Konsep Dasar Sejarah: Definisi, Ciri, Syarat, Fungsi, Ruang Lingkup dan Metode Penulisan Sejarah
Sejarah merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lampau sehingga dalam mempelajarinya diperlukan ilmu untuk menganalisisnya. Dalam penulisan sejarah terdapat perkembangan serta selalu menitikberatkan pada sumber-sumber yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sejarah diibaratkan dengan penglihatan tiga dimensi yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa yang akan mendatang. Oleh sebab itu, penyelidikan di masa lampau tidak dapat dilepaskan dari kenyataan masa sekarang yang sedang dihadapi dan dari perspektif masa mendatang.
Sejarah sebagai ilmu sosial tentunya selalu berkaitan erat dengan ilmu-ilmu lain untuk mengkajinya. Oleh sebab itu, sejarawan memerlukan referensi dan pemahaman-pemahaman yang baik terhadap ilmu-ilmu lainnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian sejarah, ciri-ciri, syarat sejarah sebagai ilmu, metode penulisan, ruang lingkup, dan fungsi sejarah akan dijelaskan dalam artikel ini.
A. Pengertian Sejarah
Sejarah dalam bahasa Arab ditulis dengan “Syajarah” yang memiliki arti “pohon”. Maksud kata pohon yaitu sebagai pohon keluarga atau silsilah dan asal usul dari adanya sesuatu serta perkembangan terhadap suatu peristiwa yang berkesinambungan.
Sejarah dalam bahasa Inggris ditulis dengan “History” yang diangkat dari bahsa Yunani “Historia” yang memiliki arti inkuiri, wawancara, intrograsi, atau laporan dari saksi mata terhadap hasil-hasil suatu tindakan.
Berikut adalah definisi sejarah dari beberapa tokoh, yaitu:
1. Thomas Carlyle
Sejarah merupakan suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau yang mempelajari mengenai biografi tokoh-tokoh terkenal sebagai penyelamat pada zamannya. Tokoh-tokoh tersebut merupakan orang yang pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.
2. Herodotus
Herotus merupakan ahli sejarah dunia yang berkebangsaan di Yunani sekaligus sebagai Bapak Sejarah Dunia (The Father of History) mendefinisikan sejarah sebagai sesuatu yang tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang pasti melainkan bergerak sebagai garis lingkaran dengan tingkatan tinggi rendahnya terganti oleh keadaan manusia.
3. Ibnu Kaldun
Sejarah merupakan catatan umat manusia atau peradaban dunia yang berisikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam watak masyarakat tersebut.
4. Mohammad Yamin
Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan dari beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan kenyataannya atau sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.
Dari pengertian beberapa tokoh mengenai sejarah, dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan suatu ilmu yang mengkaji mengenai masa lampau yang menjadikan manusia sebagai aktor atau pelaku dari peristiwa-peristiwa tersebut.
Sejarah didasarkan atas adanya bukti-bukti yang ditemukan secara tertulis sehingga peristiwa yang terjadi sebelum ditemukannya bukti-bukti tersebut dinamakan sejarah prasejarah. Selain itu. Juga terdapat sejarah modern yaitu sejarah yang memiliki klasifikasi khusus sehingga memudahkan peneliti untuk mengkajinya.
B. Ciri - Ciri Sejarah Sebagai Peristiwa
- Sejarah sebagai peristiwa yang penting adalah konsep dasar sejarah yang menunjukkan bahwa sejarah memiliki dampak besar terhadap lingkungan sekitar atau apa yang terjadi setelahnya. Contohnya proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia sebagai peristiwa penting sebab menandai mulai merdekanya Indonesia dari jajahan negara lain.
- Sejarah sebagai peristiwa yang unik dimaksudkan bahwa sejarah hanya terjadi satu kali dan bukan peristiwa yang terjadi terus menerus. Contohnya terjadinya Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 sebagai peristiwa yang unik karena walaupun sama-sama perang dunia akan tetapi terjadi pada hari dan tanggal yang berbeda sehingga berbeda nama julukannya.
