Listening and Assertiveness: Kunci Komunikasi Efektif dalam Bisnis

Ketika belajar mengenai komunikasi bisnis, ada hal penting yang tak boleh dilupakan, yakni belajar tentang “listening” dan “assertiveness”. Kenapa dua hal ini penting? Sebab, dua hal ini adalah elemen yang mendukung suksesnya komunikasi. 

Dalam dunia bisnis, kemampuan berkomunikasi adalah fondasi utama untuk mencapai kesuksesan. Komunikasi yang baik tidak hanya sebatas berbicara, melainkan juga mencakup kemampuan mendengarkan secara aktif dan menunjukkan ketegasan dalam merespons situasi. 

Sayangnya, dua elemen ini—listening (mendengarkan) dan assertiveness (ketegasan)—seringkali diabaikan, padahal mereka merupakan kunci penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Jadi, kita tak hanya harus bisa berbicara saja, tapi harus bisa melengkapi kemampuan bicara kita.

Lebih jelasnya, mari kita pelajari lebih lanjut mengenai listening dan assertiveness pada artikel ini ya. 

Listening and Assertiveness

Listening: Lebih dari Sekadar Mendengar

Listening secara etimologi memang berarti “mendengarkan”. Tapi dalam komunikasi bisnis, kita tidak hanya butuh kemampuan “mendengar”. Di sini, listening, atau mendengarkan, bukanlah sekadar mendengar kata-kata yang diucapkan oleh orang lain. 

Dalam konteks komunikasi bisnis, listening mengacu pada kemampuan untuk benar-benar memahami pesan yang disampaikan oleh lawan bicara. Ini termasuk memperhatikan nada suara, bahasa tubuh, serta menginterpretasikan maksud dan emosi yang mungkin tersembunyi di balik kata-kata.

Ada dua jenis mendengarkan yang sering dibicarakan, yaitu passive listening dan active listening.

1.Passive Listening

Dalam passive listening, seseorang mendengar informasi tanpa memberikan banyak respons atau umpan balik. Ini seperti mendengarkan musik di latar belakang sambil bekerja—informasi masuk, tapi tidak sepenuhnya dicerna. Dalam bisnis, passive listening dapat menjadi penyebab kesalahpahaman, karena pesan yang disampaikan tidak dipahami dengan jelas atau diabaikan.

2.Active Listening

Sebaliknya, active listening melibatkan perhatian penuh terhadap pesan yang disampaikan. Ini tidak hanya berarti mendengar kata-kata yang diucapkan, tetapi juga memperhatikan makna di balik kata-kata tersebut. Active listening membutuhkan keterlibatan aktif, seperti memberi respons verbal atau non-verbal, bertanya, serta memberikan umpan balik yang relevan. Dalam konteks bisnis, active listening sangat penting karena membantu mencegah kesalahpahaman, memperkuat hubungan kerja, dan memastikan bahwa semua pihak memahami informasi dengan jelas.

Assertiveness: Sikap Tegas dalam Komunikasi

Satu hal penting lain dalam komunikasi adalah assertiveness. Assertiveness, atau ketegasan, adalah kemampuan untuk menyampaikan pendapat, perasaan, dan kebutuhan secara jujur dan langsung, tanpa merugikan orang lain. 

Kemampuan ini, dalam komunikasi bisnis merupakan aspek penting. Tapi, perlu dipahami bahwa ketegasan bukan berarti agresif, melainkan mampu mengekspresikan diri dengan cara yang tetap menghargai orang lain.

Orang yang assertive tidak takut untuk berbicara atau menyampaikan pendapat, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang sopan dan penuh hormat. Nah, agar lebih jelas, kita perlu pahami bahwa dalam hal ini, terdapat tiga jenis komunikasi yang terdiri dari komunikasi agresif, pasif dan assertive. Memahami ketiga perbedaannya dapat membantu Kamu memperoleh Gambaran tentang posisi komunikasi assertive

Adapun perbedaan mendasar antara tiga jenis komunikasi: agresif, pasif, dan assertive, sebagai berikut:

1.Komunikasi Agresif

Komunikasi agresif melibatkan cara berkomunikasi yang mendominasi dan sering kali merugikan orang lain. Orang yang agresif mungkin memaksa orang lain untuk menerima pandangannya tanpa memperhatikan perasaan atau pendapat orang tersebut. Di dunia bisnis, komunikasi agresif dapat menimbulkan konflik dan merusak hubungan antar karyawan atau mitra bisnis.

2.Komunikasi Pasif

Komunikasi pasif adalah kebalikan dari komunikasi agresif. Orang yang pasif cenderung menghindari konflik, sering kali mengorbankan pendapat atau kebutuhannya sendiri demi menyenangkan orang lain. Dalam konteks bisnis, sikap pasif bisa menyebabkan ketidakjelasan dan frustrasi, terutama ketika seseorang tidak menyuarakan idenya atau tidak menanggapi isu yang penting.

3.Komunikasi Assertive

Assertive communication berada di tengah-tengah, di mana seseorang mampu mengungkapkan diri dengan tegas tanpa merendahkan orang lain. Mereka berani berbicara dengan jujur, tetapi tetap menjaga hubungan baik. Dalam bisnis, ketegasan sangat penting untuk membuat keputusan, menyelesaikan masalah, dan membangun kerjasama yang sehat di tempat kerja.

Kombinasi Listening dan Assertiveness dalam Komunikasi Bisnis

Kombinasi antara listening dan assertiveness menciptakan komunikasi bisnis yang efektif. Dengan mendengarkan secara aktif, seseorang bisa memahami kebutuhan dan keinginan orang lain, sementara ketegasan memungkinkan seseorang untuk merespons dengan jelas dan tepat.

Dalam situasi bisnis, mendengarkan secara aktif membantu kita memahami perspektif klien, rekan kerja, atau bawahan. Misalnya, ketika dalam negosiasi, mendengarkan secara aktif memungkinkan kita memahami apa yang benar-benar diinginkan oleh pihak lain, sehingga kita dapat memberikan solusi yang tepat. Di sisi lain, ketegasan diperlukan untuk menyampaikan pandangan kita dengan jelas dan memastikan bahwa kebutuhan kita juga dipenuhi.

Ketika seorang pemimpin bisnis menggabungkan listening dan assertiveness, mereka menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan kolaboratif. Mereka mendengarkan masukan dari timnya, tetapi juga mampu membuat keputusan yang tegas dan jelas. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

Manfaat Listening dan Assertiveness dalam Bisnis

1.Mencegah Kesalahpahaman

Dengan mendengarkan secara aktif, kita bisa memahami pesan dengan lebih baik, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahpahaman. Hal ini penting dalam dunia bisnis, di mana kesalahan komunikasi dapat berdampak besar.

2.Membangun Hubungan yang Kuat

Ketika kita menunjukkan ketegasan tanpa bersikap agresif, orang lain akan merasa dihargai. Ini membantu membangun hubungan bisnis yang kuat dan saling menghormati.

3.Meningkatkan Produktivitas

Komunikasi yang efektif memastikan bahwa semua orang memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan jelas, sehingga pekerjaan bisa diselesaikan dengan lebih efisien.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa listening dan assertiveness adalah dua kemampuan komunikasi yang penting dalam bisnis. Dengan mendengarkan secara aktif dan bersikap tegas, kita dapat menghindari kesalahpahaman, membangun hubungan yang lebih baik, dan mencapai kesuksesan dalam berbagai situasi bisnis. 

Mempraktikkan kedua kemampuan ini tidak hanya akan meningkatkan komunikasi, tetapi juga membantu kita berkembang sebagai profesional yang lebih efektif. Jadi, kalau Kamu ingin sukses berkomunikasi dalam kegiatan bisnis, jangan lupa perhatikan dua hal ini ya.

Daftar Pustaka:

  • Adler, R. B., & Elmhorst, J. M. (2019). Communicating at Work: Strategies for Success in Business and the Professions. McGraw-Hill Education.
  • Covey, S. R. (1989). The 7 Habits of Highly Effective People: Powerful Lessons in Personal Change. Simon and Schuster.
  • Goleman, D. (1998). Working with Emotional Intelligence. Bantam Books.

*Penulis: Andika Drajat Murdani

Posting Komentar untuk "Listening and Assertiveness: Kunci Komunikasi Efektif dalam Bisnis"