Cara Menjadi Pemimpin Kelompok

Memimpin suatu kelompok merupakan seni. Dikatakan seni sebab seorang pemimpin kelompok harus mampu membangkitkan semangat anggota kelompok untuk menghasilkan suatu karya yang luar biasa, sehingga diapresiasi oleh setiap individu yang melihat maupun mendengar. Membangkitkan semangat suatu kelompok, dapat berupa menantang, memajukan, untuk membebaskan untuk dari blocking.

Blocking merupakan suatu kondisi dimana terdapat perasaan tidak nyaman yang disebabkan oleh penilaian-penilaian secara subjektif dari orang lain. Menjadi pemimpin kelompok yang efektif dapat dilakukan pertama kali dengan cara mengembangkan kepemimpinan. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengembangkan kepemimpinan seperti pelatihan maupun secara pribadi dengan menjadi pemimpin dalam suatu organisasi.

Setiap dalam diri individu memiliki jiwa kepemimpinan dengan kualitas yang beragam. Pelatihan yang dilakukan seorang individu untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, tidak akan menjamin dirinya menjadi seorang pemimpin yang efektif. Walaupun, bukan kasus yang mayoritas, namun ada beberapa individu yang setelah memiliki pengalaman pelatihan, justru menghasilkan keluaran yang berbahaya.

Berbahaya dalam artian belum bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif, yang menantang, memajukan, dan membebaskan. Bagaimana mengembangkan kepemimpinan? Ada dua bagian dalam mengembangkan suatu kepemimpinan, yaitu mempraktekkan hubungan yang kompleks antara keterampilan dan teknik dan menguasai proses interpersonal dan dinamika yang selalu berubah secara terusmenerus dalam kegiatan kelompok.

Menerapkan keterampilan dan teknik, misalkan seorang koki membuat masakan terbaru dengan berbagai bahan yang tersedia dan material yang ada. Koki tersebut mengetahui teknik dalam membuat makanan dengan bahan-bahan yang ada dihadapannya, kemudian dia terus mempraktekkan dengan cara memasak makanan yang dimodifikasi bahannya. Praktek merupakan tindakan yang sangat diperlukan untuk menerapkan teknik yang telah dipelajari.

Lalu bagaimana menjadi seorang pemimpin yang efektif? Menjadi pemimpin kelompok yang efektiif dapat dilakukan dengan cara sensitif terhadap budaya, pemahaman tentang diri sendiri dan seimbang, pengetahuan tentang konsep dan teknis, kepercayaan dan kejujuran, sikap yang santai, seperti humor dan fleksibel, dan iba terhadap diri sendiri dan orang lain.

Sensitif terhadap budaya, artinya mampu memahami dan menerima perbedaan budaya yang ada dalam kelompok. Perbedaan budaya tersebut antara lain, bahasa, kulit, cara pandang, dan suku. Pemahaman tentang diri sendiri dan seimbang, artinya memahami tentang emosi dalam diri dan mengetahui kapan dan dimana menunjukkan emosi.

Pengetahuan tentang konsep dan teknik, artinya memiliki ilmu tentang bagaimana membentuk suatu kelompok dan pelaksanaan kelompok. Kepercayaan dan kejujuran, artinya setiap anggota dalam kelompok, bagaimana saling mempercayai dan jujur satu sama lain. Selera humor dan fleksibel diperlukan oleh pemimpin kelompok yang efektif, agar kelompok dapat berjalan tanpa ada rasa tertekan, namun tetap fokus terhadap persoalan yang sedang dibahas.

Iba terhadap diri sendiri dan orang lain, artinya pemimpin kelompok mampu menerima kondisi dirinya dan kondisi orang lain. dengan perasaan iba terhadap diri sendiri, maka pemimpin kelompok bersikap empati terhadap orang lain dalam kelompok. Sehingga perasaan iba pemimpin kelompok tersebut mampu mendorong anggota kelompok untuk menetapkan perubahan kelompok ke arah yang lebih baik.

Pemimpin kelompok pelru memiliki intuisi yang beradab dan bertabiat pengetahuan dan keterampilan mengenai dinamika kelompok. Intuisi yang dimiliki pemimpin kelompok juga perlu berorientasi pada penemuan. Terdapat lima fase pelatihan kepemimpinan yang berfokus pada proses, yaitu kejutan kelompok, penilaian kembali, satu langkah dibelakang, disini dan sekarang, dan keterampilan untuk memperbaiki.

Tahap kejutan kelompok, merupakan suatu tahap dimana terdapat anggota kelompok berada dalam kondisi terburuk, baik dalam pemahaman mengenai kondisi diri sendiri maupun persoalan yang dipelajari dalam kelompok. Tahap penilaian kembali, yaitu tahap dimana seorang pemimpin perlu melakukan evaluasi selama proses kelompok. Satu langkah dibelakang, merupakan fase dimana pemimpin kelompok mengidentifikasi suatu tindakan yang pernah dilakukan sebelumnya dan merupakan peristiwa penting yang pernah terjadi untuk dijadikan sebagai pemahaman baru dalam kelompok.

Disini dan sekarang, merupakan tindakan pemimpin kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang fokus pada saat ini dan sekarang untuk menginternalisasi kompetensi. Keterampilan untuk memperbaiki merupakan suatu tindakan untuk memperbaiki suatu kondisi yang sedang dialami pada saat ini dan sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Chen, Mei Whei dan Rybak, Christopher J. 2004. Group Leadership Skills: Interpersonal Process In Group Counselling and Therapy. USA: Thomson Learning, Inc.

Ilustrasi

im18roll65-myrolemodelleader.blogspot.com

*Penulis: Indriyana Rachmawati