Ciri dan Klasifikasi Kingdom Animalia

Materi Biologi kali ini akan memaparkan tentang ciri, dan klasifikasi kingdom animalia. Perhatikan penjelasan di bawah ini.

Ciri - ciri Animalia

Kingdom animalia memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

  • Tidak bisa membuat makanan sendiri atau makanan berasal dari tumbuhan atau hewan yang lain.
  • Bersifat eukariotik dan heterotrof
  • Memiliki jaringan yang khas dan unik dan yang bertanggung jawab terhadap penghasil rangsang dan pergerakan, yaitu saraf dan otot
  • Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
  • Merupakan makhluk hidup multiseluler
  • Tidak memiliki dinding sel (Penjelasan lebih lengkap di 12 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan)
  • Tidak memiliki klorofil atau zat hijau
  • Sel- selnya terdeferensiasi membentuk jaringan, organ, dan sistem organ.
  • Pada umumnya dapat bergerak dengan bebas
  • Hewan yang mampu bergerak dengan bagian yang dapat berfungsi sebagai alat gerak.
  • Adapun contohnya yaitu harimau, orang utan, burung, serangga, siput, bintang laut, cacing, ular, ikan, dan anjing

Selanjutnya, dijelaskan tentang jenis / filum kingdom animalia

Filum Kingdom Animalia

1. Filum Porifera

Porifera berasal dari kata poros dan ferre. Poros berarti lubang kecil. Sedangkan, ferre berarti membawa. Sehingga porifera yaitu hewan yang membawa atau memiliki lubang – lubang yang kecil pada tubuhnya.

Porifera merupakan metazoa yang bersel banyak yang pertama. Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh porifera yaitu sebagai berikut.

  • Tubuh bersel banyak dan memiliki sifat radial simetris
  • Tubuhnya berlubang atau berpori
  • Hidup di air, melekatkan diri pada suatu dasar
  • Morfologi tubuh pada umumnya menyerupai tumbuhan
  • Ekskresi dan respirasi dilakukan dengan cara difusi oleh seluruh permukaan tubuh.
  • Reproduksi dilakukan secara vegetatif dengan cara budding atau pertunasan dan gemmule. Sedangkan reproduksi secara generatif dengan cara konjugasi.

Klasifikasi porifera

  • Di mana rangkanya berupa spikula yang dibentuk dari zat kapur atau CaCO3. Spikula ada yang monoakson, triakson, dan tetraakson. Adapun contohnya yaitu Clathrina, Lecosolenia, Schypa, Sycon, dan Grantia.
  • Di mana rangkanya berupa spikula yang dibentuk oleh zat kersik atau silikat. Memiliki duri dengan enam cabang atau heksakson. Adapun contohnya yaitu Aspergillum, Pheronema, Hyalonema, dan Euplectella.
  • Di mana rangkanya bukan berupa spikula, namun berupa serabut spongin. Memiliki duri yang bercampur dengan silikat yang monoakson, triakson, tetraakson, dan heksakson. Adapun contohnya yaitu Euspongia, Hippospongia, dan Spongilla.

Peranan porifera dalam kehidupan manusia yaitu sebagai berikut.

  • Sppons atau demonospongiae dapat dimanfaatkan manusia untuk mandi dan sebagai pembersih kaca.

2. Filum Coelenterata

Coelenterata berasal dari coelos dan enteron. Coelos merupakan rongga. Sedangkan, enteron merupakan usus. Sehingga, coelenterata merupakan hewan yang memiliki rongga.

Coelenterata kadang – kadang berbentuk medusa dan polip. Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh coelenterata yaitu sebagai berikut.

  • Tubuhnya berbentuk radial simetris atau silindris, globular, atau spherikal.
  • Dinding tubuhnya diploblastik terdiri dari ektoderm dan edoderm yang memiliki sel jelatang atau penyengat.
  • Tidak mempunyai anus, hanya memiliki mulut yang dilengkapi dengan tentakel di sekelilingnya.
  • Sistem pencernaannya tidak lengkap, hanya berupa rongga gastrovaskuler.
  • Belum memiliki alat pernapasan, alat sirkulasi, maupun alat ekskresi yang khusus.

Klasifikasi coelenterata dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • Kelas Hydrozoa. Di mana kelas ini ada yang hidup soliter atau berkoloni. Siklus hidupnya terdiri dari fase polip dan medusa. Rongga gastrovaskulernya tidak dilengkapi dengan stomedeum dan mesentrium, ataupun sel – sel jelatang.

Lapisan mesoglea merupakan lapisan yang nonseluler yang bentuknya pasta. Gonadnya dapat ditemukan di dalam lapisan epidermis. Adapun contoh dari kelas Hydrozoa yaitu Hydra sp., Obelia sp., dan Physalia pelagica.