- Sejarah sebagai peristiwa abadi dimaksudkan bahwa sejarah sebagai suatu kejadian yang diingat sepanjang masa bahkan hingga generasi selanjutnya. Contohnya sejarah mengenai kemunculan manusia sehingga masuk dalam peristiwa abadi dan harus tetap diingat selama-lamanya.
C. Syarat Sejarah Sebagai Ilmu
1. Empiris
Empiris berasal dari bahasa Yunani yaitu “Empiro” yang memiliki arti perjalanan manusia. Sehingga secara empiris bahwa ilmu sejarah berasal dari pengalaman manusia (saksi) yang didokumentasikan bersama dengan pengalaman manusia yang lainnya secara kolektif. Dari hasil dokumentasi tersebut kemudian di teliti oleh sejarawan dalam menemukan fakta-fakta.
2. Memiliki objek
Objek dalam penelitian sejarah yaitu manusia dan masyarakat yang berfokus terhadap manusia dalam sudut pandang waktu.
3. Memiliki teori
Untuk mendukung fakta-fakta yang diperoleh dalam sejarah maka diperlukan teori yang digunakan sebagai penunjang dari fakta-fakta tersebut. Teori dalam sejarah berisikan satu kumpulan mengenai kaidah-kaidah pokok suatu ilmu.
4. Memiliki metode
Ilmu sejarah memiliki tradisi ilmiah yang harus terus dikembangkan yang ebrtujuan untuk memperoleh fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Kendati demikian, hasil penelitian juga dapat dibantah sewaktu-waktu dengan ditemukan fakta baru yang dinilai lebih konkret.
5. Mempunyai generalisasi
Para sejarahwan selalu berupaya untuk melakukan generalisasi atas kumpulan fakta-fakta yang ditemukan. Sehingga dapat memunculkan kesimpulan mengenai sebuah peristiwa yang terjadi di masa lampau.
D. Metode Penulisan Sejarah
1. Heuristic
Langkah pertama dalam penulisan sejarah yaitu dengan mengumpulkan referensi atau sumber sejarah. Proses ini dapat dilakukan dengan melakukan studi pustaka atau wawancara dengan mendatangkan saksi sejarah yang kredibel dan terpercaya.
2. Kritik atau Verifikasi
Proses kritik (verifikasi) ini dilakukan terhadap referensi yang telah dikumpulkan pada tahapan sebelumnya kemudian memilah referensi yang dianggap kurang penting atau kurang kredibel. Untuk kemudian dikeluarkan dari daftar sumber sejarah.
3. Interpretasi
Interpretasi dilakukan untuk menjahit fakta-fakta yang masih kasar dan tidak terhubung satu dengan yang lainnya. Sehingga proses ini dianggap sebagai kerentanan dalam ilmu sejarah karena dianggap sarat akan subjektivitas.
4. Historiografi
Bagian akhir dalam penulisan metode sejarah yaitu dengan melakukan penulisan dan publikasi sejarah yang telah didapatkan. Dalam hal ini sejarawan perlu kapabilitas yang baik dalam menyampaikan hasil penelitiannya sehingga dapat mudah dipahami oleh khalayak umum.
E. Ruang Lingkup Sejarah
1. Sejarah sebagai ilmu
Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena menjadi sumber pengetahuan terhadap apa yang terjadi di masa lampau. Peristiwa tersebut kemudian ditulis secara sistematis menggunakan metode kajian ilmiah. Penggunaan kajian ilmiah bertujuan untuk mendapatkan mengenai apa yang terjadi karena sejarah akan berpengaruh pada masa-masa yang akan datang.
Sejarah juga memiliki karakteristik yang mengedepankan kebenaran, fakta, dan rasionalitas dalam menuliskan rangkaian-rangkaian peristiwa yang terjadi.
