Gerakan Non Blok: Latar Belakang, Pembentukan, Tujuan, Tokoh, Peran Indonesia, dan Dampaknya
Non-Alignment Movement atau yang dikenal dengan Gerakan Non Blok (GNB) merupakan sebuah gerakan bersifat internasional yang memiliki 120 negara anggota dan 17 negara peninjau. Negara-negara yang tergabung dalam organisasi ini merupakan negara yang tidak beraliansi dengan blok manapun yang ada ataupun kekuasaan besar tertentu. GNB juga sebagai kekuatan multipolar yang menentang kekuatan bipolar pada masa Perang Dingin.
Tujuan GNB adalah untuk menengahi dua kekuataan besar yang sedang bersitegang pada saat Perang Dingin, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kemudian banyak negara yang memilih bersikap netral untuk menghindari konflik. Walaupun ada beberapa anggota yang kemudian justru menjadi aliansi dari kedua negara tersebut.
Hadirnya GNB memiliki andil yang sangat besar dalam mencegah terjadinya konflik global. Lantas seperti apa latar belakang pendirian GNB, tujuannya, tokoh pendirinya, dan dampaknya dapat disimak dalam penjelasan berikut.
A. Latar Belakang
Berakhirnya Perang Dunia II membuat terbaginya pengaruh menjadi dua kekuataan besar. Pengaruh pertama yaitu dari Amerika Serikat dengan membawa ide liberalisme dan sistem kapitalis. Sementara, pengaruh kedua dari Uni Soviet dengan membawa sistem otoritarian dan ekonomi komunis.
Keduanya saling melakukan persaingan untuk menyebarkan ajarannya ke segala penjuru dunia, terutama bagi negara korban perang dan negara-negara baru. Oleh karenanya, negara-negara di dunia merasa khawatir akan terjadinya kembali perang global.
Beberapa negara mengusulkan untuk diadakannya suatu forum internasional yang bersifat mengikat negara-negara yang bersikap netral. Dengan adanya forum tersebut dapat menjadi kekuatan ketiga untuk meredakan konflik yang ada.
Melalui Gerakan Non Blok, negara-negara baru berharap supaya tidak terulanginya penjajahan yang sempat dialaminya dulu dan menginginkan adanya independensi dan kebebasan dalam menjalankan negaranya sendiri.
B. Pembentukan
Terbentuknya Gerakan Non Blok diawali pada saat adanya penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) di tahun 1955. KAA pada awalnya merupakan hasil dari lima pertemuan kepala negara yang awalnya berkumpul di Kolombo (Sri Lanka) pada tanggal 28 April hingga 2 Mei 1952. Pertemuan selanjutnya dilakukan di Istana Bogor pada tanggal 29 Desember 1954.
Dari hasil kedua pertemuan tersebut kemudian dibentuklah Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tanggal 18 April-25 April 1955 bertempatkan di Bandung. Kemudian dalam pertemuan ini disepakati untuk pembuatan forum internasional dengan nama Gerakan Non Blok (GNB) sekaligus menjadi cikal bakalnya.
Kemudian Gerakan Non Blok melangsungkan Konferensi Tingkat Timggi (KTT) yang diadakan tiap tiga tahun sekali. Tujuan KTT untuk membahas agenda-agenda dan isu-isu yang perlu untuk ditindak lanjuti. Sehingga jika ditotal hingga saat ini, KTT telah dilakukan sebanyak 17 kali.
KTT pertama dilakukan di Boegrad, Yugoslavia pada tanggal 1-6 September 1961 yang dihadiri oleh 25 negara yang terdiri dari Afganistan, Algeria, Yaman, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, India, Indonesia, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Surian, Tunisia, dan Yugoslavia.
Dalam KTT I GNB beragenda negara-negara pendiri berketetapan untuk menciptakan suatu gerakan bukan organisasi untuk mengindarkan diri dari implikasi birokratis dalam membangun upaya kerjasama diantara negara anggota.
KTT I GNB juga menegaskan bahwa dengan adanya GNB bukan menandakan sifat kepasifan mereka dalam politik internasional melainkan memformulasikan posisi sendiri secara independen yang merefleksikan kepentingah negara-negara anggota.
C. Tujuan
Tujuan awal GNB adalah untuk menjamin kedaulatan, kemerdekaan, integritas territorial, dan keamanan negara-negara non blok dalam perjuangan untuk menentang imperialism, kolonialisme, rasisme, dan segala bentuk agresi militer dan penjajahan. Akan tetapi, kemudian lambat laun tujuan GNB mengalami perkembangan. Adapun tujuan lainnya dari GNB yaitu:
- Penentangan terhadap apartheid
- Tidak memihak pada pakta militer multilateral
- Perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialism
- Perjuangan dalam menentang kolonialisme, neo-koloalisme, rasisme, pendudukan, dan dominasi asing
- Perluncutan senjata
- Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara damai
- Penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional
- Pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional
- Kerjasama internasional berdasarkan persamaan hak
D. Tokoh Pendiri
1. Gamal Abdel Nasser
Gamal Abdel Nasser merupakan presiden kedua Mesir yang semasa hidupnya berada dibawah kekuasaan imperialisme dan kolonialisme. Kemudian ia memimpin kudeta atas Raja Farouk I dan memegang tampuk kepala negara manasionalisasi Terusan Suez yang membuatnya harus berhadapan dengan Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.
