Sombong dan Efek Negatifnya Dalam Kehidupan
Sombong atau yang dalam bahasa arabnya disebut dengan istilah takabbur adalah merupakan salah satu sifat yang tercela dalam kehidupan sehari-hari. Takabbur adalah akar kata dari lafal al-kabiiru yang berarti besar. Besar di sini adalah ketika seseorang tersebut merasa dirinya punya kualitas yang banyak sehingga berbangga diri dan menghiraukan orang lain yang ada di sekitarnya. Orang yang sombong atau takabbur ini juga suka merendahkan orang lain.
Padahal kita ketahui bersama bahwa apa yang mereka rendah adalah sesuaatu yang hina begitu juga sebaliknya. Orang berbuat sombong bisa dikarenakan banyak hal: misalnya saja karena kekayaannya, kecantikannya, ketampanannya, kedudukannya, dan lain sebagainya.
Sebagai orang muslim yang sedang belajar, al-Qur’an mengajarkan bahwa orang yang sombong adalah salah satu orang yang tidak dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seperti yang dijelaskan dalam QS. An-Nisaa’ (4): 36
۞وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا وَبِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالٗا فَخُورًا ٣٦
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”
Bahkan dalam hadits nabi sendiri dijelaskan bahwa orang yang mempunyai sifat sombong atau takabbur ini tidak masuk surga:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ ». قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ « إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ ».
Artinya:
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah masuk surga siapapun yang di dalam hatinya masih terdapat kesombongan meskipun seperti biji dzarrah” kemudian ada seorang laki-laki yang berkata: sesungguhnya ada seorang laki-laki yang suka berpakaian bagus dan alaskakinya pun juga bagus. Rasululullah kembali bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan dan sedangkan sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain” (HR. Muslim)
Sombong atau takabur ini sendiri ada yang menggambarkan sebagai iblis. Ketika semua malaikat diperintahkan untuk sujud kepada nabi Adam oleh Allah, semuanya bersujud kecuali iblis. Iblis tersebut tidak mau sujud karena dirinya merasa lebih mulia dibandingkan Nabi Adam ‘alaihissalam.
Tetapi dari ayat dan hadits di atas kita semua diberikan pelajaran supaya tidak terbawa ke arah yang salah. Artinya dibolehkannya bagi seseorang untuk memakai sesuatu yang bagus dan indah selama itu tidak berlebih-lebihan dan masih dapat menjaga diri dan juga masih memperdulikan lingkungan dan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Sifat sombong atau takabur ini sendiri terbagi menjadi dua macam: takabur lahiriah dan takabur batiniah.
Pertama, takabur lahiriah adalah takabur yang terlihat secara fisik baik dari perbuatan atau amal dari seseorang. Ini biasanya dikarenakan oleh berbagai faktor mulai dari kekayaan, kecerdasan, atau bisa juga membesar-besarkan nama kelompok atau anggota keluarganya
Kedua, takabur batiniah adalah suatu sikap takabur yang tersembunyi dalam hati seseorang. Orang yang seperti ini jelas sudah mendekati tingkatan kufur karena orang lain sudah tidak tahu apa yang dilakukannya dan yang diniatkannya. Sehingga menyebabkan sudah tidak mau menerima lagi hukum-hukum serta kebenaran yang sudah diajarkan kepadanya.
Seseorang yang takabur bisa lupa siapa dirinya sebenarnya. Kita harus tahu bahwa semua manusia dihadapan Allah adalah sama kecuali tingkat ketakwaannya. Oleh karena itulah seseorang tidak perlu berbesar diri, sombong dan angkuh. Karena yang dinilai oleh Allah adalah kadar keimanan orang tersebut. seperti yang tertera dalam QS. Al-Hujuraat (49): 13 berikut ini:
......ۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
Artinya:
“ Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Tanda-tanda dari orang yang mempunyai sifat takabur ini diantaranya adalah:
- Suka membangga-banggakan dirinya, hartanya, ketampanannya, kecantikannya, kedudukannya, kekuasaannya, juga ilmu beserta kemampuannya.
- Suka meremehkan dan menghiraukan orang lain. ditambah lagi berpaling muka dengan orang yang dikenalnya karena merasa lebih mulia.
- Angkuh dan congkak dalam perbuatannya
- Suka menjelek-jelekkan orang lain dan membesar-besarkan kesalahannya.
Nah, ketika seseorang sudah terlarut dalam sikap sombongnya, maka hal itu sudah jelas berbahaya untuk dirinya dan berakibat buruk buat orang-orang disekitarnya. Dampak buruk atau efek dari sombong atau takabur ini adalah:
- Bisa memutuskan tali silaturahmi dan tolong-menolong antara satu sama lain
- Bisa menjadikan seseorang kufur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh-Nya
- Sulit untuk menerima nasihat atau masukan dari orang lain
- Mudah tergoda oleh rayuan setan
- Mendapatkan ancaman dari Allah, berupa siksa api neraka
قِيلَ ٱدۡخُلُوٓاْ أَبۡوَٰبَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَاۖ فَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلۡمُتَكَبِّرِينَ ٧٢
Artinya:
“Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri” (QS. Az-Zumar (39): 72)
Dari penjelasan di atas tentulah juga ada contoh-contohnya. Contoh-contoh sikap sombong ini juga terdapat dalam al-Qur’an diantaranya berupa kisah Iblis yang tidak mau sujud kepada Nabi Adam (QS. Al-A’raaf (7):11-12), kisah Fir’aun yang mengaku-ngaku dirinya sebagai tuhan yang akhirnya ditenggelamkan di lautan (QS. Al-Baqarah(2):50), kemudian kisah Qarun yang diberikan harta berlimpah namun tidak mau taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa QS. Al-Qashshash (28): 81).
Oleh karena itulah sebagai muslim kita tidak boleh merasa lebih hebat dan merasa tinggi di hadapan orang-orang yang ada di sekitar kita. Karena bisa jadi malah sebaliknya kitalah yang merasa direndahkan. Di sinilah kita harus rendah hati dan sadar bahwa semuanya adalah milik Allah semata.
Sumber Referensi :
- Al-Qur’an Digital
- Muhammad Rohmadi, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP Kelas IX, (Sukoharjo: Grahadi ), 2007
- Robingan, Munawar Khalil, Pendidikan Agama Islam 3: Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX, (Solo: PT. Tiga Serangkai Mandiri), 2010
- Tim Arafah, Pendidikan Agama Islam 3 untuk SMP Kelas IX, (Semarang: Aneka Ilmu), 2006
Sumber Gambar:
http://fenditazkirah.blogspot.co.id/2013/10/sombong-bukan-akhlak-muslim.html
*Penulis: Abdul Wahid
Materi lain: