Pembiasaan kata-kata, seperti tolong, maaf, dan terima kasih, ketika meminta bantuan dari orang lain, berarti individu tersebut sudah memiliki tata krama. Tata krama sendiri merupakan kebiasaan yang dilakukan antar individu dalam kehidupan sehari-hari pada saat bergaul dengan teman sebaya atau lingkungan sekitarnya.
Kebiasaan ini merupakan suatu aksi dan reaksi yang ditunjukkan individu. Sebagai contoh, di daerah Jawa Tengah, orang minta tolong dengan nada suara yang halus, sedangkan di daerah Jawa Timur, orang dapat minta tolong dengan nada suara yang kasar, dan bukan berarti itu marah. Hal ini disebabkan oleh kondisi wilayah yang menyebabkan nada suara yang ditunjukkan menjadi berbeda.
Latihan yang dilakukan terus menerus oleh individu, seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan salam jika bertemu dengan saudara, berpakaian yang sopan dan rapi ketika keluar rumah, dan menerima tamu dengan hormat ketika berkunjung ke rumah, akan menjadi kebiasaan tersendiri.
Kebiasaan tersebut terus dilakukan individu, tanpa harus bertanya pada diri sendiri, mengapa dia harus melakukan tindakan tersebut. Tindakan tersebut dilakukan secara spontan, karena individu telah memahami tindakan apa yang harus dilakukan.
Tata krama bukan hanya dilakukan ketika individu berada di dalam rumah, melainkan juga dilakukan pada saat di luar rumah. Individu yang mampu menerapkan tata krama, baik di dalam maupun di luar rumah akan dihormati oleh orang lain. Hal tersebut disebabkan individu mampu menampilkan sifat yang terpuji.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dinyatakan bahwa tata krama merupakan kebiasaan yang ditampilkan individu dalam kehidupan sehari-hari dan kebiasaan tersebut merupakan suatu kesepakatan bersama dengan lingkungan masyarakat.
Tata krama dapat pula dinyatakan sebagai sopan santun. Sopan santun yang ditunjukkan pada individu, bukan hanya pada teman sebaya, melainkan juga terhadap orang tua.
Tata krama dengan teman sebaya, dapat dilakukan, dengan cara misalnya :
- Berkata jujur dan bersikap ikhlas. Perkataan jujur dalam komunikasi dengan teman sebaya, penting untuk diterapkan karena dapat meningkatkan kepercayaan dalam persahabatan. Ikhlas menerima teman sebaya apa adanya, tanpa syarat atau mengharapkan imbalan atas kebaikan yang diberikan pada teman sebaya, menghantarakan individu pada hubungan yang lebih harmonis.
- Berpikir positif terhadap teman sebaya. Berpikir positif dimaksudkan tidak berburuk sangka terhadap teman sebaya.
- Menasehati satu sama lain. Artinya dalam hubungan teman sebaya, pentingnya saling menasehati satu sama lain dalam hal kebaikan, sehingga mengajak teman kita untuk senantiasa berbuat baik pada sesama manusia.
- Mengucapkan salam jika bertemu dengan teman sebaya. Mengucapkan salam pada teman sebaya, berarti kita menerima kehadirannya dihadapan kita dan menghargai adanya dirinya dan untuk meningkatkan rasa kekerabatan di antara keduanya.
- Tidak mengumpat atau berbicara tentang hal buruk mengenai teman sebaya. Individu tidak diperbolehkan untuk membicarkan hal-hal buruk dari teman sebaya, apalagi jika sampai membicarakan sesuatu yang tidak benar mengenai temannya atau menceritakan rahasia teman sebayanya ke orang lain.
- Menghormati sudut pandang teman sebaya. Artinya menghargai cara pandang teman terhadap suatu persoalan yang mungkin berbeda dengan pendapat kita.
Tata krama yang ditunjukkan terhadap orang tua, contohnya sebagai berikut :
- Menyayangi kedua orang tua dengan tulus. Individu perlu untuk menyayangi dan mengasihi kedua orang tuanya dan menerima kondisi kedua orang tuanya secara apa adanya.
- Membantu meringankan beban kedua orang tua. Meringankan beban kedua orang tua dapat dilakukan salah satunya dengan cara membantu membersihkan rumah, merawat saudara kandung dengan baik, dan menjaga rumah dengan baik.
- Menghormati kedua orang tua. Artinya individu diminta untuk mendengarkan nasehat orang tua dengan baik dan melaksanakannya, tidak berbicara dengan nada yang kasar dan tinggi.
- Mendoakan kedua orang tua dengan ikhlas dan baik. Sebagai seorang anak yang berbakti pada kedua orang tua, penting bagi anak untuk mendoakan kebaikan pada kedua orang tuanya.
DAFTAR PUSTAKA- Anonim. 2010. belajarpsikologi.com/pengertian-tata-krama. Diakses tanggal 21 Desember 2010, pukul 08.00 WIB.
- Anonim. 2010. belajarpsikologi.com/tata-krama-dalam-bergaul. Diakses tanggal 21 Desember 2010, pukul 08.05 WIB.
*Penulis: Indriyana Rachmawati