Pasar Persaingan Monopolistik: Pengertian, Konsep, Karakteristik, Contoh dan Perbedaannya dengan Konsep Pasar Lain
Dalam struktur pasar, kita mengenal aneka bentuk pasar berdasarkan pada karakteristik persaingan di dalamnya. Ada pasar monopoli murni, pasar persaingan monopolistik, pasar persaingan sempurna juga bentuk pasar oligopoli. Masing-masing bentuk pasar ini memiliki ciri khasnya tersendiri.
Pada artikel kali ini, kita akan membahas salah satu bentuk pasar yang paling lazim terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yakni pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition). Yang perlu diperhatikan, pasar persaingan monopolistik ini berbeda dengan pasar monopoli murni.
Jadi, perhatikan pengertian pasar persaingan monopolistik berikut ini untuk memahami konsepnya. Karakterstik pasar persaingan monopolistik juga akan disajikan, disertai dengan pembeda utamanya dengan bentuk pasar lain yang mirip.
Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik
Para ekonom menyebut pengertian pasar persaingan monopolistik sebagai industri yang terdiri dari banyak perusahaan yang saling bersaing, tetapi menjual produk yang berbeda dalam beberapa hal atau dengan karakteristik tertentu.
Pengertian persaingan monopolistik juga dapat dipahami sebagai suatu struktur pasar yang menggabungkan unsur-unsur pasar monopoli dan kompetitif. Pada dasarnya, pasar kompetitif monopolistik berwujud pasar dengan kebebasan masuk dan keluar, tetapi perusahaan yang terlibat dapat membedakan produk mereka dengan ciri khas tersendiri.
Kurva permintaan masing-masing perusahaan yang tidak elastis membuat perusahaan dapat menetapkan harga. Namun, karena ada kebebasan untuk masuk, perusahaan akan berusaha merasionalkan laba yang diperoleh. Kondisi ini mendorong lebih banyak perusahaan untuk memasuki pasar yang mengarah pada laba normal dalam jangka panjang.
Bentuk pasar persaingan monopolistik sangat mudah kita temukan dalam keseharian. Kita biasa melihat toko yang menjual berbagai jenis pakaian; restoran atau toko grosir yang menjual berbagai jenis makanan; dan juga produk tas yang mungkin setidaknya agak mirip tetapi memiliki penekanan berbeda dalam persepsi publik karena iklan dan nama merek.
Dengan produk yang khas, masing-masing perusahaan memiliki monopoli mini pada gaya atau rasa atau nama merek tertentu dari produk tersebut. Namun, perusahaan yang memproduksi produk tersebut juga harus bersaing dengan gaya dan rasa atau nama merek dari produk lain sejenis.
Pada dasarnya, konsep pasar “persaingan monopolistik” adalah kombinasi dari “monopoli dalam lingkup kecil” dan “persaingan yang ketat”.
Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik dapat dikenali dengan karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Adapun ciri pasar persaingan monopolitik, sebagai berikut :
- Banyak perusahaan.
- Kebebasan masuk dan keluar bagi perusahaan baru.
- Perusahaan menghasilkan produk yang berbeda.
- Perusahaan memiliki permintaan harga yang tidak elastis, sehingga mereka dapat menjadi pembuat harga karena produk yang khas.
- Perusahaan menghasilkan laba normal dalam jangka panjang tetapi bisa menghasilkan laba sangat tinggi dalam jangka pendek.
- Perusahaan tidak efisien secara alokasi dan produktif.
Pasar yang beroperasi pada ranah ritel mayoritas berada pada bentuk pasar persaingan monopolistik. Aneka bisnis kecil biasanya harus menghadapi bentuk pasar ini. Para aktor bisnis baru bisa dengan mudah masuk ke dalam persaingan. Hanya saja, agar mereka bisa bertahan dalam persaingan, mereka butuh usaha ekstra.
Perusahaan harus mampu meyakinkan konsumennya bahwa produk yang dihasilkan berbeda dari produk lain, serta memiliki keunggulan yang lebih baik ketimbang produk pesaingnya. Menunjukkan keunggulan produk akan membuat perusahaan memiliki kekuatan untuk menetapkan harga atas produknya.
Namun, ketika perusahaan pesaing melakukan strategi perubahan harga, perusahaan tidak memiliki cukup kekuatan untuk mengatasinya. Untuk bisa bertahan, masing-masing perusahaan harus bisa mendapatkan kesetiaan pelanggannya. Perusahaan harus berusaha menciptakan produk yang benar-benar berbeda sehingga konsumen benar-benar menyukai produknya.
Kesetiaan pelanggan adalah hal penting mengingat jalan keluar masuk dalam pasar persaingan monopolistik ini terbuka lebar. Tidak ada hambatan bagi perusahaan baru untuk masuk ataupun keluar. Konsumen akan cenderung melihat pada fitur-fitur produk yang jadi pembeda dengan produk pesaing.
