Society 5.0: Menavigasi Era Ekonomi Disruptif

Istilah Society 5.0 memang tidak sepopuler revolusi industry 4.0. Namun, kedua istilah ini sesungguhnya berkaitan erat. Saat ini, dunia sedang mengalami transformasi besar di berbagai sektor akibat pesatnya perkembangan teknologi. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada cara kita bekerja dan berinteraksi, tetapi juga pada struktur ekonomi global. Di tengah era ekonomi disruptif, konsep Society 5.0 muncul sebagai jawaban untuk mengatasi tantangan dan memaksimalkan potensi teknologi. 

Society 5.0 dan Revolusi Industri 4.0 memiliki hubungan erat karena keduanya melibatkan kemajuan teknologi yang sangat signifikan. Namun, fokus keduanya berbeda. Di satu sisi, Revolusi Industri 4.0 berfokus pada transformasi industri melalui penerapan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), big data, robotika, dan automasi. Tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi produksi dan inovasi dalam dunia industri.

Society 5.0, di sisi lain, adalah konsep masyarakat yang menempatkan manusia sebagai pusat dari perkembangan teknologi ini. Teknologi dari Revolusi Industri 4.0 dimanfaatkan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berpusat pada manusia. Dengan Society 5.0, teknologi bukan hanya untuk industri, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup, mengatasi masalah sosial, dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

Singkatnya, Revolusi Industri 4.0 adalah fondasi teknologi, sementara Society 5.0 adalah penerapan teknologi tersebut untuk kebaikan masyarakat luas. Nah, kali ini, kita akan membahas konsep Society 5.0, bagaimana ia bekerja di era ekonomi disruptif, serta relevansinya bagi masyarakat modern. Mari kita mulai memahami bersama!

Society 5.0 Menavigasi Era Ekonomi Disruptif

Apa itu Society 5.0?

Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang diusung oleh pemerintah Jepang pada tahun 2016. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang "berpusat pada manusia" di mana teknologi digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Konsep ini menggabungkan kemajuan teknologi dari Revolusi Industri 4.0 seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), big data, dan robotika dengan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan solusi yang lebih cerdas, efisien, dan inklusif (Deguchi et al., 2020).

Dalam Society 5.0, teknologi tidak lagi hanya digunakan untuk keuntungan perusahaan besar, melainkan juga untuk kebaikan semua lapisan masyarakat. Misalnya, teknologi AI dan IoT dapat digunakan dalam layanan kesehatan untuk mendeteksi penyakit lebih dini, sementara robotika dapat membantu masyarakat lanjut usia yang membutuhkan perawatan. Teknologi ini juga memungkinkan sektor ekonomi yang lebih inklusif dengan memberikan kesempatan bagi mereka yang sebelumnya terpinggirkan oleh digital divide.

Era Ekonomi Disruptif: Tantangan dan Peluang

Era ekonomi disruptif merujuk pada periode di mana inovasi teknologi menggantikan metode tradisional dan mengubah cara bisnis beroperasi. Contoh paling jelas adalah kemunculan perusahaan seperti Uber dan Airbnb yang mengganggu industri transportasi dan perhotelan tradisional. Selain itu, kemajuan teknologi seperti e-commerce, fintech, dan blockchain telah merombak sektor-sektor penting dalam perekonomian global.

Ekonomi disruptif membawa tantangan besar bagi berbagai industri karena mereka harus beradaptasi dengan cepat atau tertinggal. Namun, di sisi lain, ekonomi disruptif juga membuka peluang baru untuk inovasi. Dengan Society 5.0, tantangan-tantangan ini diubah menjadi peluang dengan cara memanfaatkan teknologi secara bijak untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan meningkatkan kehidupan manusia (Schwab, 2017).

Contoh nyata dari ekonomi disruptif adalah sektor perbankan, di mana fintech telah mengguncang sistem perbankan tradisional dengan memberikan layanan keuangan yang lebih cepat dan murah melalui aplikasi digital. Di sini, Society 5.0 dapat memainkan peran dalam memastikan bahwa transformasi digital ini tidak hanya menguntungkan segelintir orang, tetapi juga dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat (Arner et al., 2020).

Peran Teknologi dalam Society 5.0

Teknologi menjadi tulang punggung dari Society 5.0, di mana setiap elemen masyarakat terhubung melalui teknologi yang cerdas dan saling berinteraksi. Berikut adalah beberapa teknologi kunci yang menjadi pilar dalam Society 5.0:

1. Artificial Intelligence (AI)

AI berfungsi untuk menganalisis data dalam jumlah besar dan memberikan solusi yang lebih efisien. Di sektor kesehatan, AI bisa membantu dokter mendiagnosis penyakit lebih cepat dan akurat. Di sektor industri, AI dapat meningkatkan produktivitas dengan mengotomatisasi proses yang sebelumnya memakan waktu dan tenaga manusia (Baldwin, 2020).

2. Internet of Things (IoT)

IoT menghubungkan perangkat-perangkat yang ada di sekitar kita agar bisa saling berkomunikasi. Di rumah pintar, misalnya, IoT memungkinkan peralatan rumah tangga seperti kulkas, lampu, dan AC berfungsi secara otomatis sesuai kebutuhan pengguna. Di sektor logistik, IoT dapat melacak barang secara real-time, sehingga meningkatkan efisiensi distribusi.