  • Kelas Scyphozoa. Di mana tubuhnya menyerupai mangkuk. Siklus hidupnya terdiri dari fase polip dan medusa. Namun, fase medusanya lebih menonjol. Adapun contoh dari kelas ini yaitu Pericolpa Quadrigata, Lucernaria, dan Aurelia aurita atau ubur – ubur.
  • Kelas Anthozoa. Di mana bentuknya menyerupai bunga. Fase medusanya telah tereduksi sehingga hanya ada fase polip saja. Lapisan mesogleanya bersifat selular. Adapun contoh dari kelas ini yaitu Metridium atau anemon laut, Tubifora musica atau karang suling, Antipathes dichotoma, Gorgonia flegellum atau kipas laut, Arcophora sp., Meandrina sp., Fungia sp., Astrangia danae, dan Renilla reniformis.

Peran coelenterata dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut.

  • Hewan ubur- ubur dapat dimanfaatkan untuk bahan tepung ubur- ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik.
  • Di jepang, ubur – ubur dimanfaatkan untuk bahan makanan.
  • Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat melindungi pantai dari abrasi serta merupakan tempat persembunyian dan perkembangbiakan ikan.

Simak juga: Virus: Pengertian, Ciri, Klasifikasi, Perkembangbiakan dan Peran dalam Biologi

3. Filum Platyhelminthes

Plathyhelminthes berasal dari kata platys dan helminthes. Platys berarti pipih. Sedangkan helminthes berarti cacing. Jadi platyhelminthes yaitu cacing pipih. Adapun ciri – ciri dari platyhelminthes yaitu sebagai berikut.

  • Tubuhnya berbentuk pipih, epidermis bersilia, troploblastik, acoelomata, dan simetris bilateral.
  • Belum memiliki sistem peredaran darah dan sistem pernapasan.
  • Sistem ekskresi berupa nephridia
  • Sistem pencernaannya tidak sempurna dan tidak memiliki anus.
  • Sistem saraf berupa tangga tali
  • Memiliki otot, rongga pencernaan, berupa gastrovaskular yang tidak memiliki anus.
  • Reproduksi secara vegetatif dengan fragmentasi dan reproduksi secara generatif dengan fertilisasi silang, pada umumnya bersifat hermaprodit.

Klasifikasi platyhelminthes dapat dijabarkan sebagai berikut.

  • Kelas turbellaria. Di mana tubuhnya berbentuk tongkat, epidermis bersilia, memiliki dua mata, tidak memiliki alat hisap. Hidupnya di air tawar yang jernih, air laut atau tempat yang lembap, dan jarang sebagai parasit. Dapat beregenerasi dengan cara memotong tubuh dan daya regenerasinya tinggi. Adapun contohnya yaitu Planaria sp., dan Alaurina couposita.
  • Kelas cestoda. Di mana tubuhnya berbentuk pipih seperti pita, terdiri dari kepala atau skoleks dan tubuh atau strobila. Mempunyai alat pengisap yang berkait. Setiap segmen tubuh atau proglotidnya merupakan satu individu dan memiliki alat perkembangbiakan sendiri. cestoda memiliki sifat hemafrodit. Adapun contohnya yaitu Taenia saginata, Taenia solium yang ada dalam usus manusia, Choanotaenia infudibulum yang ada dalam usus ayam, Echinococcus granulosus yang ada di dalam usus anjing dan Dipylidium latum yang menyerang manusia.
  • Kelas Trematoda. Di mana tubuhnya diliputi oleh kutikula, tidak memiliki silia dan simetris bilateral. Mulut memiliki alat pengisap. Trematoda memiliki sifat hermafrodit dan parasit. Adapun contohnya yaitu Fasciola hepatica merupakan parasit pada hati domba, Fasciola gigantica merupakan parasit pada hati sapi, Chlonorchis sinensis merupakan parasit pada manusia, Polystomum sp., Octobothrium dan Schistosoma japonicum.

Peranan Platyhelminthes dapat kehidupan manusia yaitu sebagai berikut.

  • Pada umumnya platyhelminthes merugikan, sebab memiliki sifat parasit pada manusia maupun hewan, kecuali planaria sp.
  • Planaria dapat dimanfaatkan sebagai makanan untuk ikan.

4. Filum Nemathelminthes

Nemathelminthes berasal dari kata nemathos dan helminthes. Nemathos berarti benang. Sedangkan, helminthes berarti cacing. Sehingga, nemathelminthes yaitu cacing yang berbentuk benang, memiliki intestin, dan tidak memiliki probosis.

Adapun ciri – ciri dari nemathelminthes yaitu sebagai berikut.

  • Tubuhnya dilapisi oleh kutikula, tidak memiliki segmen, pseudoselomata, dan triploblastik.
  • Saluran pencernaan sempurna, dari mulut sampai dengan anus.
  • Tubuhnya silindris dan bersegmen, dilapisi oleh kutikula.
  • Sistem respirasi melalui permukaan tubuh secara difusi
  • Saluran peredaran darah tidak ada, namun cacing ini memiliki cairan yang berfungsi menyerupai darah.
  • Alat kelaminnya terpisah, cacing betina lebih besar dibandingkan dengan cacing jantan, dan tidak berkembang biak secara aseksual.
  • Cacing jantan memiliki ujung yang berkait.

Klasifikasi nemathelminthes dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • Kelas nematoda. Di mana tubuhnya berbentuk silindris seperti benang. Nema berarti benang dan toda berarti bentuk. Adapun contohnya yaitu Ascaris lumbricoides atau cacing gelang, necator americanus dan ancylostoma duodenale atau cacing tambang, oxyuris vermicularis atau cacing kremi, dan wuchereria bancrofti merupakan penyebab kaki gajah.
  • Kelas nematophora. Di mana tubuhnya berbentuk bulat kecil seperti rambut, dinamakan juga dengan cacing rambut. Adapun contohnya yaitu nectonema sp dan gordiust sp. merupakan parasit pada arthropoda.

Peranan nemathelminthes dalam kehidupan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • Sebagian besar nemathelminthes memiliki sifat parasit baik pada manusia dan hewan.
  • Namun ada juga cacing yang memiliki peranan penting dalam memelihara keseimbangan alam melalui jaring – jaring makanan, seperti ascaris lumbricoides dan ascaris suillae.

5. Filum Annelida

Annelida berasal dari kata annulis dan oidos. Annulus berarti gelang kecil atau cincin. Sedangkan oidos berarti bentuk. Sehingga, annelida merupakan cacing yang tubuhnya beruas – ruas menyerupai cincin atau gelang.

Adapun ciri –ciri yang dimiliki oleh annelida yaitu sebagai berikut.

  • Tubuhnya simetris bilateral, tertutup oleh kutikula yang licin, panjang dan beruas – ruas.
  • Setiap segmen dilengkapi dengan satu sampai empat pasang setae.
  • Alat geraknya berupa rambut – rambut kaku atau setae di setiap ruas.
  • Memiliki tentakel, rongga tubuh atau coelom dan pada umumnya terbagi oleh septa.
  • Sistem kardiovaskuler tertutup
  • Respirasi dengan kulit atau dengan branchia
  • Organ ekskresinya terdiri dari sepasang nephridia pada tiap segmen
  • Sebagian besar bersifat hermafrodit
  • Pencernaan makanannya lengkap, dari mulut sampai anus
  • Sistem saraf terdiri dari ganglion cerebrale dan berkas saraf ventralis
  • Sistem peredaran darah tertutup
  • Memiliki ganlion cerebralis satu pasang pada dorsal.
  • Memiliki ganglion saraf lateral.

Klasifikasi annelida dapat dijelaskan sebagai berikut

  • Kelas polychaeta. Di mana tubuhnya beruas – ruas, coelom pada umunnya terbagi oleh septa dan intersegmental. Hidupnya di laut, memiliki sifat gonochoristis, dan memiliki banyak setae. Fertilisasinya eksternal, perkembangan melalui stadium larva dinamakan dengan trochopora. Adapun contohnya yaitu nereis sp., eunice sp., dan lysidace sp.
  • Kelas oligochaeta. Tubuhnya beruas- ruas, setae sedikut silindris, tidak memiliki parapodia, prostomium jelas ada namun pada umumnya tanpa ekstremitas. Memiliki sifat hermafrodit, reproduksi dilakukan dengan fertilisasi silang. Adapun contohnya yaitu lumbricus terestis
  • Kelas hirudinae. Memiliki banyak lekukan – lekukan atau annulli, tidak ada setae atau parapodia. Memiliki dua buah alat penghisap dan memiliki sifat hermafrodit. Memiliki zat hirudinin yang dapat menyebabkan darah sukar beku pada saat dihisap. Adapun contohnya yaitu hirudo medicinalis atau lintah, dan haemodipsa sp atau pacet.

Peranan annelida dalam kehidupan manusia yaitu sebagai berikut. Sebagian besar hewan in tidak berbahaya bahkan hirudo medicinalis atau lintah dijadikan sebagai alternatif untuk pencucian darah.

6. Filum Mollusca

Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh mollusca yaitu sebagai berikut.