Ia menjadi salah satu pioneer dalam Gerakan Non Blok dan sebagai salah satu pimpinan negara baru yang vocal di forum internasional. Ia juga berkeinginan supaya Mesir dan seluruh negara baru bebas dari intervensi asing terlepas dari konflik yang ada.
2. Jawaharlal Nehru
Jawaharlal Nehru merupakan Perdana Menteri pertama India dan dianggap sebagai penerus Mahatma Gandhi dalam memimpin India pasca kemerdekaan. Nehru sebagai pemimpin sayap kiri yang radikal dan membenci segala bentuk penindasan dan pengaruh asing.
Ia menyadari posisi penting yang dimiliki oleh India bagi dunia dan menjadi bagian dari tokoh yang memberikan pengaruhnya dalam Gerakan Non Blok ataupun forum internasional lainnya.
3. Joseph Broz Tito
Joseph Broz Tito merupakan presiden pertama Yugoslavia yang pada awalnya sebagai pendukung kuat rezim komunis Soviet. Akan tetapi, sejak Joseph Stalin berkuasa di tahun 1948 ia kemudian menolak hegemoni Soviet dan memimpin Yugoslavia dengan sistem sosialismenya sendiri.
Walaupun dicap sebagai otoriter, akan tetapi ia tetap mempertahankan Yugoslavia ditengah konflik antar daerah yang sedang melanda. Rasa ketidaksukaannya terhadap hegemoni Soviet ataupun doninasi Amerika membuat sedikit negara Eropa yang bergabung dalam gerakan ini.
4. Soekarno
Soekarno merupakan presiden pertama Indonesia yang memiliki cita-cita untuk menyukseskan revolusi Indonesia supaya terbebas dari segala macam bentuk imperialism.
Ia juga kerap menyalurkan ide-idenya ke berbagai forum internasional sehingga ia menjadi figure yang dihormati oleh negara-negara dunia ketiga. Keterlibatannya dalam Gerakan Non Blok yaitu menjadi pemrakarsa dalam Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang juga terciptanya Dasasila Bandung yang menjadi prinsip dasar dalam GNB.
5. Ghana Kwame Nkrumah
Ghana Kwame Nkrumah merupakan presiden Ghana. Ia tidak hanay sebagai pemimpin besar Ghana melainkan juga seluruh Afrika. Ia memiliki pemikiran yang teguh untuk memberikan kebebasan kepada negara-negara di kawasan Afrika.
E. Prinsip dan Pilar
Penamaan Non Blok dikenalkan oleh Jawaharlal Nehru pada pidatonya di Colombo, Sri Lanka pada tahun 1954. Dalam pidato tersebut, ia juga menjelaskan mengenai pilar-pilar sebabagi basis dari GNB. Adapun isi dari pilar-pilar tersebut yaitu:
- Saling menghormati integritas territorial dan kedaulatan
- Perjanjian non-integrasi
- Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
- Kesetaraan dan keuntungan bersama
- Menjaga perdamaian.
Selain pilar-pilar, GNB juga memiliki prinsip-prinsip dasar yang telah disepakati bersama dalam Konferensi Asia-Afrika yang dikenal dengan nama Dasasila Bandung. Dasasila Bandung berisikan mengenai 10 poin yang meliputi:
- Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat dalam piagam PBB
- Menghormati kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa
- Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa baik secara besar maupun kecil
- Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
- Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau kolektif sesuai dengan piagam PBB
- Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
- Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
- Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan amai seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, dan cara damai lainnya menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB
- Memajukan kepentingan bersama dan melakukan kerjasama
- Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
F. Peran Indonesia
- Indonesia menjadi pelopor GNB dimana Soekarno sebagai Presiden Indonesia dan keempat pemimpin dunia lainnya
- Indonesia menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan KTT KAA di Bandung tahun 1955 yang juga dihadiri oleh negara-negara netral
- Pada tahun 1992, Indonesia ditunjuk menjadi pemimpin GNB
- Indonesia memiliki prinsip yang sama dengan GNB yaitu menentang keras kejahatan internasional terlebih jika dilakukan dengan agresi militer. Oleh sebab itu, Indonesia menjunjung perdamaian dan politik luar negeri bebas aktif.
G. Dampak
- Menekan potensi konflik yang ada di Amerika Serikat dan Uni Soviet
- Mengikat negara-negara kecil dalam satu forum sehingga mencegah negara yang tergabung di dalamnya mendapatkan pengaruh dari kedua belah blok
Referensi
- https://www.studiobelajar.com/konferensi-meja-bundar/
- https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/03/133931579/gerakan-non-blok-latar-belakang-pelopor-tujuan-dan-prinsip?page=all
- https://tirto.id/sejarah-gerakan-non-blok-tujuan-latar-belakang-peran-indonesia-glDa
- https://www.merdeka.com/jatim/tujuan-gnb-atau-gerakan-non-blok-serta-latar-belakang-pendiriannya-ini-selengkapnya-kln.html
- https://kemlu.go.id/portal/id/read/142/halaman_list_lainnya/gerakan-non-blok-gnb
Penulis: Nabila Salsa Bila
Posting Komentar untuk "Gerakan Non Blok: Latar Belakang, Pembentukan, Tujuan, Tokoh, Peran Indonesia, dan Dampaknya"
Jangan lupa tinggalkan komentar, jika konten ini bermanfaat. Terima kasih.