Perang Dunia II: Sejarah, Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak
Perang Dunia II merupakan suatu konflik global setelah Perang Dunia I dan menjadi konflik terbesar yang pernah ada di dunia. Perang ini melibatkan setidaknya 30-an negara. Perang Dunia II berlangsung selama selama enam tahun terhitung sejak tahun 1939 hingga 1945.
Pihak yang terlibat dalam Perang Dunia II terbagi menjadi dua bagian yaitu Blok Sekutu dan Blok Poros. Peperangan ini pada awalnya terjadi karena adanya agresi yang dilancarkan oleh Blok Poros untuk merebut hegemoni politik dunia sehingga banyak negara yang bersekutu dengan Blok Poros.
Wilayah utama pertempuran terjadi di Eropa, Afrika Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, dan wilayah Pasifik. Akibat dari adanya Perang Dunia II ini membuat sekitar 50-70 juta orang tewas. Selain mengakibatkan korban jiwa, peperangan ini juga membuat hancurnya ekonomi, munculnya usaha memerdekan diri dari negara jajahan, dan adanya polarisasi politik dunia menuju perang dingin.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai latar belakang Perang Dunia II dapat disimak dalam artikel di bawah ini.
A. Latar Belakang
Perang Dunia I yang diakhiri dengan kekalahan dari Blok Sentral (Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, dan Kekaisaran Turki Utsmani) memberikan tekanan yang besar terhadap Jerman. Kemudian lahirlah negara demokratis baru yang menyebabkan tegangan dan perebutan kekuasaan antar golongan. Selain itu, adanya Perjanjian Versailles menyebabkan Jerman semakin terpuruk karena Jerman diharuskan untuk mengganti rugi akibat adanya perang.
Perang Dunia II dimulai pada tanggal 1 September 1939 ketika Nazi Jerman menyerbu Polandia. Serangan tersebut bertujuan untuk merebut Kota Danzig yang berada di Polandia. Akibat dari penyerbuan tersebut mendorong Inggris Raya dan Perancis untuk menyatakan perang Jerman.
B. Penyebab Perang Dunia II
1. Perjanjian Versailles dan keinginan Jerman untuk balas dendam
Perjanjian Versailles dinilai Jerman sangat merugikan, sehingga membuat Jerman melakukan upaya balas dendam. Jerman merasa dikhianati dari adanya penandatanganan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 di Compiegne di tengah kerusuhan politik dalam negeri akibat konteks sipil yang kelelahan dari berperang dan kelaparan.
Perang Dunia 1 memberikan pengalaman yang buruk bagi negara-negara pemenang dan rakyatnya merasa putus asa. Atas desakan dari Perancis yang membuat Perjanjian Versailles, rakyat Jerman seakan-akan menjadi korban.
Oleh sebab itu, bagi masyarakat Jerman yang memiliki jiwa nasionalis akan berpikiran terbuka terhadap ide-ide yang diajukan oleh siapapun yang menawarkan kesempatan dalam memperbaiki penghinaan terhadap Perjanjian Versailles.
2. Kemerosotan ekonomi
Perekonomian merupakan aspek penting bagi suatu negara. Maka tidak heran apabila ekonomi mengalami kemerosotan maka akan menciptakan kondisi pergolakan sipil, politik, dan internasional. Begitu pula yang dialami oleh Jerman setelah Perang Dunia I.
Tepatnya pada 1923-1924, Jerman mengalami hiper-inflasi yang kemudian memfasilitasi perkembangan awal karier Hitler. Kemudian, telah adanya upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan oleh Jerman. Akan tetapi, upaya tersebut belum berjalan maksimal ketika terjadi kerapuhan Republik Weimar yang terungkap pada tahun 1929 pada saat kehancuran global melanda.
Kondisi inilah yang menyebabkan Jerman semakin terpuruk yang membuat banyak terjadi pengangguran. Selain itu masalah lainnya yang dihadapi Jerman yaitu mulai bangkitnya Partai Sosialis Nasional.
3. Ideologi Nazi dan Lebensraum
Pada masa itu, Hitler mengeksploitasi Perjanjian Versailles dan kebanggaan Jerman yang terluka serta kekalahan yang dialami pada saat berperang kemudian membangkitkan rasa kebanggaan nasional (ekstrem) yang baru.
Tahun 1925, Hitler menguraikan niat untuk menyatukan Jerman di seluruh Eropa dengan wilayah yang dibangun kembali mencakupi Austria sebelum mengamankan bidang tanah yang luas di luar Reich baru yang akan memastikan swasembada.