  • Bertubuh lunak, multiseluler, dan triploblastik selomata.
  • Sebagian besar memiliki cangkok dari zat kapur dan mantel
  • Tubuhnya simetri bilateral dan tidak memiliki segmen, kecuali pada monoplacophora
  • Memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang memiliki sifat khusus
  • Coelom mereduksi, dinding tubuh tebal dan berotot
  • Memiliki kaki berotot yang secara umum digunakan untuk bergerak
  • Lubang anus dan ekskretori pada umumnya membuka ke dalam rongga mantel.
  • Mollusca memiliki sistem pencernaan yang berkembang sempurna, di mana sudah memiliki saluran pencernaan dari mulut sampai anus, pada rongga mulut ditemukan lidah bergerak dinamakan juga dengan radula atau lidah parut.
  • Ovum memiliki ukuran yang kecil dan mengandung sedikit kuning telur
  • Organ ekskresinya berupa ginjal yang memiliki jumlah sepasang atau terkadang hanya berjumlah satu buah, ginjal berhubungan dengan rongga perikandrium
  • Memiliki saluran peredaran darah dan jantung yang terdiri dari aurikel dan ventrikel. Sistem peredaran darah terbuka, kecuali pada cephalopoda di mana sistem peredaran darahnya tertutup.
  • Tidak memiliki rangka dalam, namun memiliki kelenjar mantel yang dapat digunakan untuk membentuk cangkok dari bahan CaCO3 atau kapur dan lender. Cangkok memiliki fungsi untuk melindungi tubuh.
  • Sistem saraf berupa tiga pasang simpul saraf atau ganglion, yaitu ganglion serebral, ganglion visceral, dan ganglion pedal. Ketiganya saling berhubungan dengan serabut – serabut saraf.
  • Pernapasan dilakukan oleh pulponum, epidermins, insang atau mantel.
  • Alat reproduksi terpisah atau dioceus, namun ada yang hermaprodit seperti pada bekicot
  • Habitat kosmopolit, artinya dapat hidup di air laut, tawar, darat dari daerah kutub sampai tropis.

Klasifikasi mollusca dapat dijabarkan sebagai berikut.

  • Kelas polyplacophora atau amphineura. Di mana tubuhnya simetri bilateral, cangkok tersusun atas delapan buah lembaram transversal dari zat kapur. Kakinya menempati daerah sepanjang bagian ventral tubuh. Hidupnya di air laut dan bernapas dengan menggunakan insang. Adapun contohnya yaitu chiton sp.
  • Kelas gastropoda. Tubuhnya asimetris, bergerak dengan menggunakan kaki perut. Memiliki sifat hermafrodit.cangkok tunggal, bentuk spiral, besarnya beraneka ragam, dan warna cangkok bermacam- macam. Ada yang tidak mempunyai cangkok seperti limax sp. Hidup di air atau darat, bernapas dengan menggunakan insang atau paru – paru. Adapun contohnya yaitu achantina sp., limax maximus, lymnea javanica, helix pomantia, dan achantina fulica.
  • Kelas bivalvia. Di mana tubhuhnya simetris bilateral dan kaki pipih. Memiliki sepasang cangkok dengan tonjolan puncak yang dinamakan dengan umbo. Mantel dengan rongga mantelnya. Memiliki insang berupa lembaran, bersifat gonochris. Adapun contohnya yaitu remis sp., pinctada margaritifera, dan pinctada mertensi.
  • Kelas chepalopoda. Di mana kaki bergabung dengan kepala dalam bentuk tangan, tentakel dan atau siphon. Tidak memiliki cangkok dan memiliki kantung tinta, kecuali nautilus. Bernapas dengan menggunakan insang, memiliki sifat gonochoris. Adapun contohnya yaitu loligo sp. atau cumi – cum, octopus sp atau gurita, sepia sp. dan nautilus sp.
  • Kelas scaphoda. Ujung cangkoknya berlubang dengan bentuk seperti gading gajah. Hidupnya di air laut. Adapun contohnya yaitu detalium entale.

