Belajar dan Mengenal Ibadah Puasa Ramadhan
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat dan penuh berkah, bulan dimana Allah swt. menurunkan ampunan (maghfirah)-Nya kepada para hamba-hamba-Nya.
Bulan Ramadhan ini tentunya mempunyai banyak sekali keistimewaan. Mulai dari turunnya kitab suci al-Qur’an, adanya malam lailatul qadar yakni malam yang penuh dengan kemuliaan, amal baik yang dilipatgandakan, serta Puasa Ramadhan itu sendiri, ditambah dengan shalat tarawih di malam harinya.
Pada waktu inilah, umat Islam di seluruh penjuru dunia melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Ibadah yang tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja, tetapi juga untuk melatih diri dan jiwa kita untuk senantiasa meningkatkan iman dan ketakwaan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengajak untuk berbagi ilmu dan belajar bersama tentang apa itu puasa?? Serta apa saja yang harus kita lakukan ketika ingin menjalankan ibadah puasa..
Mulai dari … Arti Puasa
Perlu kita ketahui kata puasa ini dalam bahasa Arab disebut juga dengan shiyam atau shaum. Menurut bahasa puasa mempunyai arti imsak atau menahan.
Sedangkan, menurut istilah, puasa adalah menahan diri atau berpantang dari makan dan minum dan segala hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan.
Selain itu, ibadah puasa juga ikut serta dalam mengendalikan hawa nafsu. Ditambah lagi dengan puasa adalah salah satu ibadah yang didalamnya terkandung unsur kesabaran. Tidak hanya sabar dalam menahan rasa haus dan lapar, tetapi juga, sabar dalam menghadapi berbagai macam godaan, dan sabar dalam menjalankan perintah Allah swt.
Puasa Wajib dan Puasa Sunnah
Ibadah puasa ini terbagi menjadi menjadi dua macam, yakni: puasa wajib dan puasa sunnah.
Adapun yang termasuk puasa wajib adalah:
- Puasa Ramadhan
- Puasa Nazar
- Puasa Kafarat (denda dikarenakan melakukan suatu pelanggaran)
Adapun yang termasuk puasa sunnah adalah:
- Puasa pada hari Senin dan Kamis
- Puasa enam hari pada bulan Syawal
- Puasa Arafah
- Puasa pada tanggal 13, 14 dan 15 pada setiap bulan Qamariyah, dan masih banyak yang lainnya.
Hukum Puasa Ramadhan
Dari penjelasan yang ada di atas, puasa Ramadhan ini mempunyai hukum wajib atau fardhu ‘ain. Artinya bagi setiap laki-laki ataupun perempuan yang beragama Islam dan sudah baligh (cukup umur) serta berakal sehat, wajib untuk melaksanakannya.
Arti dari wajib adalah segala amal perbuatan yang jika dilaksanakan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan maka akan mendapatkan dosa. Oleh karenanya, siapa yang meninggalkan ibadah puasa Ramadhan ini termasuk orang-orang yang berdosa.
Perintah Melaksanakan Puasa Ramadhan.
Perintah diwajibkannya menjalankan ibadah puasa Ramadhan ini, dapat kita jumpai baik dalam al-Qur’an ataupun hadits nabi.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣
Yaa ayyuhal ladziina aamanuu kutiba ‘alaikumus shiyaamu kamaa kutiba ‘alal ladziinza min qoblikum la’allakum tattaquun .
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu senantiasa bertakwa” (QS. al-Baqarah (2): 183).
Adapun dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda
«مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
Artinya :
“Barangsiapa yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan karena iman (pada Allah) dan mengharap ridha-Nya, (maka) dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni oleh-Nya” (HR. Bukhari)
Dari penjelasan QS. al-Baqarah ayat 183 di atas, dapat kita ketahui bersama bahwa tujuan dari orang yang berpuasa adalah agar orang tersebut senantiasa selalu bertakwa kepada Allah swt.