Pada Mei 1939, Hitler secara spesifik menyebut bahwa perang yang akan datang terkait dengan pengejaran “Lebensraum” ke timur. Hal ini merujuk ke seluruh Eropa Tengah dan Rusia hingga Volga.
4. Munculnya Ekstremisme dan pembentukan aliansi
Dari Perang Dunia I, Eropa mulai banyak berubah dengan melakukan petak-petak politik yang diambil oleh pemain di ektsrem kanan dan ekstrem kiri. Oleh sebab itu, Hitler mengidentifikasi bahwa Stalin sebagai musuh utama masa depan. Dia waspada terhadap Jerman yang secara territorial terperangkap di antara Uni Soviet di Timur dan Spanyol Bolshevik dengan Pemerintahan Perancis sayap kiri di Barat.
Hitler juga memilih untuk ikut campur dalam Perang Saudara Spanyol. Tujuannya dalam keikutsertaan tersebut untuk memperkuat kehadiran sayap kanan di Eropa dan menguji efektivitas angkatan udara barunya, serta bagiamana taktik yang digunakan Blitzkrieg dalam membantunya.
Peristiwa tersebut menyebabkan terjalinnya hubungan persahabatan yang semakin erat antara Nazi Jerman dan Fasis Italia ditambah dengan Mussolini yang ingin melindungi hak Eropa sekaligus untuk mendapatkan tempat pertama yang mendapatkan manfaat dari adanya ekspansionisme Jerman.
Pada November 1936, terjadi penandatanganan Pakta Anti-Komintern oleh Jerman dan Jepang. Jepang tidak mempercayai Barat setelah adanya insiden kehancuran Wall Street dan memiliki keinginan untuk menaklukkan China dan Manchuria dengan cara menggemakan tujuan Nazi di Timur Eropa.
Pada Agustus 1939, terjadi penandatanganan perjanjian diplomatik non-agresi Nazi-Soviet. Perjanjian tersebut berisi mengenai kedua kekuatan tersebut secara efektif mengukir “zona penyangga” yang terdapat di Eropa Timur dan membuka jalan invasi Jerman ke Polandia.
5. Kegagalan Appeasement
Adanya Isolasionisme Amerika Serikat sebagai bentuk respon langsung Amerika terhadap peristiwa Eropa pada tahun 1914-1918. Hal tersebut membuat Inggris dan Perancis merasa ketakutan akan terjadinya perang lain, ditambah mereka tidak memiliki sekutu kunci dalam diplomasi dunia selama periode antar perang yang menegangkan.
Adanya Liga Bangsa Bangsa sebaga produk dari Perjanjian Versailles yang dalam operasionalnya masih dirasa kurang baik sehingga dirasa gagal dalam upayanya untuk mencegah terjadinya konflik global kedua.
Pada pertengahan 1930, Nazi mempersenjatai kembali Jerman yang terlepas dari Perjanjian Versailles dan tanpa adanya sanksi atau protes dari Inggris atau Perancis. Kemudian Lutfwaffe mulai didirikan, pasukan angkatan laut mulai diperluas, dan wajib militer mulai diperkenalkan.
Walaupun mengabaikan perjanjian Versailles, Jerman berhasil menduduki kembali Rhineland pada Maret 1936. Hal ini kemudian menambah legenda Hitler di Jerman dan menyediakan lapangan kerja yang dibutuhkan sembari mendorong Fuhrer yang bertujuan untuk mendorong appeasement (penenangan) asing hingga batasnya.
Neville Chamberlain selaku Perdana Menteri Inggris tahun 1937-1940 memiliki hubungan dekat dengan upaya Appeasement Nazi Jerman. Kondisi pembalasan yang dilakukan Jerman terhadap Perjanjian Versailles dengan menempatkan banyak penantang potensial untuk Hitler memilih mengakui Hak Jerman dengan mengklaim Sudetenland serta menyelesaikan Anschluss Austria dibandingkan dengan menghadapi dan beresiko memusuhi perang.
Hal ini mengakibatkan penandatangan Perjanjian Munich yang tanpa mempertanyakan tuntutan Hitler dan dirayakan pula oleh Chamberlain sekembalinya ia ke Inggris.
Terdapat perubahan besar dalam opini publik menyusul pegambil-alihan sisa Cekoslowakia oleh Hitler pada Maret 1939 dengan mengabaikan Perjanjian Munich. Chamberlain menjamin kedaulatan Polandia dan garis batas yang dipaksakan oleh prospek dominasi Jerman di Eropa.