Peranan mollusca dalam kehidupan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • Sebagai bahan makanan, adapun contohnya yaitu cumi – cumi dan gurita
  • Untuk barang perhiasan atau mutiara
  • Merupakan hama bagi tanaman, seperti keong mas dan bekicot

7. Filum Arthropoda

Arthropoda berasal dari arthron dan podos. Arthron berarti ruas atau sendi. Sedangkan podos berarti kaki. Sehingga, Arthropoda yaitu hewan yang kakinya beruas- ruas atau berbuku – buku. Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh Arthropoda yaitu sebagai berikut

  • Tubuhnya terdiri dari kepala, dada, abdomen yang dapat dibedakan
  • Simetri bilateral dan triplobastik selomata
  • Arthropoda memiliki rangka luar dari zat tanduk atau kitin, pada waktu tertentu kulit tersebut akan berganti atau mengalami ekdisis
  • Alat pencernaannya berkembang sempurna dari mulut sampai anus di posterior
  • Alat ekskresinya berupa kelenjar hijau pada crustacea, sel malpighi pada myriapoda, arachnoidea, dan insecta
  • Alat pernapasan berupa insang pada crustacea, trakea pada insecta dan myriapoda, paru – paru buku pada arachnida
  • Sistem saraf berupa sistem tangga tali
  • Bereproduksi secara generatif, kelaminnya terpisah, dan pembuahan secara internal
  • Sistem peredaran darahnya terbuka, yang terdiri dari jantung, pembuluh dan aorta, sistem respirasi dengan insang, permukaan tubuh, trakhea dan paru – paru buku.

Klasifikasi Arthropoda dapat dijelaskan sebagai berikut

  • Kelas crustacea. Di mana tubuhnya terdiri dari cephalothorax dan abdomen. Memiliki sepasang mata faet dan sepasang antena. Kaki ada di semua ruas. Alat respirasinya berupa insang. Adapun contohnya yaitu uca pugnax, pagurus sp., penaeus monodon, ochipoda, dan cambarus sp.
  • Kelas chilopoda. Di mana tubuhnya berbentuk pipih memanjang dan bersegmen, terdiri dari kepala dan abdomen, thoraxnya tidak jelas. Memiliki sepasang antena dan satu pasang kaki di setiap segmen. Alat respirasinya berupa sistem trakea. Adapun contohnya yaitu scolopendridae heros atau kelabang
  • Kelas diplopoda. Di mana tubuhnya terdiri dari kepada dan abdomen, thoraxnya tidak jelas dan antenanya pendek. Memiliki segmen yang banyak dengan dua pasang kaki setiap segmennya. Alat respirasinya berupa sistem trakea. Adapun contohnya yaitu spirobolus sp. atau kaki seribu.
  • Kelas arachnoida. Di mana tubuhnya terdiri dari cephalothorax dan abdomen. Memiliki empat pasang kaki. Tubuhnya tidak memiliki segmen, tidak memiliki antena. Bernapas dengan menggunakan paru – paru. Adapun contohnya yaitu limulus poliphemus, centuroides dan heterometrus cyanicus
  • Kelas insecta. Di mana tubuhnya terdiri dari cephal, thorax, dan abdomen. Memiliki antena, mata facet, mata tunggal, dan sayap. Alat respirasinya berupa sistem trakea. Adapun contohnya yaitu mantis religlosa, valanga magricormis, magicicada septendicum, pieris rapae, crocotharmis sp., dan phyllopnaga

Peranan Arthropoda dalam kehidupan manusia dapat dijelaskan sebagai berikut

  • Golongan kupu –kupu dan lebah atau insecta sangat membantu para petani sebab dapat membantu proses penyerbukan bunga
  • Lebah madu atau apis mellifera dapat menghasilkan madu
  • Ulat sutra membuat kepompong yang dapat menghasilkan sutra
  • Crustacea banyak dijadikan sebagai bahan makanan
  • Insecta juga dapat merugikan yaitu menjadi hama tanaman, parasit pada manusia, dan ternak. Selain itu, hewan dari filum ini juga banyak yang beracun.

8. Filum Echinodermata

Echinodermata berasal dari kata echinos dan derma. Echinos berarti duri. Sedangkan, derma berarti kulit. Sehingga echinodermata yaitu hewan yang berkulit duri. Adapun ciri – ciri dari echinodermata yaitu sebagai berikut.

  • Tubuhnya simetri bilateral pada saat larva dan simetri radial pada saat telah dewasa, berbentuk bulat dan dilengkapi dengan lengan- lengan panjang.
  • Larva dinamakan dengan bipinnaria.
  • Berkembang biak secara kawin, alat kelaminya terpisah dengan fertilisasi eksternal.
  • Alat gerak berupa kaki ambulakral
  • Tidak memiliki segmen, seluruh tubuh tertutup rangka kapur dan berduri serya pentamer.
  • Alat pencernaan berkembang sempurna dari mulut sampai anus, kecuali kelas ophiuroidea yang tidak memiliki anus
  • Ekskresi menggunakan sel – sel amoebid
  • Trobloblastik selomata.
  • Selom dibatasi oleh peritoneum yang bersilia, selom bersatu dengan kaki ambulakral.
  • Alat pernapasan berupa dermal branchiata, kaki tabung atau tentakel , kaki insang
  • Sistem saraf berpusat di cincin saraf, dihubungkan dengan tali –tali saraf radial.
  • Hermafrodit pada kelas holothuroidea berkelamin terpisah atau berumah dua
  • Secara evolusi hubungan kekerabata dengan chordata lebih dekat dibandingkan dengan hewan yang lain sebab memiliki kesamaan antara lain adanya mesodermal endoskeleton, pada blastofor terdapat anus, mulut terbentuk dari kantong ectoderm dan mesoderm berkembang membentuk kantung.

