Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun: Latar Belakang, Tujuan, dan Dampak
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun terjadi pada tahun 1948 sebagai suatu peristiwa politik penting dalam rangkaian Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Pemberontakan ini terjadi sebagai upaya dalam memproklamirkan Negara Soviet Indonesia oleh Musso dan Amir Sjarifudin di Madiun, Jawa Timur.
Selain dilakukan oleh PKI, Gerakan pemberontakan ini juga dilakukan dengan Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI), Pemuda Rakyat, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) untuk merebuat kekuasaan karena merasa tidak puas dengan kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintahan pusat.
Adapun beberapa kabupaten yang mengalami pemberontakan seperti Madiun, Cepu, Ngawi, Kudus, Purwodadi, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, Pacitan, dan Pati. Pada peristiwa tersebut banyak terjadi pembunuhan mulai dari guru, tokoh-tokoh adat, kyai, organisasi, hingga mayoritas kepala desa juga turut menjadi korban keganasan PKI.
Hal ini tentunya dianggap sebagai bentuk pemberontakan terhadap Republik Indonesia. Oleh sebab itu, pengirim mengirim operasi militer dalam upaya menumbas pemberontakan oleh PKI di Madiun. Untuk membahas lebih lengkap mengenai pemberontakan PKI akan dibahas dalam artikel di bawah ini.
A. Latar Belakang Pemberontakan PKI Madiun
Pemberontakan PKI Madiun diawali ketika jatuhnya kebinet Amir Sjarifuddin setelah adanya perjanjian Renville yang dinilai sangat merugikan masyarakat Indonesia. Setelah tidak lagi menjadi menteri, ia membentuk Front Demokrasi Rakyat yang bekerjasama dengan PKI, PSI, PBI, Pemuda Rakyat, dan SOBSI. Terjalinnya kerjasama antara Amir Sjarifuddin dengan Muso yang merupakan tokoh komunis Indonesia yang telah lama tinggal di Soviet ini yang kemudian membentuk gerakan pemberontakan PKI di Madiun.
Pemberontakan ini dilakukan untuk menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia. Serta, adanya propaganda kekecewaan terhadap perdana menteri terhadap kabinet Hatta mengenai kebijakan baru yaitu untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan tujuan untuk menghemat biaya.
Pada tangal 28 Mei 1948, siaran Radio Moskow melakukan siaran yang berisi mengenai Pemerintah Soviet telah meratifikasi perjanjian pertukaran konsul dengan pemerintah Republik Indonesia. Dari hasil siaran tersebut, menurut Hatta sebagai upaya yang dilakukan oleh Soviet untuk memperkuat FDR dan merusak perjanjian antar RI-Belanda. Kemudian pemerintah Indonesia menyatakan ratifikasi ditunda yang membuat FDR menganggap bahwa Indonesia telah tunduk kepada Belanda. Akibatnya proses reshuffle kabinet yang tadinya akan diselenggarakan pada tanggal 31 Mei 1948 menjadi gagal dilaksanakan.
Dalam sidang Politbiro PKI yang terjadi pada bulan Agustus 1948 mengemukakan ide yaitu “Jalan Baru untuk Republik Indonesia”. Dalam ide tersebut berisikan mengenai pentingnya untuk melakukan kerjasama dengan blok timur untuk menanggulangi blokade Belanda. Ditambah dengan fusi organ-organ Marxisme-Leninisme yang memiliki tujuan untuk melancarkan pergerakan yang lebih besar dan revolusi proletariat. Adanya hal tersebut untuk merebut wilayah-wilayah strategis dengan propaganda dan demonstrasi untuk memupuk dukungan terhadap pemerintahan baru yang diproklamirkan.
B. Tujuan Pemberontakan PKI Madiun
Tujuan utama dari pemberontakan PKI Madiun yaitu:
- Membentuk Republik Indonesia Soviet
- Mengganti dasar negara Pancasila dengan Komunisme
- Pemberontakan dilakukan dengan mengajak petani dan buruh
C. Proses Terjadinya Pemberontakan PKI Madiun
Awal terjadinya pemberontakan PKI Madiun dengan adanya propaganda anti pemerintah dan pemogokan yang dilakukan oleh para buruh. Setelah aksi tersebut, dilanjutkan dengan menculik dan membunuh sejumlah tokoh negara. Adapun tokoh-tokoh tersebut yaitu:
- Penembakan terhadap Kolonel Sutarto pada tanggal 2 Juli 1948
- Penculikan dan pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Timur pertama yaitu RM. Ario Soerjo yang sedang mengadakan kunjungan di Ngawi. Dalam aksi kunjungannya pasukan Ario dihadang oleh pasukan kelompok Amir pada tanggal 10 September 1948
- Penculikan dan pembunuhan terhadap Dr. Moewardi pada tanggal 13 September 1948
Puncak dari pemberontakan PKI Madiun terjadi pada tanggal 18 September 1948 dimana FDR Madiun mulai menguasai dan mengambil alih pejabat pemerintah daerah, dan markas tentara yang dipimpin oleh Sumarsono dan Djoko Sujono. Dari aksi penyerangan tersebut mengakibatkan dua perwira tewas terbunuh dan empat lainnya luka-luka.
Selang beberapa jam, PKI berhasil menguasai Madiun dan mengumumkan lahirnya Republik Soviet Indonesia serta menguasai beberapa tempat strategis, melakukan sabotase, merusak sarana dan prasarana umum, dan melakukan aksi pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap anti PKI.
D. Tokoh Madiun yang Menjadi Korban dalam Pemberontakan PKI Madiun
Selain 3 tokoh tersebut, pemberontakan ini juga memakan korban dari beberapa tokoh Madiun antara lain:
- Kolonel Inf Marhadi
- Letkol Wiyono
- Insp Pol Suparbak
- May Istiklah
- R.M . Sardjono (Patoh Madiun)
- Kiai Husen (Anggota DPRD Kabupaten Madiun)
- Mohammad (Pegawai Dinas Kesehatan)
- Abdul Rohman (Asisten Wedono Jiwan)
- Sosro Diprodjo (Staff PG Rejo Agung)
- Suharto (Guru Sekolah Pertama Madiun)
- Sapirin (Guru Sekolah Budi Utomo)
- Supardi (Wartawan Freelance Madiun)
- Sukadi (Tokoh masyarakat)
- KH Sidiq
- R. Charis Bagio (Wedono Kanigoro)
- KH Barokah Fachrudin (Ulama)
- Maidi Marto Disomo (Agen Polisi)
E. Operasi Penumpasan
Satuan tempur TNI dari Jawa Tengah dan Jawa Timur banyak dilakukan di garis batas “status quo”. Kekuatan TNI tersebut dibwah pimpinan Letnan Kolonel Sadikin dan Letnan Kolonel Soerachmad. Tujuannya untuk mengarahkan penyerangan untuk merebut kembali Madiun dari dua arah yaitu yang pertama dari poros Solo-Sragen-Walikukun-Ngawi, dan yang kedua dari poros Solo-Sukoharjo-Wonogiri-Pacitan.
Sementara itu, pasukan operasi dari arah timur diserang dan dilucuti secara mendadak oleh PKI pada tanggal 19 September 1948. Oleh sebab itu, Pemerintah Front Nasional RI mengubah sikap garis kerasnya kearah garis lunak. Ditambah lagi, PKI tidak banyak mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia khusunya masyarakat Madiun sehingga pada tanggal 30 September 1948, bendera Merah Putih resmi berkibar kembali di Madiun setelah sebelas hari diambil alih oleh PKI.
Sebelumnya, pada tanggal 28 September 1948 pasukan FDR yang dipimpin Djoko Sudjono memilih untuk mundur dan pergi ke Dungus, lereng Gunung Wilis. Gerakan mundur ini juga diikuti oleh Amir Sjarifuddin dan Soemarsono.
Muso memilih untuk mengambil jalur yang berbeda yang diikuti oleh dua pengawalnya. Kemudian terjadi aksi tembak-menembak antara pasukan Indonesia dengan FDR yang mengakibatkan Muso ditembak mati karena tidak mau menyerahkan diri. Sementara itu, Amir dan pasukannya memilih untuk menyerahkan diri dan dijatuhi hukuman mati yang dilakukan di Desa Ngalihan, Karanganyar, Solo atas perintah Gubernur Militer Jawa Tengah Kolonel Gatot Subroto.
F. Dampak Pemberontakan PKI Madiun
Pemberontakan PKI Madiun tentu memberikan luka tak hanya bagi masyarakat Indonesia melainkan juga bagi bangsa Indonesia. Pemberontakan yang dilakukan untuk mengganti dasar negara Indonesia yaitu Pancasila diganti dengan Komunisme. Tentunya hal ini tidak sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sejak memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Pemberontakan PKI Madiun juga turut melemahkan kekuatan pertahanan pasukan Republik Indonesia yang pada saat itu sedang menghadapi Agresi Militer Belanda. Selain itu, dari adanya pemberontakan ini juga membawa dampak positif yaitu Indonesi mendapatkan bantuan dari Amerika Serikat. Bantuan tersebut sebagai upaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat untuk mencegah masuk dan berkembangnya pengaruh Soviet di Indonesia.
Referensi
- https://www.studiobelajar.com/pemberontakan-pki-madiun/
- https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5688948/pemberontakan-pki-madiun-latar-belakang-tujuan-dan-tokoh-yang-jadi-korban
- https://tirto.id/sejarah-peristiwa-pki-madiun-1948-latar-belakang-tujuan-musso-gad2
- https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/26/170656879/pemberontakan-pki-madiun-1948?page=all
- https://www.gramedia.com/literasi/pemberontakan-pki-madiun/
Penulis: Nabila Salsa Bila
Materi lain:
Posting Komentar untuk "Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun: Latar Belakang, Tujuan, dan Dampak"
Jangan lupa tinggalkan komentar, jika konten ini bermanfaat. Terima kasih.