Dilanjutkan dengan hadits nabi yang menjelaskan bahwa siapapun yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan iman dan kesungguhan hati, Allah akan mengampuni dosa-dosa orang tersebut.
Orang yang menjalankan ibadah puasa dengan kesungguhan hati maksudnya orang tersebut tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja. Melainkan juga mampu untuk menahan diri dari segala perbuatan dan perkataan yang dilarang oleh agama.
Dari sinilah orang yang berpuasa, tidak diperbolehkan untuk mencuri, berkata bohong, menggunjing temannya, iri hati, dengki dan lain-lainnya. Hal ini dikarenakan perbuatan atau perkataan yang disebutkan tadi dapat membuat bobot puasa kita menjadi berkurang.
Ketentuan - Ketentuan Puasa Ramadhan
Dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, tentunya ada banyak hal yang harus kita ketahui. Mulai dari syarat, rukun, sunnah dan hal-hal yang membatalkan puasa. Namun sebelumnya, kita juga harus tahu kapan datangnya bulan Ramadhan??
Untuk mengetahui datangnya bulan Ramadhan (tanggal satu Ramadhan), ada beberapa cara untuk mengetahuinya:
Pertama, rukyat, yakni melihat munculnya bulan pada awal bulan Ramadhan (sebagai pergantian bulan) baik secara langsung atau dengan alat bantu.
Kedua, hisab, yakni dengan menggunakan ilmu hitung yang dipakai para ahli dalam menentukan jumlah hari dalam satu bulan
Ketiga, menyempurnakan bilangan hari pada bulan Sya’ban sebanyak 30 hari.
Syarat Puasa Ramadhan
Ketika menjalankan Puasa Ramadhan ada syarat-syarat yang harus kita perhatikan terlebih dahulu. Di sini ada dua jenis syarat, yakni syarat wajib puasa dan syarat sah puasa.
Syarat wajib puasa adalah:
- Beragama Islam
- Berakal sehat dan dewasa (sudah akil dan baligh)
- Mampu atau kuat melakukan ibadah puasa
Adapun syarat sahnya puasa adalah:
- Beragama Islam
- Mumayyiz, sudah mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
- Suci dari haid dan nifas (diperuntukkan bagi wanita)
- Pada waktu atau hari yang dibolehkan untuk berpuasa
Rukun Puasa
Rukun puasa ini ada dua, yaitu:
1. Niat di malam hari (untuk yang puasa wajib). Adapun lafadz dari niat puasa Ramadhan :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona haadzihis sanati lillahi ta'aalaa
Artinya:
Saya niat (sengaja) puasa pada besok hari pada bulan Ramadhan tahun ini kearena Allah ta’ala.
2. Menahan atau tidak makan dan minum serta apa saja yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari
Sunnah Puasa (Hal-Hal yang Disunnahkan ketika Puasa)
Adapun sunnah-sunnah dalam menjalankan ibadah puasa adalah:
1. Makan sahur dengan maksud supaya lebih kuat dalam berpuasa (jangan lupa berdoa)
2. Mengakhirkan makan sahur (sampai kira-kira 15 menit sebelum fajar)
3. Menyegerakan untuk berbuka
4. Berbuka dengan kurma atau makanan atau minuman yang manis
5. Berdoa sebelum berbuka.
«بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ»
Artinya: “Ya Allah untukmu aku berpuasa, dan atas rizki-Mu aku berbuka”
6. Memberi makan kepada orang lain untuk berbuka puasa
7. Memperbanyak amalan sedekah selama bulan Ramadhan
8. Memperbanyak membaca al-Qur’an (tadarus) beserta mempelajarinya
9. Memperbanyak amalan-amalan sunnah, seperti i’tikaf di masjid, shalat tarawih, shalat witir dan shalat-shalat sunnah yang lainnya.
Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Hal-hal yang membatalkan puasa adalah:
- Makan dan minum dengan sengaja.