Klasifikasi echinodermata dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • Kelas ophiuroidea. Bentuknya seperti ular. Tidak mempunyai celah ambulakral. Pentamernya berlengan panjang dan ramping serta mudah digerakkan. Adapun contohnya yaitu ophiutrix sp., ophiura sp., dan ophiuderma sp.
  • Kelas echinoidea. Bentuknya seperti landak, cakram, atau globular. Rangka dari keping – keping kapur. Tubhnya berduri, tidak mempunyai celah ambulakral, tidak memiliki tangan – tangan. Adapun contohnya yaitu arbacia punktulata, diadema sp., echinarachinus sp., strongylocentrolus sp., colobocentrotus sp., dan heterocentrotus sp.
  • Kelas holothuroidea. Di mana kulit durinya halus, tubuhnya seperti mentimun, dan memiliki tentakel. Gerakannya fleksibel, lembut, dan tidak memiliki lengan. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung abora. Adapun contohnya yaitu thyone briares dan holothuria sp.
  • Kelas asteroidea. Di mana bentuknya seperti bintang, tubuh terbagi ke dalam lima tangan atau pentamer. Terdapat celah ambulakral. Pada bagian ujung tangan ada bintik mata dan tetakel. Adapun contohnya yaitu asterias forbest, penta ceros sp., dan linkhia sp.
  • Kelas crinoide. Kelas ini mirip dengan tumbuhan bunga, memiliki lima lengan. Mulut dan anus ada di permukaan oral dan tidak memiliki madreporit. Adapun contohnya yaitu metacrinus sp dan antedon tenella.

Peranan echinodermata dalam kehidupan manusia yaitu sebagai berikut

  • Sebagai permbersih lautan, karena echinodermata membantu dalam membersihkan lautan
  • Dijadikan sebagai bahan makanan, seperti mentimun laut atau telur bulu babi
  • Dijadikan sebagai barang hiasan
  • Echinodermata juga dapat merugikan sebab memakan tiram atau kerang mutiara dan hewan karang sehingga banyak yang mati

9. Filum Chordata

Chordata merupakan suatu hewan yang memiliki empat struktur anatomis yang muncul selama masa embrionik. Struktur tersebut yaitu notokorda atau tali atau sumbu tubuh sementara, tali saraf dorsal berlubang, celah faring, dan ekor pasak anus yang berotot.

Adapun ciri – ciri dari chordata yaitu sebagai berikut

  • Memiliki tiga lapisan embrional atau triploblastik
  • Memiliki coelum yang telah berkembang biak
  • Memiliki organ yang kompleks
  • Pusat saraf berupa pembuluh yang ada di sebelah punggung atau dorsal notokorda
  • Tubuhnya simetri bilateral
  • Ada pembagian tubuh anterior dan posterior
  • Euselomata
  • Memiliki segmen tubuh, namun hanya sedikit
  • Penyokong tubuh berupa kerangka dalam atau endoskeleton
  • Sistem pencernaannya sempurna
  • Sistem peredaran darahnya tertutup
  • Sistem pernapasan berupa insang untuk chordata air dan paru – paru untuk chordata darat
  • Sistem ekskresi berupa ginjal, sebagian besar dilengkapi dengan kantong urine
  • Sistem saraf terbagi atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi
  • Sistem reproduksi secara seksual

Klasifikasi chordata dapat dijelaskan sebagai berikut

  • Subfilum hemichordata. Di mana pada subfilum ini memiliki notokorda yang pendek. Bentuk tubuhnya pipih seperti cacing. Pada umumnya habitat di dasar laut berlumpur atau berpasir. Adapun contohnya yaitu saccoglossus
  • Subfilum urochordata. Di mana tubuhnya pendek dan tebal. Notokorda hanya dapat ditemukan pada bagian ekor larva saja. Habitat di laut secara bebas maupun melekat pada substrat. Beberapa ada yang hidupnya membentuk koloni. Adapun contohnya yaitu kelompok hewan tunikata.
  • Subfilum cephalochordata. Di mana tubuhnya berbentuk pipih memanjang agak transparan. Bagian posteriornya runcing , pada umumnya dinamakan dengan lancet. Pada umumnya menguburkan diri di dalam pasir tepi laut yang bersih dengan memunculkan bagian anteriornya. Adapun contohnya yaitu amphioxus dan lancelet.
  • Subfilum vertebrata. Memiliki tubuh yang dibagi menjadi kepala, leher, badan, dan ekor. Memiliki ruas – ruas tulang belakang. Otak berada di dalam tulang tengkorak. Adapun contohnya yaitu ikan dan tetrapoda.