Pengaruh Ekonomi Monopolistic Competition
Persaingan monopolistik berdampak pada kompetisi antar perusahaan dalam memperebutkan konsumen. Dampak ini akan paling dirasakan oleh konsumen. Konsumen lah yang harus membayar mahal atas persaingan perusahaan, untuk menutup target laba dari masing-masing perusahaan.
Meski begitu, dampaknya tidak seserius dari pasar monopoli. Konsumen masih bisa memilih aneka produk sejenis, yang mungkin memiliki perbedaan di sisi tertentu. Dari perbedaan yang dihasilkan oleh perusahaan inilah yang harus dibayar lebih oleh konsumen.
Konsumen yang mengharap kualitas lebih ataupun merek yang lebih tinggi biasanya akan mendapat harga yang juga lebih tinggi. Biaya untuk diferensiasi produk dan promosi untuk menggaet konsumen inilah yang sebetulnya harus dibayar sendiri oleh para konsumen.
Produk yang lebih populer dan bermerek akan dibanderol dengan harga lebih mahal. Ini dikarenakan biaya promosi yang juga lebih tinggi. Perusahaan harus bisa menutup biaya promosi dari harga yang dibayar konsumen.
Contoh Monopolistic Competition
Konsep pasar persaingan monopolistik bisa lebih mudah dipahami melalui contoh pasar persaingan monopolistik.
Salah satu contohnya adalah restoran. Pasar restoran adalah pasar yang lumrah ada di berbagai tempat. Ada begitu banyak restoran di tiap daerah. Semisal di daerah tertentu, kita melihat satu restoran bersaing dengan restoran lainnya.
Satu restoran menawarkan kualitas makanan, restoran lain menawarkan harga murah, restoran lain menawarkan fasilitas tempat. Pada intinya, restoran menjual produk yang sama, yakni makanan.
Namun, ada product differentiation yang menjadi elemen kunci dari bisnis restoran sehingga menjadikannya persaingan monopolistik. Masing-masing restoran memiliki pangsa pasar tersendiri dengan target konsumen tersendiri, sesuai dengan produk pembeda yang ditawarkan.
McDonald adalah satu satu contoh perusahaan yang terlibat dalam pasar persaingan monopolistik di bidang restoran. Hal yang diunggulkan adalah layanan cepat saji dengan menu khas burger. Layanan dan menu khas ini menjadikan McDonald memiliki pelanggan setia yang rela membayar mahal untuk produk yang dijual.
Dalam bisnis restoran, McDonald masih harus bersaing dengan KFC yang menawarkan keunggulan pada menu ayam renyahnya. Begitu pun pesaing lain dalam tawaran produk yang lebih sempit seperti Burger King.
Contoh lain pasar persaingan monopolistik adalah program televisi. Tayangan televisi pada dasarnya memiliki produk yang sama. Tetapi, ada pembeda yang menjadikan masing-masing tayanan televisi khas dan dipilih oleh konsumen.
Perbedaan Pasar Persaingan Monopolistik dengan Monopoli
Pasar persaingan monopolistik seling rancu dengan jenis pasar monopoli. Padahal, pada dasarnya kedua bentuk pasar ini berbeda. Kunci utama yang menjadi pembeda antara konsep monopolistic competition dengan pasar monopoli terletak pada ada tidaknya barriers to entry atau hambatan untuk masuk.
Pasar monopoli memiliki keterbatasan pesaing baru sehingga sulit untuk masuk. Sementara pasar persaingan monopolistik terbuka bagi siapa pun yang ingin masuk bersaing.
Perbedaan Pasar Persaingan Monopolistik dengan Persaingan Sempurna
Pasar persaingan monopolistik juga sering keliru dengan konsep pasar persaingan sempurna atau perfect competition. Pada monopolistic competition, hal paling mendasar adalah para perusahaan melakukan diferensiasi produknya. Hal ini membuat perusahaan berada pada posisi permintaan yang tidak elastis.
Mereka berusaha menciptakan permintaan pasar melalui pembeda khas dari produknya. Berbeda dengan pasar persaingan sempurna yang memang permintaan akan masing-masing produk sudah jelas.
*Penulis: Andika Drajat Murdani
Referensi :
1. John Petroff. 2005. Monopolistic Competition diakses dari https://www.peoi.org/Courses/Coursesba/mic/mic6.html pada 24 September 2019
2. Lumen. Tt. Module 10: Monopolistic Competition and Oligopoly, diakses dari https://courses.lumenlearning.com/wm-microeconomics/chapter/monopolistic-competition/ pada 23 September 2019
3. Prateek Agarwal. 2019. Monopolistic Competition. Diakses dari https://www.intelligenteconomist.com/monopolistic-competition/ pada 22 September 2019
4. Tejvan Pettinger. 2018. Monopolistic Competition – definition, diagram and examples, diakses dari https://www.economicshelp.org/blog/311/markets/monopolistic-competition/ pada 23 September 2019