2. Sejarah sebagai peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa memiliki arti bahwa sejarah sebagai kenyataan atau realitas yang terjadi pada masa lampau. Dalam hal ini sejarah berkaitan dengan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya. Oleh sebab itu sejarah dikelompokkan secara tematis menurut tema peristiwa yang dibahas.
3. Sejarah sebagai kisah
Sejarah sebagai kisah bertolak dari peristiwa itu sendiri, yang didokumentasikan dalam ingatan dan diterjemahkan dalam kisah-kisah. Kisah sejarah dapat disampaikan baik secara lisan maupun tertulis. Sebagian cukup ilmiah untuk dapat dikaji sebagai ilmu, dan sebagian hanya menjadi kisah turun-temurun sesuai dengan sudut pandang mereka yang menceritakan kisah tersebut.
4. Sejarah sebagai seni
Dalam menulis sejarah, sejarawan harus memiliki seninya sendiri dalam menyajikan cerita-cerita sejarah. Sejarawan selalu ingin tulisan-tulisan yang telah ia buat mampu membuat para pembacanya seakan merasakan langsung peristiwa yang terjadi di masa lampau. Membuat para pembaca masuk ke dalam cerita sejarawah adalah seni tersendiri yang tentunya tidak banyak orang bisa melakukannya. Tidak hanya tulisan, lukisan, patung, serta panggung pementasan pun menjadi sebagian bentuk seni dalam merekonstruksi peristiwa sejarah.
Sejarah sebagai seni juga memiliki fungsi sebagai berikut:
- Fungsi ilmiah berupa pengumpulan secara ilmiah dan penyayang bukti-bukti.
- Fungsi imajinatif atau spekulatif berupa sejarawan harus menyeleksi, mengklasifikasi data-data dan fakta kemudian baru dibuat kesimpulan.
- Fungsi sastra berupa penyajian hasil ilmu dan imajinasi dalam bentuk yang menarik.
F. Fungsi Sejarah
Konsep dasar sejarah juga terkait dengan fungsinya. Menurut Kuntowijoyo, sejarah memiliki nilai guna dan fungsi baik untuk dirinya sendiri (intrinsik) ataupun untuk ilmu di luar dirinya (ekstrinsik) sebagai berikut:
1. Fungsi intrinsik
Sejarah selalu mengalami perkembangan yang maju yang disebabkan oleh adanya perkembangan filsafat, teori sejarah, ilmu-ilmu lain, dan metode sejarah itu sendiri. Dari adanya perkembangan kajian-kajian tersebut membuat sejarah selalu mengalami perkembangan yang baik.
2. Fungsi ekstrinsik
Sejarah memiliki peran besar untuk ilmu-ilmu lainnya. Contohnya perencanaan kebijakan atau politik, pendidikan moral dan penalaran, serta sebagai ilmu bantu dan rujukan untuk ilmu-ilmu lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu sejarah menempatkan dirinya dalam lingkaran yang saling ketergantungan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.
Referensi
- https://www.studiobelajar.com/sejarah/
- https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5824089/sejarah-dan-pengertiannya-menurut-para-ahli-apa-saja
- https://tirto.id/pengertian-sejarah-sebagai-peristiwa-ciri-ciri-beserta-contohnya-glJe
- https://www.ruangguru.com/blog/apa-maksud-sejarah-sebagai-ilmu-dan-seni
- https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/11/161732769/sejarah-sebagai-peristiwa-pengertian-ciri-dan-contohnya?page=all
- Supriyadi, Marwan. (2009) Sejarah Indonesia Kelas X Untuk SMA/MA. KTSP. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
*Penulis: Nabila Salsa Bila
Posting Komentar untuk "Konsep Dasar Sejarah: Definisi, Ciri, Syarat, Fungsi, Ruang Lingkup dan Metode Penulisan Sejarah"
Jangan lupa tinggalkan komentar, jika konten ini bermanfaat. Terima kasih.