Lebih lanjut, subfilum vertebrata terbagi menjadi dua super classis yaitu pisces dan tetrapoda. Masing – masing dapat dijelaskan sebagai berikut.

Super classic pisces

Kelompok ini pada umumnya dikenal dengan nama ikan. Memiliki sisik pada tubuhnya. Memiliki sepasang rahang kecuali pada classis agnatha. Di sepanjang sisi tubhnya memiliki gurat sisi yang berperan untuk indra anus.

Pisces dikelompokkan ke dalam empat classis yaitu sebagai berikut.

Classis agnatha

Ciri – ciri classis ini yaitu belum memiliki rahang sehingga mulutnya sederhana seperti mulut cacing. Memiliki sifat parasit pada ikan yang besar. Adapun contohnya yaitu lamprey atau belut laut.

Classis placodermi

Ciri - ciri classis ini yaitu memiliki tubuh yang bersisik plakoid atau berbentuk gigi.

Classis chondrichtyes

Ciri –ciri classis ini yaitu memiliki rangka yang tersusun atas tulang rawan. Adapun contoh dari classis ini yaitu pari dan hiu.

Classis osteichthyes

Ciri –ciri classis ini yaitu memiliki rangka yang tersusun atas tulang keras. Hidupnya di air payau dan laut. Adapun contohny yaitu ikan mas, lele, dan gurami.

Super classis tetrapoda

Hewan ini memiliki empat kaki, oleh sebab itu dinamakan dengan tetrapoda. Tetrapoda dikelompokkan menjadi empat classis, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

Classis amphibia

Amphibia mempunyai dua fase dalam hidupnya, yaitu fase kehidupan di darat dan di air. Memiliki kulit yang lembab dan berlendir. Amphibia dikelompokkan ke dalam tiga ordo yaitu sebagai berikut.

Ordo urodela, ciri – ciri ordo ini yaitu memiliki bentuk larva dan dewasa yang sama, kaki depan dan belakang sama besar. Adapun contoh dari ordo ini yaitu megalobatrachus japonicus atau salamander raksasa, salamandra corsica.

Ordo apoda, ciri – ciri ordo ini yaitu memiliki bentuk seperti cacing, tidak memiliki kaki, ekornya pendek, dan hidup di tempat yang gelap dan basah. Adapun contoh dari ordo ini yaitu ichtyophis glutinosus atau salamander cacing.

Ordo anura, ciri – ciri ordo ini yaitu memiliki tubuh yang terdiri dari kepala dan badan, tanpa leher dan ekor. Adapu contoh dari ordo ini yaitu bufo terrestis atau kodok.

Classis reptilia

Reptilia dinamakan juga hewan melata sebab bergerak dengan cara merayap menggunakan sel ototnya. Reptilia dikelompokkan menjadi empat ordo yaitu sebagai berikut.

Ordo squmata, ciri – ciri ordo ini yaitu kulitnya mengandung zat tanduk. Adapun contohnya yaitu ular, bunglon, cecak, tokek, dan kadal.

Ordo testudinata, ciri – ciri ordo ini yaitu tubuhnya dilindungi oleh karapaks dan plaston. Adapun contohnya yaitu kura- kura, penyu, dan bulus.

Ordo crocodila, ciri – ciri ordo ini permukaan tubuh bersisik sebagai hasil osifikasi atau penulangan. Contohnya yaitu buaya.

Ordo rhynchocepholia, ciri –ciri ordo ini yaitu kulit yang mengandung zat tanduk dan bersisik, serta punggungnya berduri pendek. Adapun contoh ordo ini yaitu tuatara atau sphenodon punctatum.

Classis aves

Aves dinamakan juga dengan unggas atau burung. Aves merupakan hewan yang berbulu dan bersayap. Pada umumnya dapat terbang. Aves dikelompokkan ke dalam beberapa ordo yaitu sebagai berikut

Ordo ratites, ciri – ciri ordo ini tidak dapat terbang. Contohnya yaitu burung unta atau struthio camelus.

Ordo galliformes, ciri –ciri ordo ini yaitu memiliki kaki untuk mengorek dan berlari. Adapun contohnya yaitu ayam kampung atau gallus gallus bankiva.

