Pengertian Ilmu Ekonomi dan Keputusan Ekonomi
Ketika hendak mempelajari ilmu ekonomi, sudah seharusnya kita juga mengetahui pengertian ilmu ekonomi itu sendiri. Asal usul istilah ilmu ekonomi (economics) sendiri secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yakni οiκος (oikos, “rumah tangga”) dan νόμος (nomos, “kebiasaan” atau “hukum”).
Artinya, dari gabungan kedua kata tersebut, ilmu ekonomi secara etimologi dapat diterjemahkan sebagai aturan atau kebiasaan dalam rumah tangga. Untuk mempelajari ilmu ekonomi, terdapat beberapa batasan yang sering digunakan yakni:
- Ilmu ekonomi adalah studi mengenai aktivitas produksi konsumsi dan pertukaran barang;
- Ilmu ekonomi adalah ilmu tentang memilih, yakni mengenai bagaimana orang memilih untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas (pendapatan dan waktu) untuk menghasilkan tingkat kepuasan maksimal, serta bagaimana perusahaan memilih kombinasi input serta besaran dan jenis komoditas yang diproduksi, serta mendistribusikan berbagai komoditas tersebut keberbagai anggota masyarakat untuk dikonsumsi.
Yang perlu digarisbawahi adalah prinsip ekonomi mengenai optimasi yang sering dianggap sebagai prinsip untuk dapat mengeluarkan pengorbanan sekecil-kecilnya demi memperoleh manfaat sebesar-besarnya. Padahal, definisi ini adalah salah kaprah dari prinsip optimisasi dalam ilmu ekonomi.
Pengertian Ilmu Ekonomi menurut Paul A. Samuelson, seorang peraih Nobel di bidang Ekonomi, adalah “studi mengenai bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang langka agar dapat menghasilkan berbagai komoditas bernilai dan mendistribusikan komoditas-komoditas tersebut di antara berbagai kelompok.
Dalam ilmu ekonomi, ada dua pertanyaan besar yang mendasari pemikirannya, yakni :
1# Bagaimana agar dengan sumber daya yang terbatas dan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang ada, kita dapat mengambil keputusan tentang apa, bagaimana, dan untuk siapa suatu barang dan jasa diproduksi?
Ada banyak pilihan untuk jenis barang atau jasa yang dapat diproduksi sebagai tindakan ekonomi. Namun, perlu dipahami bahwa setiap perekonomian terdapat keterbatasan sumber daya sehingga tidak semua jenis barang dan jasa harus diproduksi.
Sebagai contoh, perusahaan di Indonesia apakah seharusnya memproduksi pesawat tempur atau lebih baik memproduksi pakaian batik? Keputusan ini harus ditentukan berdasarkan perekonomian dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Setelah mendapat keputusan, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana barang dan jasa diproduksi. Misalkan perekonomian memilih memproduksi pakaian batik. Lalu, bagaimana memproduksi pakaian batik tersebut? Memaksimalkan tenaga kerja atau dengan modal besar dan memanfaatkan teknologi mesin?
Pertanyaan selanjutnya, untuk siapa produk itu dibuat? Siapa pangsa pasarnya? Apakah untuk masyarakat lokal atau ditargetkan untuk mancanegara? Pertanyaan-pertanyaan ini terlihat sepele, akan tetapi sebetulnya tidak.
Perekonomian dengan segala pertimbangannya, harus mampu mengidentifikasi sumber daya apa saja yang dimilikinya, serta berbagai pilihan atau kemungkinan yang ada, dan pengambilan keputusan secara tepat.
2# Kapan pilihan - pilihan dapat dibuat dalam rangka memaksimalkan kepentingan pribadi sekaligus mampu dimanfaatkan untuk memaksimalkan kepentingan sosial?
Dalam perekonomian, kepentingan pribadi (self interest) dan kepentingan sosial (social interest) tidak selalu sejalan. Tokoh Ekonomi Klasik, Adam Smith berpandangan bahwa ketika seseorang mengejar kepentingan pribadi, maka kepentingan sosial juga akan ikut tercapai.
Namun, pandangan ini banyak ditentang oleh para ekonom lain karena kedua hal ini dianggap kontradiktif. Karenanya, muncul pertanyaan besar yang harus dijawab perekonomian, yakni kapankah dan mungkinkah self interest dapat menciptakan social interest?
Jadi, salah bila ekonomi dianggap sebagai tindakan yang semata-mata menargetkan untuk mengeruk kepentingan sebesar-besarnya. Prinsip ekonomi optimasi pada dasarnya juga membutuhkan pertimbangan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya menguntungkan diri sendiri, melainkan juga bagaimana pengaruhnya terhadap orang lain.
Sebagai contoh, Anda memutuskan membeli sepatu olahraga. Pertimbangan utama Anda membeli sepatu adalah Anda membutuhkannya agar kaki Anda nyaman dan tidak terluka. Keputusan ini adalah keputusan pribadi. Di sisi lain, motivasi penjual sepatu olahraga tersebut adalah untuk mencari penghasilan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Jadi, tanpa Anda sadari, sesungguhnya keputusan Anda mempengaruhi kepentingan penjual. Dapat pula dikatakan bahwa keputusan untuk memenuhi self interest Anda juga berpengaruh terhadap social interest.
Referensi :
- Deliarnov. 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
- Kompas. 2007. Esai-esai Nobel Ekonomi. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.
Bacaan lain: