Cita-cita, Bukan Angan-angan

Apa yang hendak kita raih dalam kehidupan pribadi kita adalah cita-cita. Kita boleh memikirkannya, lalu merencanakannya, dilanjutkan dengan bergerak untuk mendapatkannya dan diakhiri dengan senyum keberhasilan. Cita-cita bukan hanya yang terlintas dalam pikiran, tanpa suatu rencana untuk mewujudkan.

Rencana setiap orang dalam mewujudkan cita-cita beragam, bergantung dengan hal yang dicita-citakan. Rencana tersebut tentunya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, disertai dengan konsekuensi, apabila rencana tidak dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan yang telah dituliskan. Tentu saja, konsekuensi tersebut tidak jauh dari, peningkatan usaha yang hendak dilakukan.

Perbedaan Cita-cita dan Angan-Angan

Semua hal yang hendak kita raih adalah cita-cita bukan angan-angan. Perbedaan antara cita-cita dan angan-angan, yaitu cita-cita merupakan target yang hendak dicapai sesuai dengan potensi dan perencanaan serta terdapat kemungkinan untuk mendapatkannya. Dalam kamus Bahasa Indonesia, cita-cita merupakan keinginan yang terdapat dalam pikiran dan berusaha untuk mencapai keinginan tersebut.

Cita-cita dapat dinyatakan sebagai target yang telah terlintas dalam pikiran individu dan dinilai sesuai dengan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai target tersebut, disertai perencanaan dalam mewujudkannya menjadi nyata atau riil.

Misalkan Ani bercita-cita ingin menjadi dosen Fisika di Universitas Negeri di Malang, pada saat SMP dia menuliskan cita-citanya di selembar kertas. Namun, bukan hanya menyebutkan profesi yang menjadi cita-citanya saja, selanjutnya dia menuliskan target-target yang harus di capai, antara lain lulus dari SMP dengan nilai IPA, Matematika, Bahasa Inggris, diatas 85, maka setiap hari harus belajar minimal 3 jam sehari dan latihan soal, minimal 20 soal untuk setiap mata pelajaran.

Kemudian target lain, yang hendak diraih, dia akan memilih jurusan IPA, ketika memasuki bangku SMA dan lulus dengan nilai minimal 90. Pada saat memasuki bangku kuliah, dia akan memilih FKIP Fisika atau MIPA Fisika. Target-terget tersebut akan mendorong individu untuk melakukan tindakan secara nyata.

Sedangkan angan-angan adalah sesuatu yang hampir mustahil atau bahkan benar-benar kita tidak mungkin meraihnya melihat kemampuan kita yang membatasinya. Artinya, angan-angan merupakan impian yang tidak mungkin dicapai oleh individu, selain didorong oleh keterbatasan kemampuan diri sendiri, juga keterbatasan lingkungan untuk mencapai dalam mendukung suatu keinginan. Oleh karena itu, individu tidak diperbolehkan untuk berangan-angan atau berimajinasi tentang hal-hal yang tidak dapat dilakukan secara nyata.

Contoh dari angan-angan adalah Budi ingin menjadi seorang dokter spesialis penyakit dalam. Namun, Budi tidak pernah belajar, bahkan Budi tidak menyukai mata pelajaran yang barkaitan dengan eksakta. Dia lebih senang membuat puisi atau cerita-cerita pendek, bahkan selalu mendapat nilai bagus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Budi selalu berimajinasi, jika kelak menjadi dokter spesialis, maka dia akan menjadi orang kaya dan terkenal dan bekerja di rumah sakit ternama. Nilai mata pelajaran eksaktanya tidak begitu bagus, bahkan Budi sering remidi, ketika selesai ulangan atau ujian semesteran. Ketika SMA, Budi juga masuk ke jurusan IPS, bukan IPA.

Meskipun begitu, Budi tetap ingin menjadi seorang dokter spesialis, ketika sudah lulus dari bangku SMA. Setiap individu berhak menentukan cita-cita yang ingin dicapai, ketika dewasa dan menentukan rencana-rencana yang hendak dilakukan. Tentu saja, rencana tersebut berupa tindakan nyata dan dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan.

Manajemen cita-cita adalah manajemen langkah menuju pencapaian cita-cita dengan sebelumnya didahului perencanaan yang matang.Langkah dalam mencapai cita-cita perlu dikelola dengan baik untuk mempertimbangkan baik dan buruknya dalam bertindak.

Hal tersebut dimaksudkan agar individu dapat mengontrol perilaku diri sendiri. Bukan hanya, mengontrol perilaku saja yang dilakukan, namun juga mengontrol emosi yang muncul dalam perilakunya.

REFERENSI
kbbi.web.id/cita

*Penulis: Indriyana Rachmawati