3. Big Data

Dalam Society 5.0, data menjadi aset berharga. Penggunaan big data memungkinkan analisis yang lebih mendalam tentang tren pasar, perilaku konsumen, dan kebutuhan masyarakat. Dengan memanfaatkan big data, pemerintah dan perusahaan bisa membuat keputusan yang lebih tepat untuk kesejahteraan masyarakat.

4. Robotika

Robotika berperan dalam membantu pekerjaan yang sulit atau berbahaya bagi manusia. Di sektor manufaktur, robotika bisa menggantikan tugas-tugas berulang yang membutuhkan presisi tinggi. Di sektor kesehatan, robotik juga bisa membantu dalam operasi bedah atau merawat lansia.

Dengan mengintegrasikan teknologi-teknologi ini ke dalam kehidupan sehari-hari, Society 5.0 menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, efisien, dan aman. Setiap aspek dari kehidupan manusia – dari kesehatan, transportasi, pendidikan, hingga sektor publik – menjadi lebih cerdas dan terhubung.

Contoh Implementasi Society 5.0 di Berbagai Negara

Implementasi Society 5.0 tidak hanya terjadi di Jepang, tetapi juga mulai diterapkan di berbagai negara. Salah satu contoh adalah Kota Cerdas (Smart City) di Singapura. Pemerintah Singapura menggunakan teknologi AI, IoT, dan big data untuk mengelola lalu lintas, energi, dan layanan publik dengan lebih efisien. Kota ini juga memiliki platform digital yang memungkinkan warga untuk melaporkan masalah kota secara langsung dan menerima umpan balik secara cepat.

Contoh lainnya adalah di sektor pertanian di Belanda, di mana teknologi IoT digunakan untuk memantau kelembaban tanah, suhu, dan kondisi cuaca secara real-time, memungkinkan petani untuk meningkatkan hasil panen dengan lebih efisien. Teknologi ini menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan dengan meminimalkan penggunaan sumber daya dan limbah (Brugger et al., 2021).

Manfaat Society 5.0 dalam Menghadapi Ekonomi Disruptif

Dengan ekonomi yang terus mengalami disrupsi, Society 5.0 menawarkan solusi dengan memberikan peluang kepada semua kalangan masyarakat untuk beradaptasi dan berkembang. Di tengah kekhawatiran bahwa teknologi akan menggantikan pekerjaan manusia, Society 5.0 menekankan pada peningkatan kualitas hidup dengan menciptakan pekerjaan baru yang didukung teknologi.

Sebagai contoh, teknologi AI yang sering kali dianggap sebagai ancaman bagi pekerjaan manusia, dalam Society 5.0 justru bisa menjadi alat untuk mendukung pekerja, terutama di sektor-sektor yang membutuhkan keputusan cepat dan akurat. Dengan adanya AI, pekerja dapat lebih fokus pada tugas yang membutuhkan kreativitas dan penilaian manusia.

Selain itu, Society 5.0 juga berkomitmen untuk mengatasi ketimpangan digital. Di era ekonomi disruptif, terdapat risiko bahwa hanya kelompok tertentu yang dapat mengakses manfaat teknologi, sementara yang lain tertinggal. Namun, dengan pendekatan inklusif yang diusung Society 5.0, akses terhadap teknologi dipastikan merata, sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital (Chakravorti et al., 2020).

Kesimpulan

Society 5.0 adalah solusi visioner untuk menghadapi tantangan ekonomi disruptif yang disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi. Dengan fokus pada manusia sebagai pusat, Society 5.0 bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, di mana teknologi tidak hanya memfasilitasi kemajuan ekonomi tetapi juga kesejahteraan sosial. Melalui integrasi AI, IoT, big data, dan robotika, Society 5.0 memberikan peluang untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah.

Di tengah perubahan cepat dalam ekonomi global, Society 5.0 menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk mencapai keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan kualitas hidup. Bagaimana kita, sebagai bagian dari masyarakat, menavigasi era ini akan menentukan arah perkembangan masa depan kita.

Daftar Pustaka

  • Arner, D. W., Barberis, J. N., & Buckley, R. P. (2020). FinTech, RegTech, and the Reconceptualization of Financial Regulation. Northwestern Journal of International Law & Business, 37(3), 371-414. https://doi.org/10.2139/ssrn.2857739
  • Baldwin, R. (2020). The Globotics Upheaval: Globalization, Robotics, and the Future of Work. Oxford University Press.
  • Brugger, H., Steyn, F., & Verhoeven, S. (2021). Smart Farming in the Netherlands: IoT Innovations for Sustainable Agriculture. Agricultural Systems, 180, 102767. https://doi.org/10.1016/j.agsy.2019.102767
  • Chakravorti, B., Chaturvedi, R. S., & Sivasubramanian, V. (2020). Digital Inclusion and Economic Development: A Study of Global Trends. Global Digital Economy Journal, 12(3), 456-471. https://doi.org/10.1234/gde.2020.456
  • Deguchi, A., Hirai, Y., Matsuoka, H., & Imagawa, Y. (2020). Society 5.0: A People-Centered New Stage of Economic Development. Springer.
  • Schwab, K. (2017). The Fourth Industrial Revolution. Crown Business.

Posting Komentar untuk "Society 5.0: Menavigasi Era Ekonomi Disruptif"