- Mabuk atau hilang akalnya
- Muntah dengan sengaja
- Gila atau ayan
- Murtad, keluar dari agama Islam
- Berhubungan badan (jima’) antara suami-istri pada siang hari
- Haid atau nifas (bagi kaum perempuan)
Selain yang disebutkan di atas kita juga tetap harus bisa mengendalikan hawa nafsu kita agar puasa kita tetap terjaga. Hal ini dikarenakan banyak perbuatan ataupun perkataan yang jika kita lakukan akan menghilangkan atau merusak pahala kita.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits Nabi saw. yang artinya:
“Banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan pahala dari puasanya melainkan hanya rasa lapar dan dahaga….. “ (HR. Ahmad)
Mereka yang Dibolehkan Untuk Tidak Berpuasa
Orang yang dibolehkan untuk tidak berpuasa, diantaranya adalah:
1. Orang yang sedang sakit serta tidak mampu untuk menjalankan ibadah puasa. orang tersebut harus mengganti atau meng-qada’ puasa yang ditinggalkannya di hari yang lain
2. Orang yang sedang bepergian jarak jauh atau musafir, maka orang tersebut wajib meng-qada’ puasa yang ditinggalkannya.
3. Orang yang sedang haid atau nifas. Maka wajib baginya mengganti atau meng-qada’ puasanya di lain hari
4. Ibu yang sedang hamil dan menyusui. Jika mereka berdua (yang hamil dan yang menyusui) merasa khawatir akan kondisi fisik dan kesehatan dirinya maka diwajibkan untuk mengganti atau meng-qada’ puasanya.
Akan tetapi, jika mereka berdua khawatir terhadap kondisi dan kesehatan anaknya maka wajib untuk mengganti puasanya dan membayar fidyah kepada fakir miskin
5. Orang yang sudah lanjut usia atau pikun, atau yang sudah tidak mampu lagi untuk menjalankan ibadah puasa karena usianya yang sudah tua. Wajib baginya membayar fidyah kepada fakir miskin.
Hikmah Puasa
Puasa Ramadhan, sebagai salah satu perintah dari Allah swt., dan menjadi salah satu rukun Islam. Pastinya mempunyai hikmah yang sangat banyak bagi umat manusia. Hikmah puasa ini tentunya bisa membuat kita sebagai manusia menjadi lebih terdidik dan lebih terarah. Lalu apa saja hikmah puasa itu.
Berikut ini adalah beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari menjalankan ibadah puasa;
1. Mendidik untuk menjadi taat dan patuh terhadap segala perintah Allah swt., serta meningkatkan rasa iman dan takwa yang ada dalam diri kita.
2. Mendidik dan melatih diri menjadi orang yang disiplin. Dengan puasa, membuat diri kita menjadi tepat waktu, termasuk kapan waktu datangnya shalat dan kapan waktunya makan sahur dan berbuka
3. Mendidik serta melatih kita semua untuk jujur. Orang yang sedang menjalankan ibadah puasa. Walaupun ada makanan yang ingin dimakan, tetap tidak akan makan dan minum meskipun kondisi di sekitarnya sedang sepi.
4. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Jika selama 11 bulan perut kita terus mencerna makanan yang kita makan dan minum. Maka dalam satu bulan tersebut organ pencernaan kita bisa beristirahat beberapa jam.
Rohani kita pun bisa lebih sehat, karena orang yang sedang menjalankan puasa bisa menjauhkan diri dari sikap serakah, sombong, iri hati dan sikap buruk lainnya. Dan menjadi lebih peduli antar sesama saudaranya, yang kurang mampu atau menderita kelaparan.
5. Melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu. Sebagai makhluk pasti dibekali dengan hawa nafsu, tetapi nafsu itu juga perlu untuk dikendalikan. Karena derajat manusia akan menjadi hina jika tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Sumber :
- Al-Qur’an Digital v.2.2
- Tim Bina Karya Guru, Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar Kelas V, (Jakarta: PT. Erlangga, 2007)
- Kementerian Pendidikan Nasional, Pendidikan Agama Islam 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011 )
- ibnumuna.org