Ordo natatores, ciri – ciri ordo ini yaitu memiliki selaput renang di antara jari kakinya yang memiliki fungsi untuk berenang, dan kakinya pendek. Contoh ordo ini yaitu angsa atau olor columbianus.

Ordo grallatores, ciri –ciri ordo ini yaitu memiliki paruh, leher, dan tungkai yang panjang. Adapun contohnya yaitu flamingo atau phoenicopterus rubber.

Ordo coraciformes, ciri –ciri ordo ini yaitu memiliki paruh dan kepala yang besar, serta tungkainya pendek. Contohnya yaitu rangkong atau buceros rhinoceros

Ordo columbiformes, ciri – ciri ordo ini yaitu memiliki tembolok yang besar dan pemakan biji – bijian. Contohnya yaitu merpati atau columba domestica.

Ordo apodiformes, contohnya yaitu walet atau caetura pelagica. Ordo oscines, ciri – ciri ordo ini yaitu memiliki suara yang merdu sebab memiliki pita suara yang berfungsi dengan baik. Contohnya yaitu kenari atau serinus canaria.

Classis mamalia

Mamalia dinamakan juga hewan menyusui. Kelompok ini memiliki rambut dan menyusui anaknya pada masa tertentu. Mamalia dikelmpokkan ke dalam beberapa ordo yaitu sebagai berikut.

Ordo monotremata, ciri – ciri ordo ini yaitu mamalia berparuh dan bertelur, adapun contohnya yaitu paltipus atau ornitorhyncus anatinus.

Ordo marsupialia, ciri – ciri ordo ini yaitu mamalia berkantong, contohnya yaitu kanguru atau macropus giganteus.

Ordo insectivora, ciri – ciri ordo ini yaitu mamalia pemakan serangga, contohnya yaitu landak atau hystrir javanica.

Ordo dermoptera, ciri – ciri ordo ini yaitu mamalia bersayap kulit seperti sayap kelelawar, contohnya yaitu galeopithecus.

Ordo chiroptera, ciri – ciri ordo ini yaitu mamalia bersayap tangan dengan selaput di antara ruas jari sampai ke belakang hingga tungkau depan bagian belakang. Contohnya kelelawar codot atau pteropus edulis.

Ordo primata, ciri – ciri ordo ini yaitu mamalia yang memiliki anggota gerak yang panjang, contohnya yaitu gorila atau gorilla gorilla.

Pholidota, ciri – ciri ordo ini yaitu mamalia bersisik dan tidak bergigi. Contohnya yaitu trenggiling atau manis javanica.

Ordo rodentia, ciri – ciri ordo ini  yaitu mamalia pengerat. Contohnya yaitu tikus mencit atau mus musculus.

Ordo lagomorpha, ciri – ciri mamalia yang mirip dengan ordo rodentia, namun memiliki empat gigi seri atau lebih. Contohnya  yaitu kelinci atau lepus nigricollis.

Ordo carnivora, ciri – ciri ordo ini yaitu mamalia pemakan daging. Contohnya yaitu anjing atau canis familiaris

Ordo sirenia, ordo ini biasa dinamakan dengan sapi laut. Contohnya yaitu dugong Australia atau halicore dugong.

Peranan chordata dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut.

  • Seluruh hewan di muka bumi ini memiliki peranan dalam kehidupan manusia.
  • Berbagai jenis hewan chordata dimanfaatkan oleh manusia menjadi beberapa fungsi, antara lain, makanan (daging ayam, kambing, sapi, dan ikan), bahan kulit (kulit sapi, kambing, ular, dan buaya), transportasi (kuda, keledai, unta, gajah, dan kerbau), dan peliharaan (ikan, kucing, burung, dan anjing).

Demikian pemaparan tentang ciri, dan klasifikasi kingdom animalia. Semoga artikel ini membantumu dalam memahami tentang kingdom animalia. Selamat belajar.

Referensi:

  1. Handayani, N. 2009. Buku Kantong Biologi SMA. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
  2. Zakrinal & S., Sinta Purnama. 2009. Jago Biologi SMA. Jakarta: Media Pusindo.
  3. Novel, S. S. 2012. Superlengkap Biologi SMA. Jakarta: GagasMedia.
  4. Susilowarno, R.G., Hartono, R.S., Mulyadi, Enik M., Murtiningsih, dan Umiyati. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grasindo
  5. Kusnadi, Muhsinin, S. dan Sanjaya, Y. New Pocket Book Biologi SMA Kelas X, XI, & XII. Jakarta: Cmedia
  6. Asterisma, G. Tanpa Tahun. “Pop-Up” Rumus Biologi SMA. Jakarta: Kompas Ilmu.
*Penulis: Indriyana Rachmawati