C. Pihak yang Terlibat
Dalam Perang Dunia II, pihak-pihak yang terlibat didalamnya terbagi atas dua blok yaitu:
1. Blok Poros
Blok Poros terdiri dari Jerman, Jepang, dan Italia. Aksi Hitler melalui militer di 1933 direspon negatif oleh Italia melalui Front Stresa. Akan tetapi, pada saat Italia menganeksasi Ethiopia pada 1935, Jerman mendukung aksi tersebut. Oleh sebab itu, Italia menarik kembali segala sentiment negatif terhadap Jerman dan kemudian menjajaki persekutuan.
Pada Oktober 1936, Jerman dan Italia membentuk Poros Roma-Berlin. Dilanjutkan pada November tahun yang sama terjadi penandatanganan Pakta Anti-Komintern antara Jerman dan Jepang. Tujuan penandatanganan tersebut untuk mencegah Uni Soviet memporakporandakan kedua kekuasaan negara melalui komunisme.
Pada 1939, front Perang di Eropa pecah membuat Jerman dan Italia membutuhkan pengadilan untuk mencegah Amerika Serikat terjun langsung ke Eropa.
Pada September 1940, terjadi penandatanganan Pakta Tripartit yang berisi penyerahan tataran Eropa kepada Jerman dan Italia. Sementara itu, Asia Timur diserahkan ke Jepang. Hal ini membagi fokus Amerika Serikat yang disinyalir akan berpihak ke Blok Sekutu. Blok ini kemudian diikuti negara Hungaria, Rumania, Slovakia, Bulgaria, dan Kroasia setelah negara-negara tersebut ditaklukkan oleh Jerman.
2. Blok Sekutu
Blok Sekutu merupakan pihak aliansi yang dibentuk sebagai respon terhadap sikap ekspansionis Blok Poros. Blok Sekutu berisikan Imperium Britania, Perancis, dan Tiongkok kemudian bertambah anggota dengan bergabungnya Uni Soviet dan Amerika Serikat.
Blok Sekutu menjalin hubungan dengan negara minor yang terancam aneksasi oleh Jerman seperti Yunani, Finlandia, Denmark, Norwegia, Belanda, dan Cekoslowakia.
Pada awalnya Uni Soviet menjadi pihak yang netral dengan Jerman namun kemudian beralih menjadi bagian dari Blok Sekutu karena Jerman mempersiapkan operasi Barbarossa untuk menaklukkan kekuatan militer Soviet.
Sementara itu, Amerika Serikat bergabung dengan Blok Sekutu karena menyatakan perang terhadap Jerman setelah peristiwa Pearl Harbour pada Desember 1941.
D. Kronologi Perang Dunia II
1. Wilayah Eropa-Afrika
Jerman yang melakukan serbuan ke Polandia pada September 1939, membuat negara kecil disekitarnya menjadi porak poranda. Hal ini terjadi karena pada saat itu, Soviet menduduki Lithuania, Polandia, dan negara-negara Baltik sebagai bentuk “bantuan bersama”. Akibatnya Uni Soviet dikeluarkan dari Liga Bangsa Bangsa dan membentuk keamanan front timur.
Kemudian pada bulan April 1940, Jerman melakukan invasi ke Denmark dan Norwegia dan dilanjutkan dengan teken perjanjian dagang dengan Soviet untuk memperoleh bahan baku paska diblokade oleh Inggris dan Perancis.
Bulan Mei 1940, Jerman yang dibantu Italia menyerang Perancis, Belgia, Belanda, Luksemburg dan berakhir dengan negara-negara yang diserang memilih menyerah dalam melawan taktik Blitzkrieg.
Bulan Juni 1940, Tentara Britania dan Inggris memilih untuk melarikan diri dalam peristiwa Dunkirk yang menjadi dasar dalam kegagalan Jerman dalam membasmi tentara Inggris yang ada di Eropa Daratan.
Melalui Lutfwaffe, Jerman melakukan supremasi udara untuk memborbardirkan Kepulauan Britania. Sementara itu, Italia melakukan operasi di wilayah Mediterania untuk menguasai Yunani dan Eropa Utara. Sehingga pada bulan November 1940, anggota Blok Poros semakin bertambah seiring dengan semakin sengitnya ketegangan antara Jerman dan Soviet.
Tahun 1941, Jerman dan Italia menduduki Libya dan Mesir menuju ke Timur Tengah dimana hal ini bersamaan dengan berhentinya kampanya Lutfwaffe di Britania. Kemudian di Juni 1941, poros timur pecah setelah Jerman melakukan operasi Barbarossa yang menginvasi Soviet. Akibatnya poros terpecah menjadi tiga bagian sehingga Inggris mulai merencanakan pendaratan ke Eropa Daratan.
