan – tantangan baru untuk mengasah kemampuan renangnya. Hingga ketika musim dingin di tahun 1952, Chadwick menemukan tantangan baru.

Kali ini, ia bertekad untuk menantang lautan yang membentang antara Pulau Catalina dan Pantai California. Kali ini, ia bertekad untuk menyeberangi lautan di sebuah pagi yang sagnat dingin, sampai lautan tersebut diselimuti kabut yang sangat tebal.

Meski terlihat begitu mengerikan, tapi Chadwick tetap menjajal tantangan ini. Ia sangat yakin akan kemampuannya dalam berenang dan yakin bisa berenang dari Pulau Catalina menuju ke Pantai California.

Chadwick memiliki fisik yang teramat kuat. Lautan yang terasa sangat dingin dengan kabut yang begitu tebal pun menemani perjalanannya. Namun, tebalnya kabut ini membuat Chadwick memiliki jarak pandang yang begitu pendek. Sampai -sampai, ia pun tak bisa melihat perahu yang ditugaskan untuk mendampinginya selama perjalanan menyeberangi lautan ini.

Ia juga seringkali dikejutkan oleh bunyi senapan yang ditembakkan ke arah air sebagai tanda adanya hiu. Namun, hal ini tak mampu merobohkan dirinya.

Ia masih kuat berenang selama 15 jam di lautan yang sangat dingin ini. Sayangnya, setelah 15 jam ini, Chadwick memberikan isyarat menyerah dan meminta diangkat ke atas perahu pendampingnya.

Namun, pelatihnya meminta Chadwick agar tetap melanjutkan usahanya. Ia berkata bahwa Chadwick sudah sangat dekat dengan pemecahan rekor baru. Jadi, jangan menyerah.

Chadwick sempat berusaha keras untuk melanjutkannya. Ia pun berusaha melihat ke sekelilingnya untuk mencari tujuan akhir rekor tersebut, yakni Pantai California. Tapi, bagaimana pun kerasnya dia berusaha, ia tak bisa melihat Pantai California yang menjadi tujuan pendaratannya.

Yang tampak olehnya hanyalah kabut tebal dan sama sekali tak terlihat dimana letak daratan yang sedang ia tuju.

Akhirmya, hanya berjarak 800 meter dari Pantai California, Chadwick benar –benar menyerah dan berhenti. Ia memutuskan untuk naik ke atas perahu pendampingnya. Sayang sekali, padahal hanya kurang 800 meter saja untuk menggenapi perjuangannya berenang selama belasan jam di dalam lautan yang dingin.

Perjuangannya selama belasan jam mengarungi lautan dingin pun gagal. Dalam wawancaranya, Chadwick menyampaikan “Bukannya saya mau mencari – cari alasan. Tetapi, andai saja saya bisa melihat daratan, saya pasti berhasil.”

Intinya “Aku gagal bukan karena aku tak mampu, melainkan karena aku tak bisa melihat di mana tujuanku.”

Ya, Chadwick bukan menyerah karena dinginnya air di lautan saat itu. Ia juga masih belum kelelahan dan kehabisan energi. Tapi, justru karena ia tidak bisa melihat tujuan akhirnya.

Saat hampir menyerah, Chadwick berusaha mencari tujuannya, yakni daratan Pantai California. Namun sayang, ketika ia gagal melihat daratan, ia pun gagal untuk mencapainya juga.

Ya, ia gagal bukan karena ia tidak mampu, tapi hanya karena ia tidak bisa melihat tujuan yang hendap dicapainya.

Apa yang bisa kita pelajari? Jika tujuan hidup kita masih buram, lalu, bagaimana bisa kita mencapai tujuan hidup yang masih belum tampak tersebut?

Sumber : Purna, Assep. 2011. 101 Kisah Inspiratif. GagasMedia.

Ilustrasi: medexec.org
*Penulis: Hasna Wijayati