Tahun 1942 sebagai titik balik kebangkitan sekutu di Eropa dengan bergabungnya Amerika Serikat. Kemudian didukung dengan berbaliknya kondisi di front timur pasca kegagalan penaklukan Stalingrad dan serangan balik di Afrika yang sekaligus menandakan bahwa peperangan beralih ke tangan sekutu. Peperangan dilanjutkan dengan penyerbuan ke Italia dan Rumania.
Pada 6 Juni 1944, Sekutu mendaratkan pasukan dalam jumlah besar ke Normandia, Perancis yang sekaligus menandakan terbukanya kembali front barat dan menghancurkan konsentrasi poros. Blok Sekutu menekan Blok Poros dari arah barat, timur, dan selatan dan bertemu di Sungai Elbe pada tanggal 25 April 1945. Kemudian pada 30 April 1945, Blok Poros dinyatakan kalah setelah Reichstag berhasil direbut Blok Sekutu.
2. Wilayah Asia
Pertempuran di Asia Timur dimulai ketika Jepang menginvasi China pada tahun 1937. Pertempuran tersebut untuk menaklukkan koloni-koloni Eropa dan mencegah Amerika Serikat terlibta jauh dalam front Eropa. Dengan bergabungnya Jepang membuat Jepang harus mempersiapkan diri dalam merebut wilayah di Indocina dan Hindia Timur untuk memperoleh bahan baku akibat diembargo oleh Amerika Serikat.
Jepang mematikan armada Amerika Serikat dan Sekutu secara bersamaan di Pearl Harbour, Thailand, Malaya, dan Hongkong. Selain itu, Jepang juga memenangkan pengaruh di Filipina dan Australia Utara untuk mencegah serangan balik dari sekutu.
Akan tetapi pada bulan Mei 1943, Jepang mengalami kebuntuan setelah gagal menguasai Port Moresby dan dilanjutkan serangan balik oleh sekutu ke Pasifik, Nugini Barat, dan kepulauan Alaska dengan tujuan mengisolasi Jepang di Asia Timur.
Pertempuran di China juga mengalami Deadlock karena Jepang diganggu oleh armada Inggris-India di Burma. Hingga tahun 1944, armada sekutu telah menduduki Kepulauan Palau dan Mariana. Disusul oleh pasukan Amerika Serikat yang mendarat di Filipina pada bulan Januari 1945 dan menduduki Manila di bulan Maret 1945. Bulan Mei 1945, Australia menduduki Borneo dan Inggris menduduki Burma.
Bulan Mei 1945, tentara Amerika Serikat menuju ke Kepulauan Jepang dengan menguasai Iwo Jima dan Okinawa. Hingga pada akhirnya Amerika Serikat berhasil memblokade Jepang dan memintanya untuk menyerah sesuai dengan isi Perjanjian Postdam Juli 1945.
Akan tetapi, Jepang mengabaikannya sehingga membuat Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945. Lumpuhnya dua kota besar Jepang membuatnya harus menyerah tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus 1945 sekaligus menjadi akhir dari pertempuran di Asia dan Perang Dunia II secara keseluruhan.
E. Dampak Perang Dunia II
- Perekonomian dunia menjadi kacau sehingga membuat Amerika Serikat menjadi negara kreditur. Sementara itu, Jerman dan Jepang menjadi negara industry.
- Terbentuknya United Nation Relief Rehabilitation Administration (UNRRA). Tujuan dibentuknya UNRRA yaitu untuk menyediakan makanan untuk orang-orang terlantar, mengurus pengungsi akibat perang, mengerjakan kembali tanah yang rusak akibat perang, dan mendirikan rumah sakit untuk para korban perang.
- Amerika Serikat sebagai negara yang menang dalam perang menjadi negara adikuasa. Sementara itu, Uni Soviet menjadi negara super power.
- Munculnya organisasi pakta pertahanan seperti NATO, PAKTA WARSAWA, SEATO, dan METO.
- Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang maju.
Referensi
- https://www.studiobelajar.com/perang-dunia-2/
- https://www.merdeka.com/jabar/penyebab-perang-dunia-2-dan-sejarahnya-dimulai-dari-versailles-hingga-munculnya-nazi-kln.html
- https://internasional.kompas.com/read/2021/06/15/134546170/kisah-perang-dunia-ii-mengapa-terjadi-dan-negara-yang-terlibat?page=all
- https://www.zenius.net/blog/perang-dunia-2
- https://internasional.kompas.com/read/2021/11/17/203000970/dampak-perang-dunia-ii--dari-ekonomi-sosial-politik-hingga-budaya?page=all
Penulis: Nabila Salsa Bila
Posting Komentar untuk "Perang Dunia II: Sejarah, Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak"
Jangan lupa tinggalkan komentar, jika konten ini bermanfaat. Terima kasih.